Anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Palestina Hamas Dr. MusaAbu Marzuq menegaskan realisasi rekonsiliasi dan pembentukan Dewan Nasionalbersatu yang menampung semua komponen bangsa adalah hal yang mungkin.
Dalam pernyataanya kepada Pusat Informasi Palestina AbuMarzuq mengatakan bahwa delegasi Hamas sedang melakukan sejumlah pertemuandengan para pimpinan dan aparat intelijen umum Mesir yang dipimpin menteriAbbas Kamel sebagai direktur umum intelijen Mesir.
Dia menjelaskan pertemuan berlangsung dengan penuhkekeluargaan dan persudaraan. Membahas hubungan bilateral serta selusinyaterutama masalah internal Palestina. Dalam pertemuan ini Abu Marzuq memujiperan Mesir dan dukunganya terhadap Hamas. Dalam kaitan ini gerakanya komitmenuntuk menyukseskan rekonsiliasi atas dasar koalisi nasional yang bertopang padakesepakatan Mei 2011 serta kesepahaman September 2017.
&ldquoTelah kami jelaskan latar belakang penolakan kami terhadap pembentukanDewan Nasional dengan format yang seperti ini. Sementara Mesir bertekad untukterus melakukan upaya mengawal rekonsilasi Palestina dan mendukung rakyat Palestinadi Gaza&rdquo imbuh Abu Marzuq.
Ketika menjawab tentang penolakan Hamas tehadap permintaanMahmud Abbas untuk menyerahkan Gaza sepenuhnya dari A sampai Z Abu Marzuqmenjelaskan salah satu yang menghambat pelaksanaan rekonsiliasi Palestinaadalah tidak adanya keinginan dari gerakan Fatah untuk menyukseskanya terutamadari Mahmud Abbas sendiri. Dia menghilangkan dan mengabaikan semua pendapatselain pendapatnya.
Abu Marzuq menambahkan &ldquoKami khawatir prioritas konflikantara Fatah dan Otoritas Palestina adalah bagaimana mengakhiri pemerintahanHamas dan pasukanya di Gaza. Serta berupaya menyingkirkan Hamas dari esensi konfliktersebut. Ini bisa dimaknai sebagai upaya untuk melemahkan perlawanan terhadapIsrael dan menghilangkan proyek nasional bersama yaitu melawan Zionis. Yangakan menjadikan perlawanan terhadap Israel hanya sebagai sampingan sementara melawanHamas menjadi prioritas.&rdquo
Menurut Abu Marzuq &ldquoSaat ini kondisi internasl Palestinapenuh dengan kekacauan. Sikap fanatis dan keras kepala Abbas sendiri justru menambahkekacauan. Meskipun Hamas telah melakukan segala hal untuk mengakhiri perpecahaninternal selama ini sejak hari pertama hingga hari ini. Bahkan Hamasberinisiatif melakukan rekonsiliasi dan mengakhiri perpecahan. Hamas telahmenyerahkan segalanya walau telah melampaui kesepakatan Mei 2011. Namunkenyataanya Fatah tetap saja keras kepala.&rdquo
Dia melanjutkan &ldquoBagi kami masalahnya sudah jelas. Apa yangtidak bisa diambil oleh penjajah Zionis dengan perang tidak akan bisa diambiloleh Abbas dengan cara membuat lapar rakyat. Tidak ada istilah memberdayakanpemerintahan. Pemerintahan itu dibentuk dan diawasi kinerjanya oleh parlemen.Tidak ada juga istilah menyerahkan dan penyerahan. Karena Hamas adalahorganisasi yang dipilih rakyat. Maka semua peristiwa yang terjadi sejak 2017adalah telah keluar dari kesepakatan.&rdquo
Dia menegaskan bahwa Hamas tidak akan memberikan konsensi baru(mengalah untuk mencapai kesepakatan) kecuali Abbas mencabut sanksisecara keseluruhan yang diberlakukan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gazasejak April 2017 dan dia harus komitmen dengan yang telah disepakati pada Mei2011.
Abu Marzuq menyerukan kepada Abbas daripada menghukumrakyanya sendiri lebih baik dia mempersenjatainya untuk menghadapi penjajahZiois di tengah-tengah krisis yang menimpa Palestina. Terlebih kondisi yangakan datang akan lebih buruk dan membutuhkan kokohnya barisan.
Pertemuan Dewan Nasional
Terkait dengan tekad Abbas yang terus gigih untuk mengadakanpertemuan Dewan Nasional pada akhir bulan April ini di kota Ramllah setelahada penolakan dari Hamas PFLP dan Jihad Islam Abu Marzuq mengatakan &ldquoGerakanFatah menunjukkan ketidakinginannya terhadap partisipasi dengan siapapun. Tidakdengan gerakan Hamas Jihad Islam dan gerakan-gerakan Palestina lainnya yangberada di bawah PLO terlebih dengan para oposan yang berasal dariorganisasinya.&rdquo
Dia menambahkan &ldquoFatah ingin membatasi persoalan Palestinapada pada mereka saja. Mereka melihat siapa saja yang keluar dari pemahamannyadianggap keluar dari konsensus nasional. Kemudian membelenggu semua situasi Palestinadengan perilaku dan kebijakannya. Kami gerakan Hamas menolak pelaksanaan DewanNasional di bawah kondisi ini. Kami ingin pertemuan Dewan Nasional adalahpertemuan bersatu bukan yang mengukuhkan perpecahan Palestina.&rdquo
Dia melanjutkan &ldquoKesepahaman pertemuan Beirut seputarpembentukan Dewan Nasional pada awal 2017 adalah jelas bahwa semua Palestinamenentang pembentukan Dewan Nasional lama. Namun pembentukan Dewan Nasionalbersatu di dalam dan di luar. Sejumlah negara Arab sudah menawarkan untukmenjadi tuan rumah. Namun Presiden Abbas mengambil keputusan sendiri danmengkudeta semua yang telah disepakati.&rdquo
Abu Marouk mengingatkan bahwa tindakan “sepihak Abbasdan pelaksanaan pertemuan Dewan Nasional di Ramallah dengan model seperti iniakan membatasi kehadiran dan kualitas kehadirannya keputusan pertemuan akandipengaruhi penjajah Zionis menghilangkan gagasan representasi PLO yangmewakili semua rakyat Palestina tidak memberikan kesempatan kemajemukan dalamkerangka satu rumah membatalkan kesepahaman Maret 2005 dan Mei 2011 tentang PLOmempertahankan konflik di ranah nasional dan mengukuhkan perpecahan.&rdquo
Mengakhiri wawancaranya dengan Pusat Informasi Palestina AbuMarzuq mengatakan &ldquoPelaksaan pertemuan Dewan Nasional di Ramallah secaralangsung artinya adalah memindahkan konsensus nasional pada representasi PLOyang seharusnya mewakili seluruh lapisan rakyat menjadi lembaga yang hanyamewakili beberapa organisasi Palestina dari Fatah. Kami tidak akan mengakuihasil pertemuan ini baik itu Komite Eksekutif pimpinannya maupun DewanNasional.” (asy-was/pip)