Wed 7-May-2025

Israel Bunuh 54 Anak dan Tangkap 900 Lebih Sejak Awal 2018

Rabu 19-Desember-2018

Sebuah laporan HAMmengungnkap tentang tindakan pasukan pendudukan penjajah Zionis yang telahmembunuh 54 anak-anak Palestina sejak awal tahun 2018 ini.

Laporan yang dikeluarkanoleh &ldquoAbdullah Hourani Center&rdquo tentang anak-anak Palestina serta pelanggarandan serangan yang dilakukan otoritas penjajah Israel pada mereka inimenjelaskan bahwa di antara anak-anak yang gugur tersebut sebanyak 44anak-anak gugur dalam pawai damai di perbatasan Jalur Gaza dan tiga darimereka jasadnya masih ditahan oleh otoritas pendudukan Israel.

Laporan ini menegaskanbahwa anak-anak tersebut sedikitpun tidak menimbulkan bahaya bagi pasukanpendudukan Israel tetapi dengan sengaja pasukan penjajah Israe menembakkanpeluru organik dengan maksud untuk membunuh mereka.

Dalam konteks yangsama pasukan pendudukan Israel telah menangkap lebih dari 900 anak-anakPalestina di Tepi Barat termasuk al-Quds sejak awal tahun 2018. Sekitar 230dari mereka masih mendekam di penjara-penjara Israel dalam kondisi yang kerasdan tidak manusiawi.

Otoritaspendudukan Israel dinilai terus melakukan pelanggaran sistematis terhadapanak-anak Palestina tanpa memperhatikan aspek kemanusiaan atau psikologis anak-anak.Pelanggaran terbaru adalah hukuman yang dikeluarkan pengadilan militer”Ofer” pada Ayham Basim Shabah (17 tahun) dari kamp pengungsi Qalandiadi utara al-Quds yang divonis penjara 35 tahun dan membayar denda satu jutashekel dengan dalih melakukan penusukan pada tahun 2016 pada saat dia berusia14 tahun.

Vonis kejam inibertentangan Konvensi tentang Hak Anak dan Konvensi Anti Penyiksaan yangditandatangani oleh Otoritas Pendudukan Israel pada tahun 1991.

Pelanggaranterhadap hak-hak anak-anak Palestina tidak hanya terbatas pada penyidanganmereka di pengadilan militer akan tetapi pelanggaran-pelanggaran tersebutsudah terjadi sejak saat penangkapan yang sering terjadi pada larut malam yangdiselingi dengan pembobolan rumah secara brutal sambil meneror penduduk anak-anakdan mengintimidasi mereka dengan senjata anjing polisi serta diborgol danditutup matanya yang membuat anak-anak kehilangan rasa aman dan sangat takut hinggamembuat “trauma”.

Tidak hanyaberhenti di situ pelanggaran berlanjut saat tahap pemeriksaan dan interogasiyang sering dilakukan dalam kondisi sulit dengan mengikat mereka memukul dan dimasukkandalam sel isolasi yang berlangsung selama beberapa hari berturut-turut tanpaada pengacara atau anggota keluarga yang hadir dalam pertemuan-pertemuan tersebutsesuai dengan ketentuan atau undang-undang. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied