Tue 6-May-2025

Mengenal Penjaga Terakhir Masjid Al-Aqsha dari Turki Utsmani

Rabu 25-April-2018

Dia menolak perintah untuk mundur meninggalkan al-Quds dan kembali kenegerinya (Turki). &ldquoKarena al-Quds berada di atas perintah dan instruksi.&rdquo Beberapadekade kemudian ketika orang-orang bertanya kepadanya yang tetap berdiritegap tidak meninggalkan tempat penjagaannya kenama Anda tiba kembali(pulang)? Dia menjawab takut kalau Nabi Muhammad saw sedih karena diameninggalkan penjagaan terhadap kiblat pertama dan tempat suci ketiga umatIslam tersebut.

Hasan Igdirli lelaki berusia 93 ini adalah tentara terakhir Turki Ustmaniyang meninggalkan masjid al-Aqsha pada tahun 1982 bukan pulang ke negaranyatapi ke pemakaman. Dia bertemu secara tidak sengaja dengan seorang wartawanTurki bernama Ilhan Bardakci di masjid al-Aqsha pada hari Jum&rsquoat tahun 1972. Kemudiadia tulis ceritanya dengan judul &ldquoSaya Mengenalnya di Masjid al-Aqsha&rdquo.

Bardakci mengatakan bahwa kala itu dia berjalan-jalan di al-Quds sampaitiba di depan pintu masjid al-Aqsha tepatnya di &ldquoArea 12 Ribu Obor&rdquo. SultanYawoz Selim ketika menggabungkan al-Quds ke dalam otoritasnya pada 30 Desember1517 di hadir di Masjid Al-Aqsha. Dia mendapati shalat isya dalam keadaan gelap.Maka dia perintahkan pasukannya masing-masing prajurit menyalakan obor jumlahmereka ada 12.000 tentara. Mereka semua shalat isya area tersebut di bawahpenerangan obor. Maka dinamainya area atau halaman tersebut dengan nama ini. Demikiantulis jurnalis Turki tersebut.

Saat itu Bardakci melihat Kopral Hasan di depan halaman kedua. Ketika diabertanya kepada pamandu siapa dia katanya dia orang gila. Dia sudah ada disini sejak bertahun-tahun dan berdiri di seperti patung. Tidak pernah bicaraapapun dengan siapapun. Dia hanya melihat ke arah masjid. Bardakci mendekatinyadan mengucapkan salam dengan bahasa Turki &ldquoSelamu Aleykum baba (ayah).&rdquo Disapa demikian dia gerakan matanya berbinar-binar. Ia lalumenjawab salam dengan bahasa Anatolia dengan fasih &ldquoAleykum Selam oğul (wahaianakku)!&rdquo Sang wartawan kaget dengan jawabannya menggunakan bahasatersebut lantas bertanya tentang identitasnya.

Tiba-tibaKopral Hasan berkata &ldquoKetika negara Utsmani jatuh dan agar tidak terjadipenjarahan dan perampokan di kota &ndash al-Quds &ndash pasukan Turki meninggalkan satu unittentara sampai pasukan Inggris memasuki al-Quds (biasanya pasukan yang menangtidak memperlakukan unit tentara yang kalah diperlakukan sebagai tawanan sepertiketika bertemu mereka). Saya bersikeras agar saya menjadi salah satu anggotaunit ini dan menolak untuk kembali ke negara saya. Saya adalah kopral Hasan dariKorps ke-20 Brigade ke-36 Batalyon ke-8 komandan Resimen senapan mesin ke-11.&rdquo

KopralHasan mengatakan &ldquoKami tinggal di al-Quds karena kami takut saudara-saudarakami di Palestina akan mengatakan bahwa negara Utsmani meninggalkan mereka. Kamiingin masjid al-Aqsha tidak menangis setelah 4 abad. Kami ingin sultannya paranabi Nabi Muhammad saw tidak bersedih. Kami tidak ingin dunia Islam berdukadan berkabung.&rdquo

Lebihlanjut Kopral Hasan menambahkan &ldquoKemudian setelah itu tahun-tahun yang panjangberlalu seperti kejapan mata. Semua teman-temanku sudah berpulang ke rahmatAllah satu demi satu (jumlah mereka ada lima puluh tiga orang) dan musuh-musuhtidak bisa menghabisi kami tetapi taqdir dan kematian (yang mengakhiri kami).&rdquo

Kopral Hasan menyampaikan permintaan terakhir kepada Bardakci dan berkata &ldquoAnakkuketika kamu pulang ke Turki pergilah ke desa Tokat Sanjak (daerah ini sekarangbernama Pontus red). Di sana ada komandan saya kapten Mustafa. Beliau yangmenempatkan saya di sini sebagai penjaga masjid al-Aqsha dan meletakkan amanahdi pundak saya. Cium tangannya untukku dan katakan kepadanya bahwa Kopral Hasankomandan Resimen senapan mesin ke-11 masih tegap berdiri menjaga masjid al-Aqsha. Masihberdiri berjaga di tempat yang Anda tinggalkan sejak waktu itu. Dia belumpernah meninggalkan tugasnya untuk selamanya. Dia menginginkan doa-doa keberkahanAnda.&rdquo

Kopral Hasan tetap menjadi penjaga masjid al-Aqsha meninggalkan tanah airdan rakyatnya. Di dalam hatinya ada keberanian kesetiaan dan kebanggaan yang hanyadiketahui oleh orang-orang terhormat. Namun kematian yang mengambil mereka satuper satu telah mengambil dia pada tahun 1982 sehingga dia menjadi penjagaterakhir masjid al-Aqsha dari tentara Turki Utsmani. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied