Tue 6-May-2025

Krisis Listrik dan Peluru Israel Mengancam Petani Palestina

Selasa 29-Mei-2018

Tidak ada yangmemecam keheningan perbatasan desa Khuza&rsquoah di timur Khanyunis wilayah selatanJalur Gaza kecuali suara kicau burung-burung kecil. Namun pamandangan ini bisaberbalik 1800 sewaktu-waktu pos-pos militer Zionis memilihmelepaskan tembakan ke arah para petani yang mengejar kedatangan listrik untukmengairi ladang pertanian mereka.

Sejak dimulaipawai kepulangan akbar pada 30 Maret 2018 lalu penderitaan para petani semakinbertambah. Ketiadaan listrik yang memaksa mereka mengairi lahan pertaniansebelum subuh dan di tengah malam membuat mereka rentan terkena pelurumenyayar yang ditembakkan pasukan penjajah Zionis.

Krisis listrikdi Jalur Gaza yang hanya menyala 2-4 jam sehari dan serangan langsung yangdilakukan pasukan penjajah Zionis ke ladang-ladang para petani dekatperbatasan mengakibatkan kerugian besar dan kerusakan pada buah dan kekeringanbanyak tanaman yang menyebabkan buah setengah matang.

Hari pertamapawai kepulangan pasukan penjajah Zionis telah membunuh petani Palestina UmarSamur dan melukai lainnya akibat meriam yang ditembakkan pasukan penjajahZionis dengan tujuan untuk meneror para peserta pawai damai. Sementara itubuldoser-buldoser dan serdadu penjajah Zionis terus menyerang ladang disepanjang pagar pemisah di perbatasan selama dua bulan terakhir.

Peluru dan air

Di ladangpetani Akram Abu Ruk peluru-peluru senjata berat penjajah Zionis mengoyakdaerah pertanian di utara. Sementara itu dia berhasil mengumpulkanpeluru-peluru yang belum meledak. Ini membuktikan serangan dilakukan secaralangsung ke arah ladang tersebut.

Meski pawaikepulangan berjarak satu kilometer dari ladang Abu Ruk dan tetangganya namunpada awal April 2018 lalu penjajah Zionis mulai menggempur ladang-ladangtersebut berulang-ulang dan mengancam hidup para petani yang terpaksa mengairitanaman mereka di pagi-pagi buta.

Abu Rukmenyatakan bahwa dirinya mengalami masalah dengan listrik yang hanya menyalaselama 2-4 jam setiap sehari dan ketika listrik menyala selepas tengah malamdia terpaksa dia mengambil resiko dengan mempertaruhkan nyawanya ketia berusahamengairi ladangnya di bawah ancaman peluru-peluru pasukan penjajah Zionis.

&ldquoKami harusmengambil resiko selepas tengah malam setiap kali listrik kembali menyala untukmengairi ladang. Tiga hari yang lalu mereka menembaki kami dan kami melarikandiri. Seperti Anda lihat tanaman dan buah-buah melon ini sementara peluruZionis memutus batang tanaman dan mati. Penembakan semakin meningkatsignifikan&rdquo unkapnya kepada koresponden Pusat Informasi Palestina.

Hal tersebutjuga disampaikan petani Madahad Shabah. Dia menegaskan krisis listrik memaksadia dan rekan-rekannya para petani mengairi ladang pukul 2 pagi menggunakanpenerangan senter. Hal ini yang membuat mereka terpapar serangan tembakan daripos-pos militer penjajah Zionis dekat lokasi.

&ldquoBuah yang adadi tangah saya ini akibat kekurangan air tidak tumbuh secara normal. Kami jugamembutuhkan air untuk menyemprotkan obat-obatan untuk tanaman. Ladang tomatlabu dan melon telah rusak&rdquo keluhnya kepada koresponden Pusat InformasiPalestina.

Musim rugi

Keluhan petaniperbatasan semakin meningkat sejak dimulai pawai kepulangan akibat kerusakandan serangan Israel ke ladang yang biasanya membombardir tanpa pandang buludan tembakan gas air mata.

&ldquoPara petani disepanjang perbatasan selalu terancam bahaya namun masalah mereka semakin meningkatbelakangan ini” kata Taiseer Qudeih kepala Asosiasi Khuzaa untukPertanian Berkelanjutan kepada koresponden Pusat Informasi Palestina.

Dia menambahkan”Beberapa minggu yang lalu pesawat penjajah Zionis Israel menyemprot pestisidake 800 hektar ladang gandum dan merusaknya. Sejak dimulai pawai kepulanganpenembakan kepada para petani meningkat meriam-meriam jatuh rudal di ladangsementara tidak adanya listrik juga menghancurkan ladang pertanian.&rdquo

Krisis listrikpeluru-peluru penjajah Zionis dan kelemahan pasar lokal memenuhi mimpi parapetani telah menyebabkan kerugian bagi para petani. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied