Tue 6-May-2025

Kamp Gaza di Yordania Saksi Penindasan Para Pengungsi Gaza

Senin 22-Oktober-2018

Kekhawatiran tanpaakhir menyelimuti lebih dari 50 ribu warga dari kamp pengungsi Gaza di wilayahYordania utara. Laporan apapun tentangan penderitaan mereka akan medzalimimereka karena tidak akan mampu menyampaikan tangisan rasa sakit mereka. Setiaphari mereka hidup dalam Nakba (prahara). Mereka hidup tanpa pekerjaan tanpa pendidikantidak bisa bepergian dan tidak ada kepemilikan.

Koresponden PusatInformasi Palestina menceritakan &ldquoKami menghabiskan beberapa jam digang-gang kamp Gaza. Kami marasakan penderitaan dan rasa sakit di mata parapengungsi. Para pemuda di puncak produktivitasnya tiduran di tanah tanpabekerja tetapi mereka ingin hidup. Mereka mencari tanah air. Mereka mengalami banyakpenindasan tetapi mereka teguh karena masalahnya berkaitan dengan Palestina.&rdquo

Itu adalah hakyang dijamin oleh semua konvensi internasional dan hukum kemanusiaan(kesehatan pendidikan dan kepemilikan) tetapi semua itu dilarang untukanak-anak Jalur Gaza di Yordania. Pembuat aturan Yordania memandang remehhak-hak mereka tersebut. Sementara mereka menganggap itu tugas untukmeningkatkan ketabahan mereka dan hidup dengan bermartabat.

Nomor Nasional

Keterkaitanwarga Gaza dengan Kerajaan Yordania ini terjadi sejak tahun 1967. SejarahNaksah (tragedi tahun 1967) adalah sejarah pembeda dalam hidup mereka. Demikianungkap aktivis Ahmed Abu Amra kepada Pusat Informasi Palestina.

Abu Amramengatakan masalah yang dialami rakyat Gaza di Yordania bermuara pada sebabutama yang menjadi inti semua masalah. Yaitu mereka tidak mendapatkan nomornasional (yakni paspor). Ini yang menghalangi mereka mendapatkan hak-hak sipil merekauntuk memiliki properti hak pendidikan hak pengobatan dan hak perjalanan(bepergian).

Hal ini menurutAbu Amra yang memaksa pengungsi Palestina untuk mendaftarkan hartanya atasnama teman atau kerabat. Hal ini yang menimbulkan dan perampasan hak-hak merekadalam banyak kejadian.

Menurut AbuAmra warga Gaza di Yordania juga dilarang melakukan 80 profensi. Selain tidakmendapatkan asuransi kesehatan dan pendidikan di kampus pemerintah kecuali sangatsedikit dari mereka. Karena pengungsi Gaza di Yordania diperlakukan sebagaiorang asing di Yordania.

Abu Amramenjelaskan akibat terampasnya hak warga Gaza untuk mendapatkan pendidikanuniversitas dan tidak bisa mendapatkan kursi kompetitif mereka meninggalkan bangkusekolah setelah menyelesaikan pendidikan dasar selanjutnya mereka belajarketrampilan. Tapi masalahnya tidak berakhir di sini karena ternyata profesi yangdapat dijalani membutuhkan izin yang biayanya mencapai 250 dolar biayapembuatan paspor 350 dolar dan pembuatan SIM 200 dolar.

Dilemapengobatan

Seorang pemudaPalestina di kamp Gaza Mahmud begitu dia ingin disebut namanya menderita sakitparah di perut sudah bertahun-tahun. Dia membutuhkan tindakan kolonoskopi untukmendiagnosa kondisi. Tahun-tahun berlalu dia menahan rasa sakit yang tidakberhenti hanya dengan obat anti nyeri. Rumah Sakit Pemerintah di Yordania engganmengobati orang yang tidak memiliki nomor nasional. Sementara dia tidak punyauang untuk berobat ke rumah sakit swasta.

Mahmud tidakterlalu banyak mengeluhkan sakit di perutnya karena sudah beradaptasi denganitu. Namun yang membuatnya hampir gila adalah karena dia tidak mampu mengobati anak-anaknyadari penyakit kulit kronis yang merusak tubuh mereka. Mengingat hal itu diasedih. Tidak mampu berbicara lagi. Dia hanya menutupkan kedua tangannya diwajahnya membiarkan air matanya mengalir di antara jari-jarinya.

Setelah mengambilnapas dan menahan tangisnya kepada koresponden Pusat Informasi Palestinadia mengatakan &ldquoPekerjaan membutuhkan izin mahal secara finansial. Saya tidakbisa mendapatkan izin itu. Selain juga kurangnya kesempatan kerja.&rdquo

Mengapa dilarang?

Menurut anggotaparlemen Yordania Ibrahim Abu Sayed dalam wawancaranya dengan PusatInformasi Palestina tujuan larangan bagi orang-orang Gaza di Yordaniamendapatkan hak-hak mereka adalah untuk memisahkan mereka dari tubuh Palestinauntuk mewujudkan tujuan “deal of century”.

Dia menjelaskan”Warga Gaza diperlakukan seperti orang asing. Meskipun faktanya merekatelah tinggal di Yordania sejak kecil.&rdquo Dia menyerukan pemerintah Yordaniauntuk memberikan hak-hak sipil sehingga warga Gaza bisa hidup secara normal.

Abu Sayedmenjelaskan “Ada janji dari pemerintah Yordania untuk memberi kepemilikanbagi warga Gaza di Yordania. Akibat dari masalah perampasan hak mereka (karenamereka terpaksa mendaftarkan hak miliknya atas nama teman atau kerabattermasuk hak milik istri mereka). (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied