KedubesPalestina di Kairo pada Rabu (21/2/2018) malam menyatakan bahwa otoritas Mesirsecara tiba-tiba telah memutuskan untuk menutup kembali gerbang perlintasanRafah setelah dibuka sehari saja yang rencananya akan dibuka selama empathari.
KedubesPalestina mengatakan bahwa otoritas Mesir telah menyampaikan kepadanya tentangpenutupan gerbang Rafah ini secara tiba-tiba.
KedubesPalestina menjelaskan bahwa pihaknya telah membentuk sebuah sel krisis yangdipimpin oleh Dubes Palestina Diyab Lauh untuk memantau keselamatan wargaPalestina di jalan internasional yang membantang antara propinsi Ismailiyahdan kota El-Arish.
Kedubes Palestinamenegaskan berusaha mengerahkan semua upaya dan komunikasi untuk menjagakeselamatan warga.
Pada hari Rabukemarin sebanyak 652 orang berangkat dari sisi Palestina ke sisi Mesir diantaranya bus yang mengangkut mereka yang berpaspor Mesir 3 bus koodrinasiMesir dan 4 bus untuk kasus kemanusiaan ditambah 10 mobil ambulan.
Para penumpangini terpasa semuanya menginap di lounge Mesir dan berangkat melanjutkanperjalanan Kamis pagi karena sudah masuk waktu larangan keamanan di Sinai.
Menurut beberapasumber orang-orang yang terlantar dari El-Arish masih berada di pospemeriksaan Mesir. Mereka menghadapi kondisi kemanusiaan yang paling sulit.Mereka dilarang ke gerbang perlintasan. Sementara mereka ditekan untuk kembalike Kairo setelah mereka tinggal di El-Arish sejak pembukaan gerbang sebelumnya.
Hari Selasalalu kedubes Palestina di Kairo menyatakan bahwa otoritas Mesir telahmemutuskan untuk membuka gerbang Rafah selama 4 hari mulai hari Rabu kemarin.
Gerbang Rafahmenghubungan Jalur Gaza dan Mesir. Ditutup hampir total oleh otoritas Mesirsejak Juli 2013 lalu karena alasan &ldquokeamanan&rdquo dan dibuka hanya pada waktu-waktutertentu saja untuk kondisi kemanusiaan.
Saat inigerbang Rafah dikelola oleh pemerintah konsensus di Ramallah setelahdiserahkan pada November lalu dari gerakan Hamas sebagai pelaksanaan darikesepakatan rekonsiliasi yang ditandatangani di Kairo pada 12 Oktober 2017lalu. (was/pip)