Bersamaan dengangelomtoran informasi dan berita seputar bocoran tentang kesepakatan &ldquothe dealof century&rdquo dan upaya Amerika yang tidak sukarela untuk menyelamatkan situasikemanusiaan di Jalur Gaza penjajah Zionis Israel sebagai pihak yang palingbanyak mengambil keuntungan dari &ldquothe deal of century&rdquo berusaha memutarbalikkanfakta untuk menjadikan Jalur Gaza antara hidup dan mati serta antara damai danperang sebagai upaya untuk tetap mempertahankan situasi yang ada jauh darisemua strategi.
StrategiMemaksakan Ketenangan
Spesialis urusanZionis Aiman Rafati menegaskan bahwa perilaku Israel selama masa lalumengindikasikan bahwa mereka memperlakukan Jalur Gaza sesuai strategi yangdiusahakan untuk menjamin keterangan lebih lama dengan Jalur Gaza gunamencegah peran baru dengan menghadapi perangkat perlawanan dengan cara yangtidak menimbulkan perang.
Rafatimenyatakan bahwa strategi yang digunakan penjajah Zionis didasarkan pada duaprinsip. Yaitu membuat perlawanan Palestina kehilangan kemampuan menyerang danpengaruh di setiap pertempuran yang akan datang. Ini yang dimaksud senjataterowongan tanah dengan membangnun tembok di bawah tanah. Sebelum tembokselesai penjajah Zionis menangani tempat-tempat yang sudah dibangun sistemterowongan untuk menghalangi pekerjaan di dalamnya meski hanya sebagian selamamasa sekarang ini masa yang digunakan untuk memacu penyelesaian tembok bawahtanah.
Poin keduadalam strategi ini menurut Rafati fokus seputar mencegah adanya pasokanmiliter ke Jalur Gaza mencegah perlawanan Palestina mengakumulasikan kekuatanmenjadikan perlawanan ragu-ragu untuk melakukan peran baru melawan penjajahZionis bertolak dari sulitnya membangun kembali kekuatan militer bila terjadiperang. Hal ini dilakukan melalui kerjasama keamanan dengan pihak-pihakinternasional dan regional.
Tujuan Eskalasi
Peneliti danpenulis Palestina Hamzah Abu Shanab menyatakan bahwa sejak berakhirnya agresike Jalur Gaza tahun 2014 penjajah Zionis berusaha mengeksplorasi setiap peristiwauntuk menarget kepentingan vital perlawanan.
Abu Shababmenyebut ada niat keji penjajah Zionis untuk menghambat &ldquoPawai Raya&rdquo hakkembali pengungsi Palestina. Karena ide ini menjadi masalah bagi penjajahZionis tidak diinginkan dan berusaha untuk dihancurkan. Namun Abu Shanabmenegaskan bahwa perlawanan tidak terseret procokasi penjajah Zionis tetap berusahamerintangi kerja penerbangan penjajah Israel.
Hal iniditegaskan pula oleh penulis Palestina Iyad al-Qara yang mengatakan &ldquoJelasbahwa penjajah Zionis sangat terganggu dengan sebuah ide menyaksikan ratusanribu Palestina di perbatasan. Karena itu penjajah Zionis berusaha menghancurkanide ini dan membuat tegang kawasan sesuai dengan eskalasi yang sudah dihitungguna mencegah hal itu.
Di saat yangsama dia menegaskan bahwa orang-orang Palestina membutuhkan semua upaya untukmenyukseskan pawai raya ini dukungan terhadapnya dan menyediakan suaana yangkonduksif untuk menggambar potret Palestina yang lain terkait dengan hak untukkembali dan bisa menjadi model baru untuk mewujudkan hak kembali berikutnya sertamenggagaklan setiap upaya penjajah Zionis dalam hal ini.
PerimbanganBaru
Rafatimenegaskan bisa jadi orang-orang Gaza menghadapi perimbangan baru di masa yangakan datang dengan tujuan untuk merubah basic aturan konfrontasi diperbatasan Jalur Gaza. &ldquoSudah pasti basic aturan ini akan dibuat dengansenjata sampai kondisi tenang kembali atau peristiwa meningkat untuk sebuahkonfrontasi.&rdquo
Dia melanjutkan&ldquoBisa jadi salah satu tujuan terpenting penjajah Zionis saat ini untukmelakukan eskalasi lapangan yang sudah dikaji melawan Jalur Gaza adalahmenggagalkan pawai raya hak kembali serta untuk mencegah orang-orang Palestinamenyampaikan pesan mereka yang dibawa selama pawai ini.&rdquo
Pakar spesialisurusan Zionis ini menyatakan bahwa pernyataan Jurubicara Al-Qassam AbuUbaidah menegaskan bahwa penjajah Zionis melakukan kebohongan secaraberkelanjutan untuk menciptakan citra informasi di depan masyarakat Israelsendiri. Dia menegaskan bahwa perlawanan siap untuk menghadapi seranganpenjajah Zionis. Perlawanan tidak berkepentingan untuk melakukan perang barumeski mampu menghadapinya bila hal itu terpaksa terjadi. (was/pip)