Ketua Otoritas Palestina Mahmud Abbas menginformasikan hasilpertemua dewan nasional yang diboikot mayoritas faksi Palestina bahwa dewannasional telah mengambil kebijakan penting terkait Gaza Israel dan Amerikadan tiba saatnya untuk direalisasi.
Dalam kata sambutan di pertemuan dewan nasional sore kemarin diRamallah yang diboikot mayoritas faksi Palestina dan mendapat penolakan luasAbbas mengatakan bahwa keputusan ini sangat penting dan tak bisa ditawanmaupun ditekan. Tanpa merinci maksudnya.
Abbas mengatakan &ldquoMereka tak memberikan kesempatan untukmenyelesaikan rekonsiliasi maupun perundinga dan kami tak akan bertanggungjawab dan tak ada toleransi berikutnya.&rdquo
Menurut Abbas bangsa Palestina melewati fase paling berbahaya yangpernah dilewati sebelumnya tahun 1948 merupakan fase tersulit saat kehilangankendali dan hancur namun organisasi pembebasan Palestina (PLO) berhasilmelewati fase ini.
Abbas mempertanyakan kenapa mereka absent dari pertemuan inimengapa hampir 30 orang tak hadir tanpa alasan kami diboikot dari berbagaiarah dan pihak. Abbas lupa bahwa kondisi ini akibat kebijakan sepihak yangdilakukannya.
Di awal pidato sambutannya Abbas menyerang pihak yang memboikotpertemuan ini &ldquoIni merupakan tempat terhormat bagi bangsa Palestinaseharusnya mereka yang tak hadir meminta ijin dan memberian alasandibandingkan tak hadir tanpa alasan.&rdquo
Mereka menghambat pertemuan ini dan menebarkan berbagai statmenseharusnya mereka hadir dan mengatakan apa yang mereka kehendaki kita memilikikebebasan lebih dibandingkan negara lainnya di dunia.
Dan seharusnya mereka yang tak hadir meminta ijin permanen sehinggaposisinya bisa diisi orang lain yang bertanggung jawab.
Mayoritas faksi Palestina memboikot pertemuan dewan nasional yangdisebut para pengamat sebagai langkah pemisahan termasuk diboikot para tokohnasional Palestina Hamas Jihad Islami dan Front Rakyat. (mq/pip)