Tue 6-May-2025

Ancaman Israel ke Gaza antara Keseriusan dan Ketakutan Konsekuensi

Selasa 26-Juni-2018

Seperti biasanegara penjajah Zionis selalu berusaha untuk menyeret perlawanan Palestina kedalam konfrontasi militer bersenjata. Melalui konfrontasi militer bersenjatanegara penjajah Zionis berusaha untuk memulihkan kekuatan preemptiv yangterkikis oleh pawai kepulangan yang dibarengi dengan perlawanan damai yangtelah membuktikan bahwa Israel adalah entitas yang tak tahan lelah dan hidup dibawah layang-layang dan balon api.

Belakanganmulai muncul ancaman Zionis sebagai upaya untuk menunjukkan kepada rakyatnya sebagaikekuatan yang superior dan mampu mengakhiri gangguan Palestina yang datang dariJalur Gaza.

Perang psikologis

Analis politikEyad Qara menilai eskalasi ancaman “Israel” ini merupakan perangpsikologis yang biasa dilakukan “Israel” sejak awal berdirinyaentitas tersebut sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki tanganterpanjang di wilayah tersebut.

Qara yakinIsrael memiliki keyakinan bahwa perang tahun 2014 belum membuahkan hasil yangsesungguhnya dan perlawanan bisa sembuh dengan sangat cepat dan mengembangkankemampuannya secara lebih baik dari sebelumnya. Karena itu penjajah Zionisberusaha memujudkan kekuatan preemptive yang mulai terkisis setelahperkembangan terakhir di Jalur Gaza.

Dia menyatakanbahwa Israel memiliki keyakinan kuat bahwa perlawanan di Gaza mempu menghadapikonfrontasi dan memiliki keberanian untuk menimbulkan rasa sakit pada Israel. Halini nampak dari reaksi perlawanan dalam eskalasi terakhir yang telah mempumengimbangi &ldquoserangan dengan serangan&rdquo.

Qaramenjelaskan bahwa pawai kepulangan berserta pertempuran yang melelahkan Israelbisa jadi mendorong Israel untuk melakukan konfrontasi militer dan hal itulebih mudah bagi Israel untuk mendemonisasikan (mencitrakan paling buruk) citraGaza di mata dunia. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkantujuan-tujuannya bagi kekuatan preemptive dan tekanan pada perlawanan ditengah-tengah situasi kemanusiaan yang sulit di Jalur Gaza.

Gaza menyulitkanIsrael

Menghadapi realitadi Gaza Israel tidak bisa apa-apa kecuali melontarkan ancaman kiri kanansebagai upaya untuk mengembalikan air mukanya menghadapi terkikisnya kekuatanpreemptivnya. Hal ini ditegaskan oleh spesialis urusan Zionis Imad Abu Awad. Diamenjelaskan bhawa Gaza mempu menyulitkan Israel meski potensi dan kekuatannyaberbeda.

Abu Awadmenyatakan bahwa Israel tidak mampu mengambil keputusan strategis terkaitperang ke Gaza untuk menerornya yang mungkin saja bisa direalisasikan dengantiba-tiba tanpa diprediksi dan Israel tidak memiliki keputusan strategis untukmenyelesaikan persoalan Gaza secara politik.

Dia meyakiniIsrael mengalami kerugian besar dalam menghadapi Jalur Gaza kali ini. Perlawananmampu mewujudkan terori pertahanan &ldquoserangan dengan serangan&rdquo dan mewujudkanreaksi yang tidak disangka-sangka oleh Israel akan terjadi. Dia menjelaskanbahwa Israel membutuhkan teori baru karena teori yang lama tidak nyambungdengan realita yang ada.

Dia menegaskanGaza telah membuktikan bahwa perlawanannya dengan sarana perlawanan yangsederhana seperti layang-layang telah memperdalam kelemahan Israel sepertiketidakmampuan pemukim Israel beradaptasi dengan realitas yang hampirmelelahkan.

Pesan tekanan

Sementara ituspesialis urusan Zionis Aiman Rafati meyakini bahwa ancaman Israel ke JalurGaza dalam rangka untuk menyampaikan pesan keras kepada gerakan Hamas akanpentingnya meninjau kembali fenomena layang-layang dan balon api yang telahmengancam militer dan politik Israel setelah adanya tekanan dari para pemukimYahudi di pinggiran Jalur Gaza.

Dia menambahkan&ldquoSaya yakin melalui pesan ini penjajah Zionis berusaha menekan gerakan Hamassebagai kartu terakhir dalam rangka tekanan yang dilakukan militer penjajahZionis pada pimpinan politik yang masih menolak perbaikan realitas di JalurGaza untuk menghindari momok perang.&rdquo

Rafatimenegaskan bahwa pernyataan dan ancaman Israel pada Gaza dilontarkan setelah militerpenjajah Zionis menempatkan &ldquopimpinan politik&rdquo di bawah tekanan lapangan yangmenyulitkan yang menuntut pimpinan politik di negara penjajah Zionis menetapantarget dan tujuan yang jelas di saat memutuskan untuk melibatkan militer dalamkonfrontasi militer dengan Jalur Gaza dan target-target ini mungkindiwujudkan dan ini yang tidak bisa dijawab pimpinan politik Israel sekarangyang berarti bahwa berangkat perang tanpa tujuan akan menghabisi masa depanpolitik para pembuat keputusan perang.

Di sisi lainRafati menyatakan bahwa peluang berangkat perang baru masih ada ditengah-tengah tekanan yang dialami pimpinan politik di negara penjajah Zionisapabia tujuan perang adalah untuk melemahkan gerakan Hamas dan memotongkuku-kukunya dengan tujuan untuk memuluskan kompromi politik yang diusulkanpemerintah Amerika.

Rafati menutuppernyataannya dengan mengatakan &ldquoPerlawanan harus terus dalam kondisi siapsiaga dan bersiap untuk menghadapi konfrontasi jika itu terpaksa dan tidaktuntuk pada prediksi ketidakinginan Israel untuk melakukan perang baru.&rdquo(was/pip)

Tautan Pendek:

Copied