Tue 6-May-2025

Penyandang Cacat Mimpi Sederhana Membentur Mimpi Buruk Hukum

Selasa 4-Desember-2018

Mustafa Qabha wargaPalestina dari kota Yabud selatan Jenin di Tepi Barat utara berusaha keras untukmendapatkan haknya atas pekerjaan yang layak. Hanya saja semua undang-undang yangindah tentang orang-orang dengan kebutuhan khusus tidak mengubah realitasnya.

Bertepatandengan Hari Internasional Penyandang Cacat (yang jatuh pada 3 Desember setiaptahun) kepada koresponden Pusat Informasi Palestina Qabha mengatakan&ldquoCacat kinetik saya ini menghalangi saya untuk mendapatkan hak saya dalampekerjaan membangun rumah tangga hidup dengan layak dan mobilitas dalamangkutan umum.&rdquo

Dengan sedihdia menambahkan “Tidak ada trotoar tidak ada gedung tidak ada lembagadan kota-kota enggan untuk membuatkan tempat khusus bagi kami meskipun undang-undangmewajibkan hal itu. Jadi kami adalah korban yang harus membayar harga setiaphari.”

Sebaliknya jurnalistuna netra Mustafa Jauhari salah satu aktivis gerakan penyandang cacat di Palestinamelihat bahwa hak-hak orang-orang dengan kebutuhan khusus bergerak maju namundengan perlahan-lahan dan tidak cukup.

Hak-hak yang dikurangi

Dia menambahkan&ldquoHari-hari ini kami telah meluncurkan kampanye ini &lsquobebas bea adalah hak saya&rsquo.Kampanye ini bertujuan untuk menyoroti pengecualian bagi penyandang cacat kinetik(gerak) agar bisa mendapatkan bebas bea. Untuk diketahui bahwa undang-undang Palestinatidak membedakan antara berbagai macam jenis penyandang disabilitas.&rdquo

Dia menegaskanbahwa diskriminasi atas dasar disabilitas masih ada masyarakat Palestinasementara para penyandang cacat terus berjuang untuk mendapatkan hak-hak dasardasar yang sederhana.

Ketua PersatuanPenyandang Cacat Palestina Rafiq Abu Sifin dalam pernyataan kepadakoresponden Pusat Informasi Palestina mengatakan bahwa para penyandangcacat telah mampu membuktikan eksistensi mereka dalam beberapa tahun terakhir diranah Palestina. Mereka telah berhasil mewujudkan tuntutan yang signifikan danmencapai posisi kepemimpinan berkat perjuangan hak asasi manusia kumulatif.

Dia mengakuiadanya kesenjangan serius yang memerlukan kerja terus-menerus terutama dalammasalah pekerjaan yang layak dan penerapan item pemberdayaan sebesar 5% di pekerjaan-pekerjaanpemerintah kesehatan dan hak-hak lain. Hanya saja realitasnya harus berbeda setelahPalestina menjadi anggota Konvensi Internasional tentang Hak-hak PenyandangDisabilitas.

Abu Sifin menunjukkepada realitas para penyandang cacat yang menjadi tahanan dan dalam kondisi terlukayang masih mengalami penderitaan berat di Hari Penyandang Cacat Internasional ini.Hal ini menjadikan isu disabilitas di Palestina komleks di antara hak-hakdisabilitas yang disebabkan oleh pendudukan Zionis dan konsekuensinya dan di antarahak-hak sosial dan ekonomi yang terkait dengan isu-isu disabilitas dalamkerangka hukum Palestina.

Abu Sifinmenilai bahwa orang dengan keterbatasan intelektual dan perempuan penyandangcacat masih paling terpinggirkan dalam hal sistem hak-hak di antara berbagaikategori cacat. Sementara lembaga-lembaga masyarakat lokal dan lembaga resmi masihlemah menghadapi bangunan sistem perlindungan sosial yang melindungi merekadari pelanggaran serius yang terjadi terhadap mereka. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied