Sejumlah peristiwa yang begitu cepat terjadi yangdikhawatirkan Zionis terjadi khususnya setelah aksi perlawanan terakhir yangsangat mungkin akan membuka mata para pemuda Palestina untuk melakukan aksiserupa. Oleh karena itu entitas Zionis berupaya mensosialisasikan teorinyauntuk sangat hati-hati dalam menghadapi kejadian berikutnya.
Divisi Penterjemah dan Pemantauan Pusat Informasi Palestinatelah memblow up sejumlah point yang disebarkan media Zionis terkait scenarioperitiwa yang sedang terjadi.
Titik Pemberangkatan
Pada hari Ahad kemarin (18/3) terjadi serangan di kotaAl-Quds yang menyebabkan tewasnya seorang pemukim Zionis berusia kira 30tahunan. Peristiwa ini hanya berselang dua hari setelah aksi serupa yangmenyebabkan tewasnya seorang pemukim di Mobay Dutan di utara Tepi Barat. Dalam duakejadian tersebut dua tantara Zionis Ref Dawas dan Natanel Kahlani tewas ditempat. Sementara masih banyak lagi sejumlah serangan yang lain yang jugamenewaskan banyak dari para pemukim Zionis. Satu diantaranya seorang Rahib ZionisItamar ben Gal dan pendeta Razail Shefuh.
Pada akhir tahun 2015-2016 terjadi juga sejumlah aksitunggal yang dilakukan warga Palestina umumnya dengan aksi penikaman dan tembakan.Hamas adalah organisasi yang dituding berada di balik semua peristiwaperlawanan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap konsisi ril di Al-Aqsha.
Seorang penulis Zionis bahkan menuliskan telah berlaluwaktu bersamaan dengan eskalasi yang terjadi juga lambannya penanganan dalammasalah ini. Tantara Zionis turut andil bagian dalam upayanya untuk mengakhiriaksi penyerangan terhadap Israel dengan memeriksa para pemuda Palestina. Bahkanmereka mendatangi sejumlah sekolah setiap paginya untuk mengabsen siswa yangtidak masuk lewat pintu gerbang. Mereka juga menanyai sejumlah siswa untukmemastikan kenapa mereka tak hadir ke sekolah. Apakah mereka tidak terlibatdalam aksi perlawanan terhadap Israel.
Setelah waktu berlaku tampaklah bahwa ketenangan yangselama ini mereka alami bersifat nisbi (formalitas) namun sebenarnya kawasan tengahbergolak dan masalah kembali kepada semula.
Penulis Zionis ini menambahkan dari sini tampakada yang tak berfungsi yaitu dimensi politik yang tak dimainkan Zionis. Bisa dilihatbertambahnya eskalasi beriiringan dengan banyaknya lontaran provokatif melaluijejaring sosial dan media elektronik yang membuat bangga kalangan teroristerutama dari kalangan para pemuda Palestina yang punya kecendrungan untukmelakukan aksi syahid. Demikian juga dengan deklarasi Presiden Amerika DonaldTrump yang mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Zionis juga dengan perayaanpemindahan ibu kota mereka dari Tel Aviv ke Al-Quds disamping kurangnyadukungan Arab dan semakin dekatnya perayaan hari bumi sebagai hari nakbah (penjajahan)Zionis. Disamping itu kondisi kesehatan Mahmud Abbas yang terus memburukakibat usia yang semakin tua. Semua kondisi ini merupakan awalan daripertempuan pertentangan hari-hari berikutnya jika tak ada upaya politik yangtegas dan keras untuk menghentikan semua peritiwa ini. (asy/pip)