Tue 6-May-2025

Di Perbatasan Gaza yang Dilihat Mata Hanya Kepulangan

Senin 2-April-2018

Diringi senandunglirik syair kepulangan seorang pemuda Muhammad Madhi berusia 24 tahunmendekati pagar perbatasan di timur Jalur Gaza dengan sepeda motor yang sudah dilengkapidengan speker yang dipasang di punggunngnya mengelilingi zona isolasi dariutara ke selatan sambil mengibarkan bendera Palesetina. Dia manantang ancamanyang dilontarkan pasukan penjajah Zionis siang dan malam yang mengancam setiaporang Palestina yang mendekati perbatasan.

Sebelum dimulaipeluncuran pawai kepulangan rakyat di perbatasan Jalur Gaza puluhan wargamulai dari laki-laki dan perempuan anak-anak dan orang tua sudangberbondong-bondong mendatangi lima titik kumpul yang sudah disiapkan olehKomite Tinggi Koodrinasi Pawai Hak Kembali di sepanjang perbatasan timur JalurGaza.

Meskipun berulangkali penjajah Zionis melontarkan ancaman dan berusaha menyerang sejumlah titikdi perbatasan dengan meriam dan tembakan senjata namun semua itu tidak membuattakut dan ragu orang-orang Palestina untuk mendekati pagar perbatasan untukmenggelar aksi besar di sana.

Meskipun KomiteTinggi Koordinasi Pawai Hak Kembali dengan terang dan jelas menegaskan bahwaaksi ini adalah aksi damai semata namun penjajah Zionis terus berusahamenyeret warga kepada kekerasan dengan ancaman dan menempatkan para snipernya. Merekamenyerukan pemukim Yahudi di sekitar Jalur Gaza untuk mempersenjatai diri.

Penjajah Zionisjuga memperkuat pasukannya di perbatasan Jalur Gaza. Bahkan Kepala StafAngkatan Bersenjata Israel Gadi Eizenkot mengnatakan &ldquoPara tentara akanmenembak setiap orang Palestina yang mendekati perbatasan dan menjadi ancaman.&rdquo

Dia menambahkan&ldquoKami telah menempatkan ratusan sniper yang telah kami pilih dari semuakesatuan militer terutama dari unit sniper. Mereka memiliki izin menembakuntuk menghadapi ancaman yang mematikan.&rdquo

&ldquoKami harupulang ke negeri kami bukan harus mati.&rdquo Demikian kalimat yang diungkapkanseorang nenek Hajah Ummu Shafi kepada Pusat Informasi Palestina saatditanya soal aksinya yang mendekati perbatasan timur Jalur Gaza yang bisamengancam nyawanya dan nyawa anak cucunya.

Nenekberusia 70-an tahun ini mengenakan pakaian Palestina bersulam dengan selandangputih yang menutupi kepalanya yang menjadi pakaian khas wanita-wanitaPalestina sebelum terjadi Nakbah tahun 1948. Dia menegaskan bahwa dirinya tidakmengkhawatirkan soal nyawa. &ldquoTanah ini sama dengan nyawa. Namun yang ingin kamikatakan kepada dunia adalah bahwa kami harus kembali ke negeri kami kami haruskembali ke tanah kami dan kami tidak harus memerangi mereka dan mereka tidakharus memerangi kami.&rdquo

Namunnyatanya aksi damai ini berakhir dengan pembantaian yang dilakukan pasukanpenjajah Zionis pada Jum&rsquoat (30/3/2018) lalu terhadap sejumlah peserta pawai. Sekitar17 orang peserta pawai gugur dan 1500 lainnya terluka akibat kekerasan yangdilakukan pasukan penjajah Zionis di perbatasan timur Jalur Gaza. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied