Presiden Turki Recep Thayep Erdogan pada Senin (24/9) mengatakannegaranya tidak akan meninggalkan Al-Quds sebagai kota dan kiblat pertama ummatIslam menjadi korban bagi Gaza yang senatiasa mengalami teror internasionalterhadap warga sipil.
Dalam pidatonyadi depan acara makan malam yang diadakan organisasi Turkan kota New York iamengatakan menurut kita kezaliman harus dibalas dengan kezaliman yangsetimpal. Kita meyimpan nyawa kita di atas pundak-pundak kita. Jika mereka komitmenmaka tentu darah akan tertahan tidak akan tumpah ke tanah.
Ia menegaskanbanyak diantara negara-negara yang terpukau dengan demokrasi yang takberdaya  di hadapan pembantaian biadabterhadap warga Palestina.
Pernyataan inidiungkapkan Erdogan dari Amerika ditengah rencana Washington yang akanmenghapuskan masalah Palestina dan pengakuan terhadap Al-Quds sebagai ibu kotaIsrael.
Di sisilain Erdogan mengatakan negaranya komitmen untuk mengambil langkah penting dikawasan sebelah timur sungai Furat di utara Suriah sebagai zona aman yang miripdengan area “Euphrates Shield dan Olive Branch”
Ia menegaskan sejumlah organisasi seperti DewanKeamanan PBB lebih memilih diam menyaksikan apa yang terjadi di Suriah sepertiapa yang dia lakukan saat menghadapi pembantaian di Bosnia Kosovo RuwandaYaman dan Palestina. ia mengisyaratkan negaranya telah memberikan bantuan bagibangsa Suriah yang mencari pengungsian dan telah membuka negaranya bersamaandengan upaya diplomasi yang dilakukan untuk menghentikan peperangan. (asy/pip)
