Peti beku no 15 di rumah sakit Siyalang Kuala LumpurMalaysia yang menyimpan jenazah Fadi Al Batsh ilmuwan Palestina yang dibunuhorang tak dikenal masih menunggu persetujuan dari pihak Mesir untuk bisaditerbangkan menuju tempat kelahiranya di Gaza.
Hingga harike dua ratusan pelayat dari imigran Palestina dan Arab serta sejumlah aktivisMalaysia masih berkumpul di rumah duka untuk menyampaikan bela sungkawasebagianya melantunkan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran.
Sebagaibentuk perpisahan dari sejumlah pelayat yang datang menjenguk Fadi Al-Batshkepolisian Malaysia membolehkan pengunjung untuk membuka peti pembeku no 15selama 4 jam. Satu pertanyaan yang timbul adalah kenapa Allah memancarkancahaya dari wajahmu dengan cara seperti ini?. Sebelumnya yang lain menimpaliitulah urusan yang tidak diketahui kecuali Allah.
Itulahsepenggal kesedihan yang digambarkan sejumlah pelayat Fadi. Allah lah yang tahuwahai Fadi seberapa banyak air mata yang tumpah karenamu. Semua orang dekatnyatak meminta apa-apa kecuali dua hal. Pembunuhnya terungkap dan jenazahnyadimuliakan dengan ditanam di Gaza.
Sudah dua hariberlalu sejak syahidnya Al-Batsh pembicaraan masih intensiv dengan sejumlahpihak terkait di Mesir agar diizinkan mengevakuasi jenazahnya melewati perbatasanMesir hingga ke Gaza. Namun izin ini berbenturan dengan tuntutan menteri perangZionis Evigdor Liberman yang meminta Kairo untuk tidak mengizinkan jenazahAl-Batsh tiba di Gaza.
Pembicaraan masihberlangsung tanpa ada solusi terobosan. Investigasi masih terus dilakukan olehkeamanan Malaysia untuk mengungkap pelaku aksi pembunuhan tersebut. Tinggal lahpeti no 15 ini menunggu pihak-pihak terkait.
Dua orangyang tak dikebal pada dini hari Sabtu kemarin melancarkan aksi pembunuhanterhadap Fadi Al-Batsh saat ini berangkat untuk shalat Shubuh di komplekperumahan di Kuala Lumpur Malaysia. Sejumlah orang menuding Mossad intelijen Zionisberada dibalik operasi ini. (asy/pip)
