Hampir setiap pekanpara pemukim Yahudi melancarkan teror terhadap warga desa Jalud yang terletakdi sebelah tenggara kota Nablus wilayah utara Tepi Barat. Hal tersebut merekalakukan sebagai upaya untuk mengusir penduduk desa tersebut dari tanahnya danmengosongkannya untuk orang-orang asing.
Warga desa Jaludmengalami berbagai macam tekanan mencakup aksi kekerasan ancaman pencutianperusakan properti dan hasil pertanian mereka. Abdullah Haj Muhammad ketua dewan desa Jaludmengatakan &ldquoDesa Jalud terletak di daerah yang memiliki sejarah kekerasan danteror dari para pemukim ekstrimis Yahudi terhadap penduduk dan petani desatanpa kecuali.&rdquo
Menurutnyapemerintah penjajah Zionis adalah pihak yang membiarkan realitas ini dansebagai pihak yang mengambil keuntungan dari hasilnya. &ldquoPemerintah penjajahZionis tidak mau memberlakukan aturan. Mereka mengirim tentara untuk melindungipara pemukim Yahudi yang melakukan penyerangan. Bahkan membantu mereka dalammelakukan aksi-aksi kekerasan terhadap warga dan tidak memiliki daya dankekuatan apapun menghadapi militer yang menyebar di semua tempat untukmelindungi para pemukim Yahudi&rdquo terangnya.
Kebijakan inimenciptakan realitas tanpa keamanan bagi nyawa properti bangunan dan ladangwarga desa terang Haj Muhammad. Serangan terakhir terjadi para Kamis(13/9/2018) pagi. Mereka merusak ban tiga mobil dan menulis slogan-slogan permusuhananti orang-orang Arab di dinding rumah-rumah warga dekat permukiman Yahudiyang letanya hanya beberapa ratus meter dari rumah-rumah warga.
Geng-gengpemukim Yahudi meneror warga desa untuk mencegah mereka ke lahan pertaniannyayang terletak dekat dengan permukiman Yahudi yang dihuni para pemukim ekstrimYahudi.
Dua bulan lalupasukan penjajah Zionis menghancurkan paneh gandum di dataran timur Jalud dekatpermukiman Yahudi. Luas ladang mencapai lebih 250.000 meter persegi. Setelah pasukanpenjajah Zionis menghalangi para petani memanen gandum pada masim panensehingga membuat panen rusak semua.
Sementara itu seranganpara pemukim Yahudi masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rutinitas kehidupansehari-hari warga Jalud membuat mereka mengalami ketakutan terus-menerus. Serangan-seranganini bertujuan untuk mengusir para petani dari tanah mereka dan untuk digantikantempatnya untuk para pemukim pendatang Yahudi.
Aktivis antipermukiman Yahudi di daerah tenggara Nablus Bashar Qaryuti menyatakan bahwadesa Jalud merupakan dengan yang paling menjadi target permukiman Yahudi. Luas desaini 20 ribu dunam (1 dunam = 1000 meter persegi). Sebagain besar wilayahnyaberada di zona &ldquoc&rdquo (yang secara administrasi dan keamanan di bawah kontrolpenjajah Zionis). Berada di daerah strategis di tengah Tepi Barat denganjumlah penduduk sedikit. Hal ini yang membuat penjajah Zionis tergiur untukmenguasainya.
Dia menyatakan bahwaawal mula pemukiman Yahudi di daerah tersebut adalah pendirian kamp tentara diwilayah Jalud. Kemudian para pemukim Yahudi merebut dataran pertanian ditenggara. Dalam beberapa tahun terakhir mereka telah mendirikan beberapa kolonipemukiman yang saat ini berjumlah 14 permukiman. &ldquoSaat ini penjajah Zionisberusaha untuk merebut sisa daerah ini dan mengendalikan seluruh daerahtersebut” katanya.
Dia menjelaskanbahwa permukiman Yahudi pertama yang didirikan di tanah Jalud adalah pemukiman Yahudi”Amihai”. Permukiman ini dibangun sebagai kompensasi bagi parapemukim Yahudi yang dievakuasi dari permukiman Yahudi “Amona” diRamallah. Daerah ini kemudian mengalami pembuldoseran dan perluasan setiaphari.
Desa Jalud jugadikelilingi oleh permukiman-permukiman Yahudi besar yang dihuni oleh paraekstrimis Yahudi yang hampir setiap hari melakukan penyerangan terhadap warga. Daripermukiman tersebut asal para pelaku pembakaran keluarga Dawabishah di desaDoma beberapa waktu lalu. (was/pip)