Gerakan Hamasdan Fatah menolak pernyataan Presiden Amerika Donald Trump yang menyatakan bahwaYerusalem atau al-Quds telah dihapus dari meja perundingan.
GerakanPerlawanan Islam Hamas menyebut pernyataan oleh Presiden Amerika Donald Trump yangmenyatakan telah menghapus persoalan al-Quds atau Yerusalem dari mejaperundingan merupakan pernyataan “licik dan berbahaya.”
Melalui jurubicaranyaSami Abu Zuhri gerakan Hamas berpendapat bahwa tanggapan terhadappernyataan-pernyataan seperti ini harus dijawab oleh Otoritas Palestina denganmenarik kembali pengakuannya pada otoritas penjajah Zionis Israel membatalkanapa yang disebutnya sebagai “kemitraan keamanan” dengan penjajahIsrael serta memutuskan hubungan dan komunikasi keamanan dengan pemerintah Amerika.
Sementara itu GerakanFatah mengatakan “Tidak ada solusi dan tidak ada perdamaian tanpa al-Qudssebagai ibukota negara Palestina meskipun konflik tetap terbuka sepanjangwaktu.&rdquo
Gerakan Fatahmenjelaskan bahwa satu-satunya solusi adalah dengan implementasi resolusi-resolusiinternasional dan upaya apa pun tanpa mengimplementasikan resolusi-resolusiinternasional atau upaya pengalihan apa pun yang tidak bernilai tidak akan berhasil.
Presiden AmerikaDonald Trump Rabu (22/8/2018) mengungkapkan tentang rencananya untukmenyelesaikan masalah Palestina. Dia mengatakan bahwa selama perundingan”Israel akan membayar harga yang jauh lebih tinggi karena Israel telahmengambil hadiah yang sangat berharga” yaitu pengakuan Yerusalem ataual-Quds sebagai ibu kota negara Israel.
Dia menambahkan&ldquoKami telah menghapus persoalan Yerusalem dari meja perundingan.” (was/pip)