Tue 6-May-2025

Anak-anak Perang Jenin Kini Sudah Dewasa

Selasa 10-April-2018

YassinSuwaitat warga kamp pengungsi Jenin wilayah utara Tepi Barat teringatkembali kenangan pertempuran di kamp pengungsi Jenin yang dialaminya di masakecil pada April 2002 lalu. Saudaranya adalah pelaku aksi syahid dan gugursementara rumah keluarganya hancur dalam pertempuran tersebut.

Kenanganpertempuran di kamp pengungsi Jenin akhir-akhir ini kembali melintas dalamingatannya untuk mengingatkan dirinya tentang hak untuk kembali (pulang) dan kegigihannyauntuk kembali (pulang) sebagai bentuk kesetiaan untuk memenuhi janji darah parasyuhada yang gugur di perang Jenin.

Yassin yang kalaitu berumur sepuluh tahun ingat betul ketika awal mula dimulainya pertempuransetelah operasi syahid di Haifa yang menewaskan 20 orang Zionis dan itu hanyabeberapa saat sebelum pengeras suara di masjid-masjid di kamp pengungsi Jeninmulai mengumumkan duka atas kesyahidan Syadi Tubasi anak dari kamp pengungsiJenin.

Memori Yassinkembali ke awal pertempuran pada 3 April 2002 dia mengatakan &ldquoSaudarakumeninggalkan rumah satu hari sebelum serangan. Serangan dan pengepungan dimulaidari semua arah dan sisi tank-tank dan pesawat masuk pertempuran listrik airdan komunikasi terputus dari kamp pengungsi Jenin. Kami hanya menyimpan 20botol air untuk untuk kebutuhan rumah.&rdquo

Ataprumah-rumah di kamp pengungsi Jenin dipenuhi dengan penembak jitu Zionis. Tentarapenjajah Zionis dikerahkan di beberapa perkampungan di kamp pengungsi Jenin. Saatmatahari mendekati terbenam pada hari keempat tentara penjajah Zionis menerobosmasuk ke rumah tetangga dan dari sana mereka memasuki rumah keluarganya melaluijendela.

Yassinteringat “Tentara penjajah Zionis mulai menggeledah rumah setelah merekamengetahui bahwa saudara saya Yusuf adalah eksekutor operasi syahid &ldquoHadera&rdquo tahun2001. Mereka mencari barang-barang pribadi Yusuf untuk disita dan mereka hancurkan.”Mereka menulis tembok rumah dari luar dalam bahasa Ibrani bahwa rumah ituakan dihancurkan.”

Yassin tidakmelupakan provokasi dan ancaman yang dilakukan tentara penjajah Zionis kepadaayahnya ketika salah satu tentara Zionis mengatakan kepadanya bahwa &ldquosaya akanmembunuh putramu&rdquo sambil tangannya menunjuk saudaranya Imran &ldquokarena putramuYusuf telah membunuh keluarga kami di tentara dalam operasi pemboman di Hadera&rdquo.Setelah ayahnya meminta untuk melihat koamndan yang bertanggung jawab dalampasukan tersebut sang komandan memerintahkan para prajuritnya untukmeninggalkan saudaranya Imran dan keluar dari rumah.

KegigihanMenghadapi Senjata

Yusuf teringatsaat mendapatkan berita kesyahidin saudara kandungnnya Nidhal dalampertempuran. &ldquoSetelah tentara keluar dari rumah kami tetap bertahan di dalamrumah setelah ayah saya gigih untuk tetap bertahan di kamp pengungnsi Jeninmeski taruhannya adalah mati di dalam rumah kami. Empat hari setelah terkepungdi dalam rumah dan pertempuran sudah memasuki hari yang kedelapan kami tidakmampu walau hanya keluar untuk mencari makan dan air saya keluar dan berhasilke warung di kampung Samran. Sebelum saya masuk warung untuk membeli kebutuhanseorang pemuda menghentikan saya dan bertanya tentang saudara kandung sayaNidhal. Maka saya jawab Nidhal sudah keluar dari kamp pengungsi Jenin kesebuah desa. Dia pun memberi kabar kepada saya bahwa Nidhal telah gugur syahid.Saat itu juga saya kembali pulang ke rumah dengan segera tanpa membeli apapun. Sayasampaikan kepada ayah bahwa Nishal telah gugur syahid. Beliah menjawab &ldquoAlangkahbaiknya kalau kami mati kelaparan dan tidak kau sampaikan berita ini.&rdquo

Yusufmelanjutkan &ldquoKami memulai proses pencarian keberadaan Nishal saya bersamasaudara kansung saya Imran. Sampai kami mencapatkan kabar bahwa jasad Nidhalada di rumah Khaled Sadi bersama 6 jasad rekannya dalam pertempuran. Imranmasuk ke dalam rumah dan dia mengenali jasad saudara kami Nidhal.&rdquo

&ldquoItu hanya sesaatsebelum Imran pulang ke rumah dan berkata kepada ibu saya bahwa Nidhal telahpergi … Saya melihat tubuhnya mengenakan helm militer dan jaket militernyadan yang membuat kami lebih mengenalinya adalah ada banyak tahi lalat di tangankirinya” tambah Yusuf.

Yassinmengatakan “Saya memasuki ruangan dan melihat lima mayat para syuhadatermasuk saudaraku Nidhal. Saya mengenali mereka di antaranya adalah Mustafa ShalabiMuhammad Taleb dan Nizar Matahen. Dinding ruangan penuh darah. Satu jasad syuhadalagi terbaring di pintu masuk rumah. Nampaknya rumah itu terkena serangan rudalpesawat Apache Zionis buatan Amerika. Dan di ruangan lain ada dua jasad syuhadalagi.”

Yassin tidak lupapada tanggal lima belas April 2002 ketika tentara penjajah Zionis mulai menarikdiri dari kamp pengungsi Jenin. Sementara itu warga kamp pengungsi Jenin mulaimencari anak-anak mereka dan mencari makanan yang mereka makan setelah terputusselama 15 hari.

Setelah 16tahun pertempuran di kamp pengungsi Jenin kini Yassin telah tumbuh dan dewasa ditengah-tengah keluarganya sudah menikah dan memiliki dua anak perempuan danseorang anak laki-laki diberi nama Nidhal untuk mengenang perjuangan saudarakandungnya yang syahid dalam pertempuran di kamp pengungsi Jenin. Tidak ada fotokenangan dia bersama saudara-saudaranya di waktu masih anak-anak karena semuakenangan materi sudah terkubur di bawah puing-puing rumah.

Yusufmenegaskan bahwa pesan pertempuran di kamp pengungsi Jenin tetap abadi: bahwaperlawanan terus berlanjut sampai hak untuk kembali (pulang) terwujud bahwaorang dewasa telah meninggal tetapi anak-anak tidak lupa. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied