Unit investigasi polisi Israel Mahash menolak melakukan penyelidikanterhadap kasus pembunuhan terhadap pemuda Palestina Bassel Sidr asal Hebronpada 14 Oktober 2015 di Al-Quds terjajah walau pelakunya sudah mengakuiperbuatanya.
Sebuah laporan yang diterbitkan surat kabar Haaretz pada Ahad(23/12) mengungkapkan rincian pernyataan dari tiga anggota keamanan yangdisebut pasukan penjaga perbatasan yang melakukan aksi penembakan terhadap BasselSidr setelah ditembak nol hingga meninggal seketika. Sementara personel keamananmengklaim aksi tersebut dilakukan karena yang bersangkutan akan melakukan aksi penikaman.
Surat kabar itu mengatakan tak lama setelah kasus ini diperiksaterungkap bahwa ketiga anggota penjaga perbatasan sebagai pelaku penembakantersebut. Mereka telah menemerima intruksi rahasia 101 untuk menghabisi Sidr.
Salah satu dari mereka mengatakan bahwa dia menembak Sidrdari jarak tujuh meter setelah Sidr jatuh ke tanah.
Penjaga perbatasan kedua mengatakan dia telah menembakkanpelurunya dan mengklaim bahwa Sidr telah menggerakkan kepalanya. Sementara yangketiga mengakui “Kami telah melakukan pembunuhan itu dengan sengaja.”
Terlepas dari pengakuan tiga anggota Penjaga Perbatasan danunit lain yang menjelaskan bagaimana mereka terus menembak Sidr setelah dipukuliUnit Investigasi Mahash telah dua kali menolak melakukan penyelidikan terhadapkasus tersebut. Mereka mengklaim tidak ada kecurigaan bahwa penembakan itudilakukan terhadap Sedr karena yang bersangkutan membahayakan tiga penjagaperbatasan. Sidr telah membahayakan bagi tiga tentara dan yang orang-orang yangberada di sekitarnya hingga Sidr layak untuk ditembak dan terbaring di tanah.
Sementara itu Jaksa Penuntut Umum Israel menolak mengajukanbanding terhadap keputusan untuk tidak menyelidiki kasus tersebut yang pernah diajukanorganisasi hukum Yesh Din dan tidak menyebutkan adanya penembakan terhadap Sidr.
Wakil jaksa agung pada saat itu Yehuda Schaefer telahmemeriksa file investigasi atas kejahatan tersebut dan memutuskan masalah iniditutup. Dalam keputusannya Schaefer mengatakan penembakan yang dilakukanpetugas penjaga perbatasan adalah untuk menetralisir bahaya yang ditimbulkanolehnya dengan demikian tindakan mereka dibenarkan.”
Basem Sidr ayah Basil mengatakan dia merasa tidakberdaya dengan keputusan tersebut apalagi menyelidiki kasus pembunuhanputranya.
Kita tidak bisa berbuat banyak dan bahkan hari ini kitadikejar-kejar di sebuah keluarga dari waktu ke waktu. Mereka datang danmelakukan inspeksi ke rumah-rumah kami di Hebron sementara saya dan keluargakutidak bisa bepergian. (asy/pip)