Juru bicarakepresidenan Otoritas Palestina Nabil Abu Rudeina mengatakan pase inimembutuhkan sikap Palestina dan bangsa Arab yang jelas dalam menghadapi ancamanterhadap kepentingan nasional. Ia menekankan pertarungan Al-Quds akan manjadikanciri khas daerah tersebut di masa yang akan dating serta dimensinya.
Dalam pernyataanpersnya Sabtu (17/2) Abu Radeina mengatakan Presiden Otoritas PalestinaMahmoud Abbas akan menyampaikan visinya tentang perdamaian di samping kasus Al-Qudsdalam pidatonya ke Dewan Keamanan PBB pada 20 Februari mendatang.
Pidatopresiden akan menjadi pesan ke seluruh dunia bahwa keadilan perdamaian dantanah air adalah satu-satunya jalan menuju Timur Tengah yang aman dan stabildunia yang sejahtera dan terbebas dari segala bentuk terorisme yang ditolak dandikutuk oleh semua pihak tukas Abu Radeina.
Ia mengisyaratkan PBB pada hari Jumat kemarin telahmengumumkan bahwa sekretaris jendral Antonio Gutierrez akan memimpin sebuahsidang khusus Dewan Keamanan PBB di Palestina pada Selasa depan di mana Abbasakan menyampaikan pidatonya.
Pada hari yang sama Abbas juga akan mengadakanpertemuan bilateral dengan Juru Bicara Sekretaris Jenderal Guterres StephaneDugerich di kantor pusat di New York untuk membahas perkembangan terakhir yangberkaitan dengan sejumlah solusi untuk menghidupkan kembali proses perdamaianantara Palestina dan  Israel.
Jalur Gaza telah sejak 13 tahun yang lalu secara berturut-turutmengalami blockade dalam kondisi ekonomi dan kemanusiaan paling sulit. Laporaninternasional menggambarkannya sebagai kondisi terburuk di dunia.
Israel memberlakukan aksi pengepungan terhadap JalurGaza sejak gerakan Hamas menang dalam pemilihan parlemen yang berlangsung padaJanuari 2006 kemudian blockade diintensifkan pada pertengahan Juni 2007setelah pengambilalihan Hamas di Jalur Gaza.
Pihak berwenang Mesir terus menutup persimpangan Rafahsejak musim panas 2013 secara total. Mereka hanya membuka selama beberapa kalisaja untuk perjalanan beberapa pasien pelajar dan kasus kemanusiaan. Sementaraitu ada sekitar 30 ribu warga Palestina yang perlu bepergian kebanyakan pasiendan pelajar hingga saat ini belum bergerak.
Dan dampak pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gazamengakibatkan mundurnya kondisi kesehatan mengingat minimnya obat-obatan dan tidakmasuknya listrik serta bahan bakar yang berpengatuh pada sektor kesehatansecara serius. (asy/pp)