Senin (25/2/2019)bertepatan dengan peringatan 25 tahun pembantaian Masjid Ibrahimi di kotaHebron yang dilakukan oleh seorang ekstrimis Yahudi Baruch Goldstein di dalammasjid. Akibatnya 29 warga Palestina yang sedang shalat subuh meninggal dunia danlebih 150 lainnya luka-luka.
Pada hariJumat 25 Februari 1994 bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan teroris YahudiBaruch Goldstein melakukan pembantaian ketika Dia memasuki Masjid Ibrahimi padasaat sedang shalat subuh berlangsung. Dia mengenakan seragam militer danmenembakkan tiga magazin dengan senapan mesinnya ke arah para jamaah Palestinayang sedang melakukan shalat Subuh. Sejumlah jamaah shalat selamat daripembantaian dan membunuhnya.
Pasukanpendudukan Israel yang ada di dalam area maasjid menutup pintu-pintu masjiduntuk mencegah jamaah shalat melarikan diri serta mencegah orang-orang yangdatang dari luar masuk ke area masjid untuk menyelamatkan para jamaah yangterluka. Kemudian yang lain dibunuh oleh tentara Israel di luar masjid danselama mengantar pemakaman para korban pembantaian sehingga jumlah korbanmeninggal bertambah menjadi 50 orang.
Baruch Goldsteinlelaki usia 42 ini adalah seorang dokter dari gerakan Kach. Dia datang kePalestina dari Amerika pada tahun 1980 dan tinggal di permukiman Yahudi KiryatArba di Hebron. Sebelum melakukan pembantaian tersebut dia menyatakan bahwa diaakan “benar-benar menghentikan sejarah” seperti yang dia klaim padasaat itu.
Pada haripembantaian ketegangan meningkat di kota Hebron dan desa-desanya serta semuakota Palestina. Jumlah korban meninggal akibat konfrontasi dengan pasukanpenjajah Israel pasca pembantaian itu mencapai 60 orang.
Menyusulpembantaian itu pasukan pendudukan Israel menutup Masjid Ibrahimi dan Kota Tuaselama enam bulan dengan dalih untuk melakukan investigasi atas kejahatantersebut. Komite investigasi dibentuk secara sepihak oleh Hakim Agung IsraelMeir Shamgar untuk menyelidiki pembantaian dan penyebabnya.
Pada saat itukomite investigasi mengeluarkan beberapa rekomendasi termasuk pembagian MasjidIbrahimi menjadi dua bagian dan memberlakukan realitas pendudukan yang sulitpada kehidupan warga di Kota Tua serta memberlakukan pengamanan ketat diwilayah tersebut.
Komiteinvestigasi memberikan hak kedaulatan pada penjajah Israel atas sekitar 60%dari area Masjid Ibrahimi dengan tujuan untuk dilakukan yahudisasi danpengambil alihan. Berulang kali penjajah Israel melarang kumandang adzan diMasjid Ibrahimi. Komite investigasi juga merekomendasikan untuk membuka total MasjidIbrahimi dalam setahun hanya selama 10 hari saja bagi umat Islam dan 10 untukorang Yahudi.
Kementerian Wakafdan Urusan Agama Palestina pada hari Senin (25/2/2019) bertepatan denganperingnatan pembantaian ini mengeluarkan pernyataan yang isinya menegaskan”Masjid Ibrahimi adalah murni masjid Islam. Masjid Ibrahimi adalah wakaf yanghanya untuk umat Islam saja. Keputusan apapun tidak akan mengubah status ini danakan tetap demikian.”
Kementerian Wakafmenegaskan bahwa pihaknya adalah pemilik yurisdiksi dan kontrol atas Masjid Ibrahimidalam hal agama administrasi dan hukum. Hal ini yang ditegaskan dandikonfirmasi oleh UNESCO melalui keputusannya yang menambahkan Masjid Ibrahimike daftar warisan dunia. UNESCO menolak keras terhadap semua tindakan yahudisasiyang dilakukan oleh penjajah israel terhadap Masjid Ibrahimi dan sekitarnya danKota Tua.
Kementerian Wakafmenegaskan bahwa Masjid Ibrahimi masih terus menjadi sasaran pelanggaran seriusoleh pasukan penjajah Israel dan para pemukim pendatang Yahudi. Pada tahun2018 penjajah israel mencegah kumandang adzan di menara sebanyak 631 waktu. Merekamenutup Masjid Ibrahimi bagi jamaah kaum Muslimin selama sepuluh hari penuh. Selainitu juga terjadi 48 pelanggaran dan penyerangan di dalam area masjid dalam berbagaijenisnya. Hal ini menuntut adanya tindakan dan kerja serius untuk menghentikanpelanggaran-pelanggaran tersebut.
Dalam pernyataannyaKementerian Wakaf menyerukan kepada warga Palestina pada umumnya dan warga kotaHebron secara khusus untuk melakukan perjalanan ke Masjid Ibrahimi berada didalamnya dan memakmurkannya dengan shalat dan ibadah lainnya.
KementerianWakaf menyerukan untuk mengaktifkan keberadaan Palestina di dalam MasjidIbrahimi membuat program-program untuk kegiatan keagamaan budaya dan sosialyang mengarah pada kehadiran umat Muslim sepanjang waktu. Selain itu dalam menghadapisemua rencana penjajah Isratel tersebut harus dengan persatuan penuh dankonsensus nasional guna mendapatkan hak-hak tersebut secara penuh. (was/pip)