Organisasi bantuan internasional mengingatkan korban luka di Gazadalam bahaya disebabkan jumlah mereka yang meningkat dan luka parah sertaketidakmampuan pihak medis di Gaza memberikan pengobatan yang layak bagimereka disebabkan krisis di sector kesehatan akibat blockade.
Dalam keterangannya Kamis (29/11) Organisasi menyatakan jumlahbesar korban luka tembak di Gaza dalam bahaya melebihi kemampuan sector kesehatanuntuk meresponnya.
Luka-luka ini akan memicu cacat fisik di sepanjang hidup merekabisa menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian.
&ldquoDokter Tanpa Batas&rdquo merupakan organisasi kemanusiaan internasionalnon pemerintah yang berkantor di kota Jenewa Swiss.
Organisasi menuntut otoritas Israel untuk memberikan kemudahan bagisemua aktifitas di sector kesehatan di Gaza. Dan mendesak segenap negara dikawasan dan internasional untuk memberikan bantuan keuangan bagi rumah sakit diGaza.
Krisis kesehatan di Gaza makin meningkat disebabkan kebutuhan berlipatkorban luka akibat tembakan pasukan Israel selama aksi unjuk rasa pawaikepulangan.
Dokter tanpa batas menyebutkan pihaknya telah memberikanpengobatan kepada 3117 korban luka sejak 30 sampai 31 Oktober lalu.
Keterangan dari pihak kementerian kesehatan Palestina menyebutkankorban luka tembak mencapai 5866 orang 50 % luka terbuka sementara lainnyamengalami kerusakan di jaringan sarafnya.
Korban luka ini sangat mengkhawatirkan dan perlu waktu lama untukmenyembuhkannya tanpa pengobatan yang memadai bisa memicu kelumpuhanterutama bagi mereka yang mengalami luka patah tulang.
Pihak organisasi internasional telah menambah bantuannya di Gazatiga kali lipat namun kebutuhan masih lebih besar lagi.
Gaza saat ini membutuhan spesialis ortopedi dan baru 25 % korbanluka yang mendapatkan perawatan sementara jumlah korban terus bertambah.
Dari 3000 korban luka patah tulang lebih dari 1000 berasal dariGaza telah mengalami infeksi.
Korban luka tersebut perlu mendapatkan operasi namun yang tak terobatiharus mendapatkan penanganan agar tidak terkena infeksi.
Akibat blockade yang menimpa Gaza pihak medis tak mampu menanganikorban luka dengan memadai.
Penanganan yang tepat untuk perawatan orang-orang yang terluka iniakan memakan biaya puluhan juta euro dana ini harus tersedia dengan segeraungkap organisasi.
Pihak Dokter Tanpa Batas menyebutkan banyak korban meninggalsementara dunia tak bisa menjangkaunya untuk memberikan bantuan.
Sejak akhir Maret lalu warga Palestina telah melakukan pawai damaikepulangan di dekat pagar perbatasan yang memisahkan Jalur Gaza dan wilayahpendudukan untuk menuntut pencabutan blokade.
Israel telah menghadapi pawai ini dengan kekerasan menewaskanlebih dari 220 orang Palestina.
Menurut Departemen Kesehatan di Gaza jumlah orang yang terlukayang masuk ke rumah sakit adalah 12879 orang 457% di antaranya luka tembak.
Kementerian menambahkan dalam pernyataan sebelumnya  bahwa 496% dari korban mengalami luka dianggota tubuh bagian bawah dan 82% di kepala dan leher. (mq/pip)