Wed 7-May-2025

Bartaa .. Tanah Palestina yang Dikepung Duri-duri Israel

Selasa 20-Maret-2018

Di sebuahgerbang dari total 66 gerbang yang didirikan pasukan penjajah Zionis di tembokpemisah rasial Anda bisa keluar dan masuk ke desa Barta&rsquoa timur yang terletakdis elatan kota Jenin wilayah utara Tepi barat agar Anda bisa merasakankeanehan geografi untuk membedakan kehidupan sosial dan ekonomi di desatersebut antara fase sebelum dibangun tembok dan sesudahnya.

PendudukBarta&rsquoa timur berasal dari satu keluarga. Yaitu keluarga Qabha. Desa inimengalami keadehan geografi dan demografi sejak tahun 1948. Desa ini terbagimenjadi dua pasca nakbah (prahara) tahun 1948. Barta&rsquoa barat yang terletak diwilayah Palestina yang diduduki penjajah Zionis sejak tahun 1948 dan Barta&rsquoatimur yang masuk dalam wilayah perbatasan tahun 1967. Setelah tragedi tahun1967 desa ini mengalami perubahan seperti yang dialami desa-desa dan kota-kotaPalestina lainnya.

Pada tahun2003 desa ini terisolir di belakang tembok pemisah rasial yang dibangunpenjajah Zionis yang mengakibatkan perubahan mendasar pada komposisi pendudukdan geografi di desa tersebut. Desa ini terisolir dari alam sekitarnya di jenindan masih menderita akibat hal tersebut. Namun jumlah penduduk dan fasilitasnyabertambah kali lipat karena relatif terbuka dari sisi lain desa ke wilayahPalestina 1948.

Danbesok-besok warga Bartaa mereka yang masuk dan yang keluar dengan izin dariotoritas penjajah Zionis diharuskan mengendalikan laju kehidupan mereka padasaat pembukaan dan penutupan. Beberapa tentara mengendalikan kehidupan ribuanorang yang menganggap pos Barta&rsquoa sebagai satu-satunya lalu lintas mereka untukhidup.

Warga Barta&rsquoaAbdullah Qabha kepada koresponden Pusat Informasi Palestina menyatakan bahwa pos ini telah mengubah gaya hidupdi desa tersebut persis seperti kondisi di kota-kota terpencil di belakangTembok Apartheid di Tepi Barat.

Ada banyakragam penderitaan di pos militer Barta&rsquoa. Kebanyakan yang terjadi adalahpenangkapan para pedagang dan pengusana baik yang bekerja di pasar Barta&rsquo atauyang masuk dari Barta&rsquoa ke wilayah Palestina 1948 dan bagi sebagian besartidak peluar pelanggaran yang menyebabkan mereka ditangkap.

PengusiranPaksa dan Penghancuran

Penderitaanyang dialami penduduk Barta&rsquoa diperparah akibat izin masuk dan keluar daridesa. Ironisnya bahwa mantan Menteri Wasfi Qabha yang berasal dari kotaBartaa dikucilkan melalui keputusan otoritas penjajah Zionis yang melarangdia memasuki kotanya selama bertahun-tahun di mana saat ini dia tinggal dikota Jenin. Dia tidak bisa mengunjungi ibunya.

Anggota DewanDesa di Barta&rsquoa Taufiq Qabha kepada koresponden Pusat Informasi Palestinamenyatakan bahwa proses penghancuran terjadi secara terus-menerus di Barta&rsquoadengan dalih untuk mencegah perluasan horisontal di atas tanah kota yangdiklasifikasikan sebagai zona &ldquoc&rdquo (yang secara administratif dan keamanan dibawah kontrol penjajah Zionis). Di mana penghancuran setiap tahun meningkatpesat dan menjangkau puluhan fasilitas bisnis industri dan perumahan.

Koloni PusatBisnis

Meskipunmengalami berbagai penderitaan Bartaa dapat menemukan tempat peta bisnis TepiBarat utara. Di saat banyak kota yang terisolasi di balik Tembok Apartheid berubahmenjadi tempat-tempat yang terisolir tanpa kehidupan Bartaa menciptakan modelunik yang berbeda karena berubah menjadi pusat bisnis besar untuk memudahkanwarga Palestina 1948 mengakses ke sana setelah sebelumnya berada di baliktembok apartheid ratusan toko fasilitas bisnis dan industri didirikan disana.

Seorang pedagangBarta&rsquoa Ahmad Qabha kepada koresponden Pusat Informasi Palestinamengatakan bahwa hal itu tidak menyenangkan bagi otoritas penjajah Zionis yangingin menghancurkan Barta&rsquoa secara bertahap setelah diisolasi di belakangtembok yang ternyata Barta&rsquoa justru berubah menjadi pusat pasar komersial.

Dia menambahkanbahwa mayoritas aksi penghancuran menarget dua kawasan bisnis dan industri dikota tesebut. Dan ini bukanlah kebetulan. Karena penjajah Zionis telahmenghancurkan fasilitas industri batu dan marmer yang dihabisi secara totaljuga peternakan unggas peternakan sapi dan lainnya serta puluhan toko danbengkel dengan berbagai jenisnya.

Lebih lanjutAhmad Qabha menyatakan &ldquoKota Bartaa telah berkembang secara signifikan. Perkotaandan populasi meninngkat berkali lipat. Mayoritas pedagang di kawasan tersebutmemiliki toko-toko di Bartaa dan ini tidak menyenangkan bagi penjajah Zionis.&rdquo

Ancaman Lain

Menyusul aksiserangan di pos militer Dotan pada 16 Maret 2018 lalu di mana pelakunya AlaQabha berasal dari Barta&rsquoa otoritas penjajah Zionis menjadikan hal tersebutuntuk melakukan ancaman lain dengan sanksi kolektif terhadap Barta&rsquoa. Yaitu denganmerubah rute tembok apartheid dengan memasukkan kembali kota Barta&rsquoa ke dalamwilayah Tepi Barat sesuai dengan permintaan yang diajukan oleh militer penjajahZionis kepada pimpinan politik Zionis.

Seorang pedagangPalestina asal Jenin Nasher Jaradat yang memiliki toko komersial di Barta&rsquoakepada koresponden Pusat Informasi Palestina mengatakan bahwa keputusanseperti ini berarti menghabisi aktivitas bisnis di Barta&rsquoa dan membunuh kehidupanekonomi secara keseluruhan.

Dia menambahkanbahwa penjajah Zionis berusaha menerapkan prosedur-prosedur hukuman kolektifuntuk meneror penduduk Barta&rsquoa dan para pedagangnya serta membuat merekamerasa bahwa semua akan mengalami kerugian bila ada siapapun yang melakukanaksi kontra penjajah Zionis. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied