Tue 6-May-2025

Koptik Mesir Berziarah ke al-Quds Normalisasi Atas Nama Agama

Kamis 5-April-2018

Kunjungan orangKristen ke al-Quds atau Yerusalem selalu menimbulkan kontroversi di Mesir. PausShenouda III selalu gigih menolak ziarah ke kota suci al-Quds selama masih beradadi bawah pendudukan penjajah Israel. Dia berlakukan hukuman pada mereka yangmelanggar keputusan ini. Hukuman tersebut terkadang sampai pada penolakan masukke gereja bahkan bagi yang melanggar sampai harus menyampaikan permintaan maafresmi kepada Paus di surat kabar yang beredar luas.

Mediang PausCyril VI telah melarang ziarah orang Kristen Mesir ke al-Quds setelah didudukiIsrael pada tahun 1967. Keputusan ini diterapkan secara ketat oleh PausShenouda sampai dia menolak untuk menemani Presiden Anwar Sadat ke Israel padatahun 1977. Sehingga menimbulkan ketegangan hubungan antara keduanya. SementaraSinode Suci Gereja mengeluarkan larangan perjalanan ke Israel pada tahun 1980setelah normalisasi hubungan antara Kairo dan Tel Aviv.

Paus Twadros IImempertahankan sikap yang sama tetapi setelah pelantikannya dia membuatbeberapa konsesi dalam hal menghukum mereka yang melanggar larangan perjalanan orangKristen ke al-Quds yang diduduki Israel. Mereka yang memiliki kewarganegaraanganda dan berusia di atas 50 tidak terkena hukuman.

Namun dalam duatahun terakhir terjadi perubahan besar. Perusahaan-perusahaan yang mengaturperjalanan religiu untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade diizinkanuntuk mempublikasikan iklan perjalanan ke al-Quds di dalam gereja-gereja Mesir.

Pada hari Senin(2/4/2018) lalu ribuan orang Kristen Mesir diizinkan untuk melakukanperjalanan ke al-Quds tanpa batasan apa pun untuk pertama kalinya sejak tahun1967. Di Bandara Kairo nampak terjadi aktivitas luas biasanya untuk memberangkatkanorang-orang Kristen Mesir ke Bandara Ben-Gurion di Tel Aviv sebuah langkah normalisasidengan baju agama.

PenasehatGereja Koptik dan Ketua Uni Mesir untuk Hak Asasi Manusia Najib Gabriel dalamsebuah wawancara dengan surat kabar al-Hayat yang bermarkas di Londonmengatakan bahwa perusahaan-perusahaan pariwisata di Mesir tahun 2018 ini akanmengatur perjalanan 7.000 orang Kristen ke al-Quds yang diduduki Israel. Dia beralasanbahwa langkah itu dilakukan dalam rangka melestarikan identitas kota suci danmemperkuat kehadiran Kristen di sana.

Fasilitas ini diberikansetelah kunjungan normalisasi oleh Paus Twadros II dan uskup senior lainnya keYerusalem pada bulan November 2015 lalu untuk mengambil bagian dalam pemakamanAbraham Uskup Agung Yerusalem dan Timur Dekat dan anggota tertua Sinode Sucipada saat itu.

Gabrielmengatakan kepada al-Hayat ada peningkatan jumlah orang Kristen Mesir yangbepergian ke al-Quds. Tercatat bahwa Uskup Yerusalem Antonius meminta PausTwadros II untuk pertama kalinya agar tidak menghukum orang Kristen Mesir yangmengunjungi al-Quds atau Yerusalem demi menegaskan idenitas Kristen di kotasuci tersebut dan menjaga properti Koptik di sana khawatir dikuasai olehorang-orang Israel. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied