Dalam keadaankebingungan penjajah Zionis mengembalikan blokade atas Jalur Gaza ke bingkaiawalnya dengan menutup gerbang perlintasan Karem Abu Salem (satu-satunya posperlintasan barang dari dan ke Jalur Gaza) dan melarang ekspor dan impor. Hal inimenjadikan Jalur Gaza kembali ke penderitaan tahun-tahun pertama blokade.
Pada Senin(10/7/2018) lalu PM Zionis Benjamin Netanyahu menutup gerbang perdaganganutama dengan Jalur Gaza ini sebagai bagian dari sanksi kolektif lain yangdiberlakukan terhadap Jalur Gaza dengan dalih untuk menekan gerakan Hamas.
Sehari berikutnyapenjajah Zionis langsung menutup perlintasan Karem Abu Salem yang menjadi uratnadi kehidupan Jalur Gaza secara bisnis dan ekonomi di tengah-tengah isyaratdari Netanyahu dengan langkah-langkah lain yang belum diumumkan.
DampakKeputusan Ini
Wakil JuruBicara untuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Farhan Haq dalam konferensipers di kator tetap PBB di New York menegaskan bahwa “PerserikatanBangsa-Bangsa sangat prihatin dengan pembatasan yang diberlakukan pada perlintasanpenyeberangan dan penghentian sementara operasi impor dan ekspor. PBB mendesakIsrael untuk meninjau kembali keputusan itu.
Analis ekonomidan pemimpin redaksi surat kabar ekonomi Mohammed Abu Giap menegaskan bahwaJalur Gaza yang sebenarnya sudah terdampak akibat blokade dan penutupan akan mengalamikeruntuhan lebih cepat di sektor-sektor ekonomi mengalami kebangkrutan parapengusaha kebangkrutan perusahaan dan pemborosan dana Palestina akibatlangkah baru ini.
Abu Giap menjelaskandiperkirakan jumlah pendapatan daerah di departemen keuangan di Gaza akan sampaikepada ketiadaan uang hampir secara penuh yang akan menghasilkan serangkaian kehancuranpada tingkat ekonomi dan kemanusiaan di Gaza. “Tidak ada gaji untuk pegawaidi Gaza dan tidak ada kehidupan bahkan pada batas minimal&rdquo demikian menurutperkiraannya.
Pakar ekonomi Palestinaini meramalkan bahwa layanan kesehatan dan pendidikan akan mengalami penurunanserius dalam penyediaan layanan sementara itu pendapatan dari otoritas daerah akanmenurun yang menyebabkan keruntuhan serius lebih lanjut di sektor pelayanan daerahdan lokal.
Hal ini akanmenjadi tekanan lebih lanjut pada internal Jalur Gaza yang akan menjadiancaman nyata bagi keamanan dan perdamaian sosial.
Sejak tahun2006 penjajah Zionis memberlakukan blokade atas Jalur Gaza dan memperketat padapertengahan tahun 2007. Berubah-ubah tingkat blokade antara waktu dengan waktulainnya. Intensitas blokade semakin ketat secara sifgnifikan pada dua tahunterakhir bersamaan dengan sanksi sosial yang diberlakukan Otoritas Palestinadi Tepi barat sejak April 2017 lalu terhadap Jalur Gaza. Yang meliputipemotongan gaji pemensiunan dini penghentian anggaran operasional laranganpasokan obat ke Jalur Gaza dan larangan rujuan medis ke luar negeri. Hal inimenyebabkan kemunduran serius pada seluruh lini kehidupan di Jalur Gaza. (was/pip)