Gerakan perlawanan Islam Hamas meminta masyarakatinternasional dan PBB tidak menganggap sepele terhadap bahaua yang mengancammasalah pengungsi Palestina baik pendanaan maupun politik mereka.
Dalam keteranganyayang dilansir pusat informasi Palestina Senin (25/6) Hamas mengisyaratkan yangpaling utama dalam masalah hak ini adalah hak hidup merdeka dan layak. Kembalike negerinya dan kotanya dimana mereka diusir adalah hak utama mereka.
Hamas menegaskantidak diragukan lagi bertumpuknya krisis keuangan di UNRWA secara dramatis membahayakanlebih dari 5 juta pengungsi Palestina bagi kebutuhan mendasar yang merekaperlukan.
Hamas memandangsangat prihatin dengan kondisi krisi yang menimpa para pengungsi Palestina saatini. Ia meminta bantuan yang memadai untuk UNRWA  terus dilakukan agar mereka dapat melanjutkanbantuan dan kewajibanya terhadap jutaan pengungsi Palestina.
Hamas jugameminta kajian yang mendasar bagi solusi masalah UNRWA ini. Tak bisa diterima bilapenderitaan pengungsi terus berlanjut membiarkan kahidupan mereka tergantungkebijakan negara lain. Apalagi berdasarkan keputusan rasis Amerika demikepentingan Israel dengan mengorbankan prinsip tetap Palestina. PBB harusnya melakukankeputusan yang bertanggung jawab dengan menjadikan UNRWA sebagai bagian dariPBB. Sebagaimana Hamas juga menyerukan negara-negara Arab dan Islam melakukankomitmenya memberikan bantuan yang diperlukan bagi anggaran UNRWA.
Secara khususHamas dalam hal ini menghimbau konferensi negara-negara donor yang dilakukan diNew York untuk menentukan komitmenya mengumpulkan dana 250 juta dollar bagiUNRWA.
Sebelumnya KomisarisUNRWA Pierre Krineball pada awal tahun 2018 mengumumkan pihaknya mengalamikekurangan dana 446 juta dollar akibat tak komitnya Amerika Serikat yang memangkasbantuanya tiap tahun sebagai akibat kebijakan politiknya terhadap Palestina danmasalah pengungsi. (asy/pip)