Tue 6-May-2025

Dialog Moskow Mampukah Rusia Realisasikan yang Sulit Dilakukan Mesir?

Selasa 12-Februari-2019

Kini perhatian parapolitisi dan pengamat Palestina tertuju ke ibukota Rusia Moskow. Setelah pihakMoskow menguncang faksi-faksi Palestina untuk berdialog di wilayahnya. Hal inimemunculkan pertanyaan besar tentang apa yang dapat dicapai oleh Moskow setelahmasalah rekonsiliasi gagal direalisasikan oleh Kairo sebagai sponsor pertamaproyek rekonsiliasi Palestina tersebut.

Sebelumnya Instituteof Russian Studies telah menyerahkan undangan ke sejumlah faksi Palestinayang tahun lalu bertemu di Moskow untuk membahas beberapa persoalan terutama soalsituasi internal Palestina serta kemungkinan mewujudkan rekonsiliasi danmengakhiri perpecahan.

Rusia telahmenyatakan kesiapannya untuk mengadakan pertemuan antara gerakan Fatah danHamas di Moskow sebagai upaya untuk “berkontribusi pada rekonsiliasinasional antara para pihak.”

Tiga masalah

Anggota BiroPolitik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Musa Abu Marzuq menegaskan bahwadialog faksi-faksi Palestina yang dimulai hari Senin (11/2/2019) di Moskow fokuspada tiga masalah utama. Yaitu “melawan semua proyek yang bertujuan untukmelenyapkan isu perjuangan Palestina persatuan nasional dan penataan rumah internalPalestina serta mengatasi blokade Gaza.

Dia menyatakanada semangat dan kegigihan untuk keluar dari situasi Palestina saat ini.

Tidak ada yang baru

Analis politikAdnan Abu Amer mempertanyakan pertemuan ini dapat membuahkan hasil positif yangbisa mendorong proses rekonsiliasi ke depan. Dia memperkirakan pertemuan initidak lebih dari sekedar berjabat tangan dan mengetahui sikap Rusia.

Dia menambahkan”Undangan Rusia ini pada dasarnya bukan hal yang baru. Undangan ini tidaklain hanyalah upaya Rusia untuk tetap mendapat informasi tentang persoalan kawasandan agar tetap eksis dalam masalah Palestina yang paling kompleks.”

Pakar Palestinaini menjelaskan bahwa masalah rekonsiliasi Palestina adalah masalah eksklusifMesir yang telah memperoleh mandat Arab internasional dan regional yangtidak akan bisa dimasuki oleh siapa pun selain Kairo. Dia menegaskan bahwaMoskow tidak akan menjadi pengganti Kairo tetapi itu adalah sebuah upaya.

Abu Amer menambahkan”Krisis ini sangat jelas dalam masalah rekonsiliasi Palestina dan harapanterhadap hasil dari pertemuan ini sangat rendah.” Moskow sendiri pernah menjadituan rumah faksi-faksi Palestina tahun lalu. Akan tetapi dialog-dialog tersebuttidak menghasilkan apa-apa.

Tak ada politicalwill

“Tidakadanya kemauan politik (political will) dari para peserta dialog berartibahwa dialog ini akan gagal sebelum mereka mulai.” Demikian menurut analispolitik Ayman Rafati. Dia menegaskan bahwa Otoritas Palestina masih bersikeraspada langkah-langkah sepihak yang justru seperti menuang bensin ke dalam api.

Rafatimengatakan bahwa putaran dialog ini telah dikosongkan dari isinya setelahundangan Rusia ke faksi-faksi. Dia menambahkan “Fatah mengatakan secaraeksplisit bahwa pertemuan ini tidak mewakili pengganti Kairo. Fatah berdialogbukan untuk mencapai rekonsiliasi tetapi bagaimana mengatasi deal ofcentury inilah yang merongrong masalah Palestina dan tidak memberikanruang untuk kemajuan dalam masalah rekonsiliasi Palestina.”

Analis politik Palestinaini menyatakan bahwa pertemuan-pertemuan ini mungkin dapat ditambahkan ke sejumlahpertemuan sebelumnya di negara-negara Arab atau asing lainnya tetapi mungkin Moskowdapat memperoleh status internasional dalam pertemuan tersebut.

Dia melanjutkan”Moskow akan mendapatkan manfaat melihat lebih banyak pada masalahPalestina. Sedangkan pada level Palestina tidak akan ada yang mendapat manfaatdari masalah ini. Karena tidak akan ada apa-apa di lapangan. Tetapi mungkin akanada penandatanganan perjanjian yang tidak akan menemukan jalannya untuk diimplementasikankarena tidak adanya political will untuk rekonsiliasi.” (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied