Tue 6-May-2025

Apakah Israel Akan Padamkan Kebakaran Balon dengan Pembunuhan?

Senin 2-Juli-2018

Israel masih bingung apa yang harus dilakukanterhadap Jalur Gaza untuk menghentikan pawai kepulangan rakyat yang telah menguraspotensi pasukan dan militer keamanan politik dan media dengan cara yang belumpernah terjadi sebelumnya. Apa yang lebih mengkhawatirkan adalah karena Israel tidakberniat untuk terlibat dalam pertempuran komprehensif yang tidak tidakdiharapkan konsekuensinya.

Sekretaris Partai Persatuan Nasional Zionis OfirSofer mengatakan “Israel dituntut untuk menyelesaikan situasi di Gaza.Israel harus menghentikan kebijakan yang mengabaikan berlanjutnya fenomena layang-layangapi yang membakar lahan-lahan Israel. Israel harus bekerja untuk memulihkanketenangan di wilayah selatan dan memulangkan tentara Israel yang disandera diJalur Gaza.”

Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett anggotaDewan Menteri Keamanan dan Urusan Politik dia mengklaim bahwa “sikapmenahan diri yang ditunjukkan oleh pemerintah dan tentara terhadap Gaza pastiakan mengarah pada eskalasi militer. Israel salah karena tidak membunuh para peluncurlayang-layang api yang pada hari ini menuntut ada tindakan untuk meningkatkan tingkatrespon terhadap fenomena ini.&rdquo

Kehilangan strategi

“Kehilangan strategi yang jelas” demikiandijelaskan analis politik dan spesialis masalah “Israel” Emad AbuAwad yang menggambarkan situasi yang dialami oleh “Israel” pada saatini. Dia menjelaskan bahwa “Israel” mengalami semacam ketidakmampuanuntuk membuat keputusan di mana Israel masih berjalan di tempat dan inginmelanjutkan kebijakan manajemen konflik.

“Hal ini tercermin pada ketidakmampuanIsrael untuk menangani Gaza terutama karena Israel telah kehilangan kekuatanpreemptive untuk menghadapi Gaza dan diperkirakan perang berikutnya akan menjadikuat dan mengandung kejutan” tegas Abu Awwad kepada Pusat InformasiPalestina.

Dia menambahkan “Semua indikasi mengatakanbahwa jika terjadi perang maka hasilnya akan sama. Israel akan kembali ke bingkaiyang sama dan mungkin dengan kemunduran lebih besar.”

Koresponden militer surat kabar Ma&rsquoarivTal Lev Ram mengutip sumber politik senior di “Tel Aviv” yangmengatakan bahwa “Israel tidak akan tertarik menghadapi Hamas karenatekanan publik yang terjadi di Israel.”

Lebih lanjut dia menambahkan “Mungkinsaja berangkat melakukan operasi militer besar di Gaza besok pagi tetapi adapertimbangan tambahan seperti situasi di front utara dan hambatan materi ditimur Gaza yang sedang dikerjakan militer untuk menyelesaikannya pada akhirtahun ini. Oleh karena itu Israel tidak berniat untuk mengubah kebijakannya terhadapJalur Gaza meski terus terjadi tembakan roket.”

Dilema aksi damai

Dalam konteks yang sama analis politik SalahuddinAwawda sepakat dengan Abu Awad bahwa entitas Zionis sedang mengalami dilema yangsebenarnya yaitu “pawai damai kepulangan”. Aksi ini berada antara duakondisi bersifat damai damai dan non-damai jika dikaitkan dengan peluncuran layang-layangdan balon api. Sehingga menyulitkan penjajah Zionis untuk membuat sebuah keputusankarena itu bukan seperti roket yang ditembakkan.”

Kepada Pusat Informasi PalestinaAwawda menjelaskan bahwa layang-layang dan balon-balon api ini tidak menimbulkankerugian nyawa namun mengganggu dan menyebabkan kerusakan material yang besarbagi para pemukim Yahudi di pinggiran Jalur Gaza. “Sampai saat ini sulitbagi penjajah Zionis untuk mengimbangi opini publik internasional demikepentingannya terutama di tengah-tengah aksi protes damai dan memburuknya krisiskemanusiaan di Jalur Gaza&rdquo imbuhnya.

Dia menyatakan bahwa menurut doktrin keamananZionis setiap perang haarus terjadi karena keterpaksaan. Dan dalam pandangankeamanan Zionis sampai saat ini hal itu belum tercapai. Karena itu sulit untuk dipropagandakankepada publik.

Apakah kembali dengan cara pembunuhan?

Surat kabar Zionis Maariv mengutip dariAvi Dichter kepala Urusan Luar Negeri dan Komite Keamanan Knesset yangmengatakan bahwa “Israel akan menghentikan fenomena layang-layang api inimeskipun harganya adalah dengan meletusnya perang skala besar di Gaza.”

Dichter menambahkan “Ini berarti bahwakita dapat kembali ke kebijakan pembunuhan lagi di masa depan. Karena cara iniadalah metode penangkalan yang penting sah dan berhasil. Tidak satupunpimpinan Hamas yang kebal dari pembunuhan atau pembersihan siapapun darimereka bisa kita pisahkan kepalanya dari tubuhnya jika kita tidak memilikipilihan lain.”

Awawda menilai ada banyak indikasi yangmenunjukkan bahwa Israel tidak dapat mengobarkan perang baru di Gaza. Namun halitu tidak mencegah Israel untuk melakukan pembunuhan di lapangan bahkan terhadapanak-anak. Dia menambahkan “Penjajah Zionis berusaha memperluas lingkaranuntuk mendapatkan harga yang lebih besar. Namun respon perlawanan cukup kuat. Karenaitu dilema akan terus berlanjut sampai ada solusi selain perang. “

Awad sepakat dengan Awawda bahwa ancamanpembunuhan ini mengandung dua wajah tidak ada yang ketiganya. Antara perangpsikologis untuk menekan pawai kepulangan dan menghentikannya atau merasakankemungkinan kekhawatiran untuk tidak terlibat dalam perang yang meletus padasaat dalam pembunuhan yang berharga. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied