Di area kampusUniversitas Politeknik Palestina di Hebron Tepi Barat selatan sebuah spanduk besarbertuliskan “Para Tokoh Perlawanan Tahun 2018 Asy-Syahid Ahmad Jarar .. Asy-SyahidAshraf Na&rsquoaluh .. Asy-Syahid Shaleh Barghouti” siap menyambut siapa sajayang datang ke kampus tersebut. Sementara itu di halaman gedung B puluhanmahasiswa berkumpul melakukan aksi protes atas pembunuhan para syuhadaPalestina tersebut.
“Bangsaini tidak akan tegak kembali kecuali dengan perlawanan. Cukuplah kita mengalamikemunduran menuju kompromi politik dan semakin hina di hadapan penjajah.&rdquoDemikian ungkap Syuruq Takruri mahasiswa Fakultas Teknik di UniversitasPoliteknik dengan semangat dan tekad dalam aksi aksi di halaman kampus untukberkabung atas gugurnya tiga syuhada pada Kamis lalu.
Perlawanan mempersatukankami
“Ketika kamijauh dari perlawanan bangsa ini mengaami kemunduran dan berpecah belah. Dan ketikakami melawan pendudukan penjajah (Israel) dalam intifadhah pertama dan keduakami berada dalam satu kepemimpinan .. Ya untuk perlawanan .. tidak untuktawar-menawar politik” imbuh Takruri dalam pernyataan khusus kepadakoresponden Pusat Informasi Palestina.
Bassam Hanani (mahasiswatahun kedua di Fakultas Teknologi Informasi di Universitas Politeknik Palestina)meminta kekuatan-kekuatan nasional dan Islam untuk kembali ke bingkai persatuandan pembentukan komite bersama perlawanan rakyat dan Intifadhah sertamenghindariperpecahan.”
Dalam sebuahwawancara eksklusif dengan koresponden Pusat Informasi Palestina Hananimenghimbau kepada semua kekuatan Palestina untuk menghormati darah para syuhadayang darahnya masih panas dan jasadnya belum dimakamkan.
Dia menyerukankepada kekuatan-kekuatan Palestina untuk bersatu dan berjabar erat. &ldquoSekarang adalahwaktunya untuk kembali ke pangkuan perlawanan dan kemenangan untuk para syuhada.Cukuplah kerugian selama bertahun-tahun pengabaitan yang menghancurkan persatuankita dan menjadi berpecah-pecah. Sungguh sekarang adalah waktunya untuk intifadhahbaru yang menggoncang entitas Zionis.&rdquo
Kemenanganuntuk para syuhada
Di Departemen Kegiatandi kampus Universitas Hebron ratusan mahasiswa berkumpul untuk kemenangandarah para syuhada dan mendukung perlawanan seraya meneriakkan yel-yelkemarahan: “Dengan nyawa dan darah kami akan menebus engkau hai syuhada.&rdquoMereka menegaskan untuk terus melanjutkan perjuangan para syuhada.
Hamid Shalalidahmahasiswa Fakultas Sejarah di Universitas Hebron dan aktivis mahasiswa di FrontKerja Mahasiswa mengatakan perlawanan dan intifadhah adalah satu-satunyajalan bagi kebangkitan rakyat Palestina dan kembalinya kekuatan-kekuatan rakyatyang aktif kembali ke jalan Palestina meskipun ada ketidak pedulian daripimpinan resmi.
Dalam wawancaradengan koreponden Pusat Informasi Palestina Shalalidah mengatakan &ldquoSekarangadalah waktunya untuk kembali ke intifadhah lagi. Karena musuh kita tidak mengertikecuali dengan bahasa kekuatan dan bahasa perlawanan. Rakyat telah membuktikanbahwa mereka lebih besar dari pimpinannya. Karena itu harus ada revolusi baru yangmengembalikan martabat rakyat serta menghapus aib dari fase kekalahan dankoordinasi keamanan dengan musuh.
Hassan Lafiseorang mahasiswa di Fakultas Pendidikan dan Psikologi di Universitas Hebronsalah satu pendukung perhimpunan mahasiswa Islam mengatakan bahwa rakyatPalestina adalah pemberi tulus dan tidak melupakan para syuhadanya.
Dia mengatakan&ldquoKita sudah punya pengalaman di masa lalu bahwa perlawanan dan intifadhahadalah faktor persekutuan (common denominator) yang menyatakan kekuatan-kekuatanrakyat Palestina.&rdquo Lafi menyatakan bahwa masa depan rakyat Palestina membutuhkansebuah revolusi yang memperbarui obsesi kekuatan dan persatuan. Dia menyerukanpenghentian koordinasi keamanan dengan Israel yang turut berkontribusi dalammemburu para mujahidin.
IbtisamGhannam mahasiswa tahun ketiga di Universitas Hebron tidak bisa menyembunyikanair matanya saat dia menangisi para syuhada selama aksi di kampus. Dia mempertanyakan”Apakah darah rakyat Palestina seperti air yang mengalir di jalan-jalan? MengapaOtoritas Palestina berpangku tangan dia menyaksikan jeritan keluarga parasyuhada?
Ghannam mengapresiasipara pejuang perlawanan yang telah membalaskan para syuhada sebelum daerah merekamengering. Dia menyatakan bahwa anginperlawanan telah bertiup kembali ke Tepi Barat dan mengancam muncurnyaintifadhah baru. (was/pip)