Di sekitar Al-Daraj  wilayah tertua di Kota Gaza Komite ZakatAl-Hayat mulai bekerja sejak awal tahun 2018 mendirikan sebuah program untukmembantu rakyat miskin ditengah penderitaan dan kesengsaraan akibat blockade.
Pada hari pertama program yang diberinama “TakiyaGaza ” yang dilakukan sebuah organisasi nirlaba komite zakat Al-Hayat menyediakanlebih dari 200 bingkisan makanan.
Ketua Panitia Zakat Al-Hayat Abdul Qader Abu Nurmengatakan tujuan dari program ini adalah untuk membantu meringankan kesulitanyang dialami masyarakat Gaza dan sekitarnya yang sedang berada dibawahpengepungan.
Dalam wawancaranya dengan Pusat Informasi PalestinaAbu al-Nur mengatakan gerakan jama&rsquoah haji Bahrain Uni Emirat Arab telah berupayakeras mendirikan sebuah dapur social guna membantu orang-orang yang sedangmembutuhkan.
Adapun kelompok masyarakat yang menjadi sasaran programini adalah mereka yang tergolong keluarga termiskin di lingkungan Daraj yangterdaftar sesuai dengan database Komite Zakat. Abu Nur meminta setiap orangyang tidak punya makanan di rumahnya untuk segera datang ke al-Takiya Gaza.
Al-Takiya sebenarnya merupakan bangunan keagamaan yangberasal dari era Ottoman yang biasa memberi makanan bagi orang miskin orangyang lewat dan para ahli ibadah.
Mereka memperkirakan penerima warga yang membutuhkanakan semakin banyak dalam beberapa hari mendatang bersamaan dengan tekananfinansial yang dialami oleh Jalur Gaza selama ini.
Sementara itu Ahmad seorang pemuda Palestina menyebutkanTakiyah baru dibuat di areal permukiman membantu warga yang membutuhkanmakanan untuknya dan keluarganya dalam kondisi ekonomi yang sulit danpendapatan bulanan yang lemah.
Ia mengucapkan terima kasih kepada para dermawan dari proyektersebut juga para relawan yang berupaya menjalankan proyek para donator negaraBahrain.
Menurut sebuah pernyataan oleh Asosiasi Amal tingkatkemiskinan di Jalur Gaza mencapai 80% dimana 65% berada di bawah gariskemiskinan yang ekstrem. Tiga perempat dari penduduk membutuhkan bantuandarurat yang tidak lagi tersedia karena blokade yang diberlakukan di JalurGaza selama 11 tahun.
Tingkat pengangguran mencapai 50% setengah dari merekaadalah pemuda dan lulusan universitas. Persentase anak-anak yang menderitaanemia dan kekurangan gizi mencapai 40% sementara 17.000 anak yatim tidakmemiliki jaminan karena akun asosiasi dan transfer bantuan finansial merekadiblokir. (asy/pip)