Sumber HAM Palestina mengatakan pengadilan militer SalemIsrael mengeluarkan keputusan mengubah status tahanan pemimpin Hamas RafatNasef menjadi tahanan administratif. Dia adalah penduduk kota Thulkaremsebelah utara Al-Quds ditahan secara administrasi selama empat bulan.
Sumber HAM Palestinamenyebutkan pasukan Israel menangkap Nasef setelah rumahnya disatroni di kotaThulkarem pada 4 September lalu. Padahal ia [ernah mendekam 15 tahun di dalampenjara Zionis.
Ia mengisyaratkantentara Zionis kembali menangkap pemimpin Hamas ini lalu membebaskan setelah mendekamselama enam bulan dan baru dibebaskan pada 26 Maret 2018 kemarin.
Disebutkan jumlahtawanan administratif yang masih mendekam di dalam penjara Israel mencapai 430orang selama bulan Juli kemarin. Sementara jumlah tawanan keseluruhan mencapai6000 tawanan 300 adalah anak-anak.
Sementara itu syekh Khidir Adnan masih melanjutkan mogok makan terbuka hari ke 23 berturut-turut sebagai protes dan penolakan terhadap penangkapan dirinya dan larangan berkunjung keluarga dan pengacaranya. Kondisi kesehatannya belum diketahui pasti usai aksi mogok makan dan tak mendapatkan perawatan medis.
Yayasan  meminta segenap lembaga HAM dan pihak internasional dan palang merah untuk melakukan intervensi menekan penjajah Israel agar menghentikan kebijakan zalimnya terhadap para tawanan dan menghentikan pelanggarannya terhadap konvensi dan resolusi internasional dan memberikan hak kepada para pengacara menemani para tawanan saat aksi mogok makan.
Pasukan Israel menangkap syekh Khidir Adnan pada 11 Desember 2017 lalu dan mendakwanya dengan tuduhan melakukan provokasi melawan Israel.
Beliau dari kota Arabah Jenin Utara Tepi Barat beliau merupakan tokoh gerakan aksi mogok makan menghadapi penahanan administrasi dan meraih kemenangan dari aksi mogok makan yang dilakukannya dan memaksa Israel memenuhi tuntutannya(asy/pip)