Wed 7-May-2025

Warga Kfar Qasim Tuntut Pembantaian Tahun 56 Diungkap

Senin 16-Juli-2018

Koran Haaretz yang berbahasa Ibrani menyebutkan sejumlah keluarga dan kerabat korban pembantaian Kfar Qasim kemarin (15/7) mendatang pengadilan banding militer Israel di Tel Aviv. Mereka menuntut dokumen rahasia pembantaian warga Kfar Qasim oleh militer Zionis segera diungkap. Salah seorang diantara mereka yang suka dipanggil Muhammad Farij yang saat terjadi pembantaian di Kfar Qasim dirinya baru berumur tiga tahun. Sementara ayahnya tewas dalam tragedi tersebut. Saya tidak tahu orang tuaku saya ingin tahu kenapa kedua orang tuanya dibunuh apa yang dia perbuat?.&nbsp

Sementara itu Yusuf Isa dimana orang tua dan pamanya terluka dalam insiden tersebut menambahkan penyebaran dokumen tersebut sangat penting bagi bangsa Yahudi. Sementara kita bangsa Arab tahu sebenaranya. Seorang dari keluarga Shurshur yang ayahnya tewas dalam pembantaian itu juga mengatakan setiap negara pasti punya kesalahan. Namun bila kesalahan itu diungkap mungkin tidak akan terjadi berkali-kali.&nbsp

Kepolisian peenjaga perbatasan saat terjadinya perang Sinai tahun 1956 melakukan kejahatan dengan membantai tak kurang dari 50 warga asal desa Kfar Qasim. Sudah 62 tahun berlalu Israel masih menyembunyikan kebenaran ini.&nbsp

Dan sejak setahun satu setengah yang lalu Ketua Pengadilan Banding Militer Jenderal Doron Vailes sedang mencari kasus yang tidak biasa terkait dengan permintaan sejarawan Adam Raz untuk meninjau kembali file-file rahasia dalam kasus tersebut. Raz pergi ke pengadilan setelah tentang tentara ditolak untuk ditinjau kembali.&nbsp

Perlu dicatatdokumen-dokumen yang diinvestigasi oleh Raz adalah hasil yang selama ini disajikan dalam persidangan terkait dengan para pelaku pembantaian tahun 1957. Sebuah istilah tentang “tatanan ilegal dan mencolok” dihapus. “Saya melakukan pemeriksaan awal terhadap dokumen-dokumen sejarah dan memahami bahwa bahan-bahan yang paling sensitif masih bersifat rahasia. Jadi saya melakukan apa yang seharusnya dilakukan sejarawan yang baik. Saya mengerjakan materi itu” kata Raz kepada Haaretz.

&nbsp

Tautan Pendek:

Copied