Kesedihan masihmendera keluarga Rami Awartani asal kota Nablus wilayah utara Tepi Barat sejakkematian putranya di tangan pasukan penjajah Zionis. Air mata  mereka tidak pernah mengering setelahpenjajah Zionis menolak menyerahkan tubuhnya dan bersikeras menyiksa keluarganyayang telah menunggu kedatangan jenazahnya selama lebih dari dua tahun.
“Sayaingin dia keluar dari rumah dengan bunga agar anak-anaknya bisa melepaskepergiannya untuk selamanya. Bisa kami makamkan dan menutup sedikit luka.”Itulah kalimat yang diungkapkan istri Rami sejak kematian suaminya yang gugurditembak pasukan penjajah Zionis Israel dan tetap menahan tubuhnya.
Di rumah korbansang ayah tak mampu menahan kesedihan atas meninggalnya putra sulungnyatersebut. Dia menyerukan pihak Palang Merah Otoritas Palestina dan semua pihakyang bisa agar turun tangan dan bekerja untuk mengembalikan tubuh putranya agardapat dimakamkan.
Istri korbanUmmu Muhammad masih menunggu tubuh suaminya yang ditahan oleh otoritas penjajahZionis Israel yang mengancam akan menguburkan jenazah suaminya di &ldquoPemakaman al-Arqam&rdquo(pemakaman khusus warga Palestina yang gugur di tangan penjajah Zioniskemudian jasadnya ditahan dan tidak diserahkan ke keluarganya). Dia berharap bisajasad suaminya dan bisa dimakamkan dekat dari rumahnya agar bisa menziarahinyakapan saja.
Rami Awartawipemuda berusia 31 ini gugur dibunuh pasukan penjajah Zionis pada 31 Juli 2016setelah dia berusaha melakukan aksi penikaman di dekat pos pemeriksaan militerZionis Hawara di selatan Nablus wilayah utara Tepi Barat.
Istrinya mengisahkantentang suaminya dengan sedih bersama anak-anaknya telah menunggu jasadsuaminya selama dua tahun lebih. Dia menceritakan penderitaan keluarga berlipatganda setelah penjajah Zionis menahan jasadnya. Dia menegaskan bahwa penjajahZionis berusaha menggunakan segala cara untuk menyiksa keluarganya.
Dia teringatsaat-saat ada harapan pembebasan jasad suaminya selama dua tahun lebih ini. Harapanitu selalu terbentur oleh sikap keras kepala pihak penjajah Zionis yang terusmenginginkan penderitaan dialami oleh keluarga para syuhada yang telah ditangan penjajah Zionis.
Adik perempuannyaWadad mengatakan “Kami tidak tahu apa-apa tentang kondisinya (RamiAwartani) kecuali bahwa dia berada di lemari es pihak penjajah Zionis. Dalambeberapa sidang di pengadilan penjajah Zionis mengatakan bahwa dia dimakamkandi Makam Al-Arqam tanpa memberi kami konfirmasi kepastian atas hak itu atautempat penguburannya.” Dia menambahkan bahwa keluarga masih memilikiharapan untuk bertemu dengan anaknya dan melihat dia pergi untuk selamanya sebelumpenguburan .
Wadad berharapdia bisa dimakamkan dan memiliki makam yang bisa dikunjungi (ziarah). Dia jugaberharap bisa menutup lembaran terakhir kisah penderitaan penjang yang dialamikeluarga selama dua tahun terakhir. Dia menegaskan bahwa keluarga masih berharapjasadnya diserahkan dan bisa dimakamkan secara layak.
Menurut datadari Kampanye Nasional untuk Pemulangan Jenazah Zyuhada otoritas penjajahZionis masih menahan lebih dari 260 jasad syuhada Palestina yang meninggal ditangan pasukan penjajah Zionis sejak tahun 1967 termasuk 16 syuhada yang gugursejak Oktober 2015. (was/pip)