Media-mediaZionis melaporkan adanya pertemuan kabinet Israel yang mana dalam pertemuantersebut Kepala Staf Militer Israel Gadi Eizenkot berbicara tentang tentangkemungkinan pecahnya gelombang konfrontasi baru di Tepi Barat. Sejauh mana realistisnyaprediksi ini? Sudahkah kita berada di ambang intifadhah baru? Atau ada faktor-faktorlain di balik bocoran informasi ini?
Menurut suratkabar “Yediot Aharonot” dalam pertemuan kabinet Israel 20September lalu Eizenkot berbicara kemungkinan runtuhnya situasi keamanan diTepi Barat sebelum akhir bulan ini sebagai dampak dari pidato yang akandisampaikan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas di PBB dan kebuntuan jalurperundingan.
Para pengamat menilaibahwa pernyataan tersebut terlalu berlebihan sebagaimana biasa dilakukan Eizenkotdi samping karena tujuan-tujuan lain terkait dengan menjelang berakhir masa tugasnyaselain untuk intimidasi terus pada Otoritas Palestina dalam rangka melanggengkankoordinasi keamanan antara Otoritas Palestina dan penjajah Zionis.
Seringmelebih-lebihkan
Peneliti danpenulis politik Nadia Abu Zaher menekankan bahwa prediksi Eisenkot tersebut dibesar-besarkan.Dia menghubungkannya dengan dampak dari pidato yang akan disampaikan presidenOtoritas Palestina Mahmud Abbas di PBB. Bahkan jikapun terjadi gelombang konfrontasisetelah pidato tersebut maka tidak akan terlalu dibesar-besarkan seperti yangdibayangkannya seringnya konfrontasi terjadi secara sporadis tidak lebih.
Dengan membandingkanapa yang terjadi setelah pidato-pidato Abbas sebelumnya dan dalam peristiwayang lebih penting menurut Nadia Abu Zaher seperti pidato Abbas saatpemindahan kedutaan Amerika ke al-Quds reaksi Palestina terhadap pidato-pidatotersebut tidak berlebihan seperti yang diprediksi banyak kalangan dengan pecahnyakonfrontasi berkelanjutan dan sengit atau terjadinya intifadhah ketiga ataupembubaran Otoritas Palestina.
Dalam sebuahwawancara dengan Pusat Informasi Palestina Nadia Abu Zuher mengatakanbahwa pengalaman telah membuktikan kebalikan dari semua prediksi tersebut. Diamengingatkan bahwa sebelumnya pada pada 1 April 2018 Eisenkot telah memprediksikemungkinan meletusnya perang yang menghancurkan untuk melenyapkan Hizbullahpada akhir tahun ini bersama Suriah dan Iran. Dia menilai itu menjadi ancamanterbesar bagi negara penjajah Zionis Israel. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda terjadiperang dengan Hizbullah kecuali kebiasaan kita yang terus membesar-besarkan danmelebih-lebihkan prediksinya.
Diamenambahkan pada 4 Februari 2018 Eizenkot memprediksi terjadi konfrontasi sengitdi Gaza karena krisis kemanusiaan yang parah di sana. Dan kenyataannya konfrontasiyang berlangsung di Gaza juga tidak sampai seperti itu.
Nadia Abu Zahermenegaskan bahwa ujian yang sesungguhnya dan traumatis bagi kegagalan prediksi pecahnyakonfrontasi sengit dan mungkin dalam menyebabkan intifadhah adalah setelah keputusanTrump memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke al-Quds atau Yerusalem (pertengahanMei 2018) dan reaksi di Tepi Barat sangat memalukan.
Dia menyebutkanbahwa dalam kuliah oleh anggota Komite Eksekutif dan Sekjen PLO Saeb Erekatpada awal 2018 tentang deal of century Erekat tidak menyebutkan adanyaskenario konfrontasi dengan penjajah Zionis atau pembubaran Otoritas Palestina untukmenanggapi kesepakatan tersebut dan berkas terakhir yang berbicara tentang haltersebut adalah kemungkinan bergabung dengan 21 Konvensi Internasional.
Dimensi pribadi
Analis Nadia AbuZahir mengatakan bahwa pernyataan Eisenkot tidak terlepas dari dimensi pribadi.Dengan semakin dekat berakhirnya masa jabatan pada 1 Januari 2019 dan diprediksiyang akan menggantikan adalah Aviv Kokhavi dia banyak mengeluarkan pernyataan retoriskepada media untuk menarik perhatian kepada pribadinya.
Tanggapan paraanggota kabinet di kabinet keamanan dan poitik Israel juga sangat dingin.Mereka tidak terpengaruh oleh pernyataannya. Mereka menganggap pernyataantersebut bukan hal baru. Demikian menurut analis wanita Palestina tersebut.
Bocoran yangdisengaja
Peneliti khususmasalah Zionis Muawiyah Musa menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Eisenkot bukanpernyataan tetapi bocoran dari pertemuan kabineet keamanan. Yang tepat ituadalah bocoran yang disengaja untuk menyampaikan pesan peringatan kepada OtoritasPalestina bahwa ini adalah salah satu kemungkinan.
Prediksi Israelmengatakan bahwa pecahnya gelombang konfrontasi di Tepi Barat tidak hanya akanmempengaruhi Israel saja tetapi juga mempengaruhi Otoritas Palestina danpemimpinnya. Karena Otoritas Palestina akan menghadapi kemarahan rakyat Palestinayang melawan korupsi.
Musa berpendapattidak jelas apakah tentara Israel sedang mencari konfrontasi atau tidak berbedadengan tahun 2000 ketika tentara Israel bangga dan siap bergegas untuk “merusak”situasi pada saat itu.
Titik tolak prediksiEisenkot
Penulis Yassin Izzuddinmelihat bahwa prediksi Eisenkot tersebut didasarkan pada pemahamannya yangmeningkat di kalangan Palestina bahwa kebijakan Otoritas Palestina yangdidasarkan pada kepasrahan pada Israel dan koordinasi keamanan tidak memilikicakrawala.
Menurut IzzuddinEisenkot khawatir Otoritas Palestina akan kehilangan kemampuannya untukmengendalikan situasi di Tepi Barat dan meledak melawan penjajah Zionis dalam bentukgelombang konfrontasi yang lebih kuat daripada yang terjadi pada awal Intifadhahal-Quds.
Izzuddinmeyakini bahwa hal itu tidak mungkin tanpa partisipasi aktif Fatah dalamkonfrontasi. Dia menyatakan bahwa Otoritas Palestina telah menyebarkan budayafrustrasi dalam masyarakat Palestina dan menghancurkan struktur organisasiperlawanan. Hal ini yang menjadikan kelangsungan konfrontasi dipertanyakan.
Dia mengatakan”Masyarakat Palestina di Tepi Barat siap untuk meledak. Tetapi jikaperlawanan tidak menciptakan sarana untuk mempertahankan kelangsungan ledakanini maka kita akan terus melihat seperti apa yang telah kita lihat dalambeberapa tahun terakhir aksi perlawanan yang mengalami pasang surut.&rdquo (was/pip)