Pusat Kajian Tawanan Palestina meminta masyarakatinternasional menekan Zionis agar menghentikan kebijakan pembunuhan sadisterhadap bangsa Palestina.
Tuntutan ini dilansir Pusat Informasi Palestina menyusulhasil penyelidikan yang dilakukan pusat data HAM Israel Betsalem tentang penembakandari jarak nol terhadap Shaleh Barghutsi.
Direktur Pusat Kajian Tawanan Rafat Hamdunah menegaskankebijakan pembunuhan terhadap bangsa Palestina meningkatkan ketegangan akhir-akhirini dan mendapat perlindungan dari pemerintahan Israel juga dinas keamanan ShinBet dan Militer Israel yang mengizinkan tentara Zionis dan para pemukimanyauntuk menembak Palestina tak berdosa dengan alasan keamanan.
Ia mengatakan kebijakan pembunuhan terhadap bangsa Palestinasebagaimana terjadi kemarin terakhir terhadap gadis Samah Zaher Mubarak yang gugursyahid ditembak serdadu Zionis juga terhadap tawanan Muhammad Zaluli Rimawibersama Izuddin Tamimi asal desa Nabi Shaleh utara Ramallah yang ditembak darijarak dua meter bersama keluarganya yang akan berobat. Kemudian dibiarkantergelatk hingga kehabisan darah dan meninggal.
Hamdunah menjelaskan tentara Zionis sebelumnya telahmembunuh sejumlah tawanana Palestina seperti Falah Abu Mariyah yang baru bebasdari penjara Israel asal Hebron. Juga mantantawanan Mutaz Hijazi asal Silwan Nafi Sadi asal Jenin serta puluhan syuhada lainyadari setiap kota Palestina.
Berulang kali pasukan khusus Zionis membunuah warga Palestinadengan cara yang sama saat penangkapan terhadap mereka di dalam penjarasebagaimana terjadi terhadap Al-Asyqar Syawa Sumudi dan yang lainya.
Peneliti bidang tawanan ini menyerukan Dewan HAM PBB sertaorganisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia untuk bergerak memaksa Zionis agarmengikuti kesepakatan dan konvensi internasioanal yang mengkriminalkan pelakupembantaian dan perlakukan tak berprikemanusiaan.
Ia juga meminta sejumlah pemerintahan dan lembaga Internasionaluntuk mempidanakan Zionis dan pemerintahanya yang telah mendorong tindakanpembnunuhan juga mempidanakan perwira tentara Zionis serta pasukan khususnyaselain sangsi yang layak bagi mereka sebagai penjahat perang dan kejahatanya terhadapbangsa Palestina dan warganya yang sedang terkepung. (asy/pip)