Meski mendapatkan kecaman internasional dariAmerika dan lembaga-lembaga HAM penjajah Zionis Israel tetap gigih terusmelakukan kejahatan merelokasi 46 kominitas badui Palestina di al-Quds danwilayah zona &ldquoc&rdquo (yang secara administratif dan militer di bawah kontrolpenjajah Zionis) di Tepi Barat dan khususnya di Lembah Yordan Palestina untukapa? Dan apa tujuan di balik kebijakan ini?
Sebelumnya otoritas penjajah Zionis sudahmulai mengusir penduduk dan meneportasi mereka dari perbatasan kota al-Qudsdengan menggunakan pasukan dalam jumlah besar. Mereka menyerang dan memukulipara aktivis relawan kemanusiaan dan warga sebelum akhirnya pengadilan Zionispada Kamis (5/7/2018) mengeluarkan putusan pembekuan sementara proses penghancuransampai ada penjelasan alasan otoritas penjajah Zionis tidak mengizinkan izinkominitas tersebut.
Otoritas penjajah Zionis berusaha membongkar 45rumah Palestina setelah keputusan pengadilan pada 25 Mei lalu. Sebanyak 250 wargabadui Palestina tinggal di rumah-rumah yang bertebaran di kaki bukit yanggersang. Di saat yang sama penjajah Zionis terus melakukan kebijakan mencegahorang-orang badui Palestina menanam pohon menambahkan fasilitas apa pun yangdapat menghidupkan kembali kehidupan di bukit tersebut atau bahkan sekedarmembangun rumah. Hal ini yang membuat mereka akhirnya tinggal di rumah-rumahseng yang nyaris tidak bisa melindungi mereka di musim panas dan di musimdingin.
Dua tujuan yang membantu mimpi Israel
Pakar pemukiman dan Kepala Departemen Peta di LembagaStudi Arab Khalil Tafkaji mengatakan &ldquoKegigihan penjajah Israel mengusir danmerelokasi warga badui dari perkampungan badui al-Quds dan Lembah Yordanmemiliki dua tujuan utama: tujuan lokal untuk melaksanakan proyek Yerusalem tahun2050 yang disebut dengan “Proyek 5800”.
Dia menjelaskan bahwa proyek ini adalah untukmembangun bandara terbesar di “Israel” di daerah Nabi Musa untuk menampung35 juta penumpang dan 12 juta wisatawan serta membangun jaringan jalan-jalan relkereta api kawasan industri dan bisnis dan pariwisata yang terdiri darisejumlah hotel. Dia menyatakan bahwa kawasan ini akan terhubung dengan wisataterapeutik di Laut Mati dan wisata religius di kota al-Quds atau Yerusalem.
Dalam perbindangan dengan Pusat InformasiPalestina Tafkaji mengatakan bahwa proyek ini merupakan bagian dari proyekyang disebut dengan “Yerusalem Raya” menurut konsep”Israel” dan tidak boleh ada apapun yang namanya entitas atau negaraPalestina yang didirikan dengan ibukota al-Quds Timur.
Tujuan kedua adalah tujuan regional. Karena penjajahZionis “Israel” melihat dirinya sebagai titik yang menghubungkan antaraEropa dan Timur Tengah. Hal ini menuntut pembukaan jembatan “Raja Abdullah”yang saat ini ditutup untuk menghubungkan “Israel” (wilayah Palestinayang diduduki Israel sejak tahun 1948) dengan Yordania dan negara-negara laindi kawasan itu di sebelah timur.
Dia mengingatkan bahwa pada awal tahun 2019akan dibuka bagian yang menghubungkan daerah pesisir Jaffa dan Yerusalem. Dan padaakhir proyek akan dibuka kawasan “Nabi Musa” Lembah Yordan dan bandarayang hendak dibangun. Untuk diketahui bahwa bagian utara proyek ini dibukaantara Haifa dan wilayah Besan yang meluas ke Yordania dan negara-negara tetangga.Bisan – Haifa adalah jalur rel kereta dan kawasan industri yang dalam waktu 18bulan akan siap. (was/pip)