Perkembangan diperbatasan Gaza kemungkinan akan memperburuk situasi di lapangan ditengah-tengah berlanjutnya blokade dan ketidakpedulian internasional terhadap situasikemanusiaan di Jalur Gaza di tengah-tengah propaganda Zionis akan terjadinya konfrontasiketiga bersama dengan Suriah dan Iran yang bisa jadi lebih keras.
Bom Gaza
Penulis IsraelAlon Ben David di surat kabar Zionis Ma&rsquoarev menulis bahwa Israel dihadapkanpada dua opsi: memperingan tekanan terhadap Gaza atau terus mengabaikan situasidi Jalur Gaza dan menciptakan konfrontasi lain.
Diamenambahkan “Kesuksesan militer Israel yang memicu cibiran dalammenghadapi Hamas pekan ini belum mengancam garis kecemasan yang masih melanda parapemimpin senior militer. Saya tidak melihat mereka begitu khawatir bahkanketika mereka berurusan dengan Iran pekan lalu mereka mendengar detak bomGaza dan mereka tahu bahwa jika kita tidak melakukan apa-apa bom akan meledakkepada kita segera dan bukan nanti.”
Menurut BenDavid Jalur Gaza belum pernah mengalami seperti yang terjadi hari ini. &ldquoTidak adagaji dan tidak ada listrik. Yang lebih buruk dari itu tidak ada air. Musim panastiba dan sebagian besar Jalur Gaza tidak memiliki listrik untuk menyimpan pasokandi kulkas. Krisis yang paling burk akan terjadi pada air. Sebagian besar JalurGaza benar-benar hidup dengan air tercemar ini adalah masalah hari-harisebelum di sana ada epidemi.&rdquo
Dia mempertanyakan&ldquoApakah ada yang meyakini bahwa penyakit ini hanya akan berada di dalamperbatasan (Jalur Gaza) dan tidak menyeberang hingga 1000 meter sampai keSedirot atau 300 meter sampai ke Karem Shalom?&rdquo
Lari dari tangungjawab
Ben Davidmenjelaskan bahwa sebagian besar menteri kabinet (kebanyakan dalam sepanjangsejarah adalah dari kelompok kanan) mendukung ide pendirian pelabuhan di Gazadan mereka menyakini pelabuhan itu memiliki keistimewaan politik yang besar diantaranya adalah akan membebaskan Israel dari tanggung jawab terhadap nasibpenduduk Gaza dan mereka akan diizinkan untuk bermigrasi ke negara-negara laindan itu akan memberi kesempatan kepada Isreal untuk membagi rakyat Palestina.
Opsi keduaadalah menunggu dan melakukan perang lagi dengan Gaza. &ldquoNamun opsi inilah yangmenciptakan garis kesemasan di kalangan elit militer. Ini tidak berarti bahwamereka tidak takut konfrontasi dengan Gaza namun mereka ragu-ragu untuk melakukankonflik yang tidak perlu dan kita tidak memiliki apa yang kita realisasikandalam konfrontasi berikutnya. Paling-paling kondisi terbaiknya konfrontasiakan berakhir tepat di tempat yang sama dengan yang kita tinggalkan.”
Sedang KolumnisHaaretz Amos Harel mengungkapkan menurut sumber-sumber politik di Israel”Mesir ingin kembali mempromosikan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatahmemperluas peran pejabat Otoritas Palestina di Jalur Gaza dan memulai kemudahanfasilitasi ekonomi serta penyelesaian pelucutan senjata sayap militer Hamassecara bertahap.&rdquo
Dia menambahkan&ldquo”Qatar telah menyampaikan inisiatif kedua kepada Israel yang isinyamengusulkan komite ahli yang tidak berafiliasi kepada organisasi manapun untukmengelola Jalur Gaza selain menghentikan persenjataan Hamas dan menggabungkanorganisasi-organisasi internasional untuk mengawasi proses ini. SementaraSekjen PBB Nikolai Mladenov mengajukan inisiatif ketiga untuk mencoba mengorganisirsebuah forum regional baru yang melibatkan Israel Mesir Otoritas Palestinadan PBB dan forum ini yang memimpin sebuah perangkat yang menangani bantuanekonomi jangka panjang ke Jalur Gaza.&rdquo
Konflikeksplosif
Ron Ben Yishaimenulis di situs (Ynet) “Sudah pasti bisa dicapai pengaturan kompromi mederattanpa memaksa Hamas untuk sepenuhnya meletakkan senjatanya. Kemungkinan bisa berhasiljika Mesir pemantau PBB dan kelompok Arab memaksakan dan membentuk otoritassipil dengan melibatkan Hamas dan Otoritas Palestina. Pengaturan di Gaza jauhdari idealis untuk Israel tetapi peluang resikonya sama.”
Dia memprediksikonfrontasi yang ada meningkat menjadi perang lagi setelah puluhan orang Palestinagugur dan ribuan lainnya terluka di Gaza sekaligus kecaman keras yang diterimaIsrael di ranah internasional.
Ben Yishaimenambahkan “Ada rencana lain untuk penyelesaian ini yang telah diujidalam beberapa tahun terakhir di sejumlah wilayah konflik kekerasan dan krisiskemanusiaan di dunia dan telah berhasil. Rencana ini didasarkan pada pengaturansementara yang akan dilaksanakan secara bertahap – penyelesaian militer danpolitik di bawah pengawasan dan mandat internasional yang memberinya legitimasidan kredibilitas hukum pengaturan ini akan membantu semua pihak dan akan dapatmenjinakkan konflik eksplosif secara bertahap.”
Opsi realistis
Ben Yisyaimenyatakan masalah serius lainnya yang dihadapi pemerintah Israel saat iniadalah pengaturan di bawah pengawasan internasional untuk Gaza yang menimbulkanpreseden bagi Tepi Barat. Mahmud Abbas telah meminta agar pengaturan semacamitu diterapkan pada semua wilayah yang diduduki Israel pada 1967 tanpa kesepakatandengan Israel. Permintaan semacam ini akan menjadi hambatan bagi negosiasiperdamaian yang serius berdasarkan solusi kompromi antara Israel dan Palestina.
Dia menyimpulkan”Ada banyak kekurangan lain dalam pengaturan internasional untuk situasidi Gaza tetapi ini adalah satu-satunya opsi realistis untuk sekarang ini darisudut pandang semua pihak agar dengan cepat tercapai ketenangan dan stabilitas.Pengaturan ini akan memungkinkan mengalirnya bantuan kemanusiaan danproyek-proyek ekonomi yang akan menyelamatkan penduduk dari keadaan putus asa.”
Oleh karenaitu Israel harus menggunakan hubungan baiknya dengan pemerintah Donald TrumpMesir dan Yordania dan hubungannya yang kurang baik dengan negara-negara Eropadan negara-negara Teluk. Israel harus bekerja di belakang layar untukmemanfaatkan mereka semua guna merumuskan dan melaksanakan dengan cepat pengaturanmiliter ekonomi dan politik untuk Jalur Gaza.
Era barukonflik
Sementara ituanalis masalah Israel di “The Palestinian Information Center&rdquo berkomentarbahwa “para pemimpin Israel mendorong wartawan penulis dan analis merekauntuk menampilkan ketakutan dan kecemasan mereka dalam bentuk kemanusiaan yang sebenarnyasudah hilang dari doktrin mereka. Untuk mencitrakan mereka sebagai orang yangsangat peduli dengan situasi yang memburuk di Jalur Gaza. Meski sudah menjadirahasia umum bahwa mereka yang menyebabkan tragedi itu dan menjadi penyebab terjadikejahatan paling brutal yang kenal dalam sejarah umat manusia.”
Dia menambahkan”Meskipun hal itu dipublikasikan melalui media Ibrani namun faktanyatidak bsia disembunyikan bahwa entitas Zionis dalam keadaan cemas permananterutama setelah peristiwa pawai kepulangan. Entitas Zionis merasa sedang dudukdi tengah-tengah ladang ranjau. Mereka ingin menjinakkan ranjau ini dan berusahauntuk mengendalikan denyut ledakan dengan kerugian minimal dan berusaha untukmenetralkan front selatan yang paling sulit menurut pandangan para jendralnya.”(was/pip)