Kepolisian Israel memberikan ijin kepada segenap anggota parlemenIsrael untuk menyerbu masuk Masjidil Aqsha satu kali dalam sebulan setelah sebelumnyahanya sekali dalam 3 bulan.
Radio Can Israel merilis pernyataan komandan kepolisian Israel dial Quds Jenderal Yoram Halevi jika kondisi terus stabil di kawasan al Aqshapembatasan kunjungan anggota parlemen bisa dihapus.
Rekomendasi ini hadir di tengah ketegangan antara otoritas Jordaniayang menjadi penanggung jawab urusan Masjidil Aqsha dan pemerintah Israelatas serbuan yang dilakukan para pemukim yahudi ke Masjidil Aqsha dan prosedurketat keamanan yang diberlakukan Israel di kawasan masjid.
Radio menyatakan bola saat ini berada di tangan PM BenyaminNetanyahu yang akan mengambil keputusan terkait masalah ini.
Netanyahu melarang para anggota parlemen pada November 2015 laludan menteri Israel memasuki Masjidil Aqsha dengan alasan apapun sampai adainstruksi lebih lanjut.
Netanyahu mengklaim keputusan ini ditujukan untuk menghadirkansituasi kondusif di sekitar Masjidil Aqsha namun pada Juni tahun lalukeputusan dirubah dengan mengijinkan anggota parlemen memasuki Baitul Maqdisdan halaman Masjidil Aqsha.
Pada awal Oktober 2015 lalu terjadi bentrokan sengit di Tepi Baratdan kota al Quds serta perbatasan Gaza antara para pemuda Palestina danpasukan Israel yang dikenal dengan Intifadah al Quds disebabkan serbuan parapemukim yahudi ke Masjidil Aqsha dan upaya pembagian masjid secara waktu dantempat yang berlangsung selama beberapa bulan dan menyebabkan gugurnya 349warga Palestina melukai sekitar 18 ribu Palestina serta menewaskan 60 wargaIsrael dan melukai 1056 lainnya. (mq/pip)