Delegasiparlemen Palesina dipimpin Dr. Mahmud Zehar bersama aleg Marwan Abu RassMuhammad Faroj al Ghoul Musyir al Mishri dan Sholah Bardawil mengakhirikunjungan di negara Libanon.
Kunjunganini dalam rangkaian agenda komunikasi luar negeri ke sejumlah negara Arab danIslam untuk menggalang opini dan dukungan bagi persoalan Palestina danmemaparkan kondisi di wilayah pendudukan.
AlegMusyir al Mishri menegaskan delegasi parlemen mendapatkan capaian besar dalamkunjungan ke Libanon. Sejumlah pertemuan berlangsung dengan pejabat pemerintahpimpinan parlemen partai politik dan tokoh Libanon serta mengunjungi sejumlahkamp pengungsian Palestina di Libanon.
Kunjunganmencakup pertemuna dengan Presiden Libanon Michel Aoun Ketua Parlemen LebanonNabih Berri Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri dan Presiden Partai SosialisProgresif Walid Jumblatt Presiden Partai Persatuan Abdul Rahim MuradSekretaris Jenderal Kelompok Islam Azzam Al Ayoubi Sekjen Organisasi Rakyat Al-NashiriKetua Fraksi Al-Wafa Prof Muhammad Raed Mufti Libanon Syekh Abdul LatifDarayan. Serta pertemuan dengan sejumlah anggota parlemen Bahiya al HaririAli Kharis dan anggota fraksi pembangunan Nawaf al Musawi.
Al Mishrimengapresiasi sikap pemerintah dan rakyat Libanon terhadap persoalan Palestinadi semua forum internasional. Delegasi memaparkan perkembangan terkiniPalestina menghadapi tantangan berbahaya terutama deal of century.
Paparanlainnya terkait penderitaan rakyat Palestina akibat blokade zalim sejak 12tahun lalu di Gaza yang berdampak pada semua sektor kehidupan termasukpenangkapan di Tepi Barat proyek permukiman zionis dan yahudisasi kotaAl-Quds dan pembagian Al-Aqsha secara waktu dan tempat.
Alegmenjelaskan delegasi komitmen pada persatuan Palestina dalam menghadapitantangan termasuk perlawanan bersenjata sampai Palestina merdeka dan menolakkeras agresi Israel ke negara Arab terutama Libanon.
Al Misrimenjelaskan delegasi sempat berkunjung ke sejumlah kamp pengungsi Palestina diLibanon dan bertemu dengan tokoh dan warga Palestina di pengungsianmendengarkan keluhan dan penderitaan para pengungsi.
Dalamdiksusi dengan pejabat pemerintah Libanon dibahas upaya memperbaiki kondisi kehidupandi pengungsian ditegaskan bahwa para pengungsi menolak perubahankewarganegaraan dan negara alternatif.
Alegal Misri menegaskan bahwa pemerintah Libanon terus memantau kondisi parapengungsi Palestina dan berupaya menyelesaikan persoalan yang mereka hadapidan menyebutkan bantuan Jerman senilai 21 juta USD untuk pengembangan kamppengungsi Nahr al Barid.
Delegasiparlemen Palestina melakukan kunjungan luar negeri mencakup negara Arab danIslam dua negara telah dikunjungi Afrika Selatan dan Libanon dan bersiapmelanjutkan kunjungan ke Turki. (mq/pip)