Komisi al-Qudsdi Kongres Rakyat Palestina di Luar Negeri memperingatkan bahaya dari tindakanpenjajah Zionis sejak dua hari lalu yang melarang perbaikan arus listrik diKubah Shakhrah dan pekerjaan renovasi dan pemeliharaan lainnya yang dilakukansetiap hari di masjid al-Aqsha.
Ketua Komisial-Quds Naila Wa&rsquori dalam keterangan yang dirilis pada hari Kamis (18/1/2018)mengatakan &ldquoKami memperingatkan langkah-langkah berbahaya ini yang dilakukansebagai upaya untuk mencabut kedaulatan Palestina dari masjid al-Aqsha sebagaipendahuluan dari proyek Zionis yang melakukan penghancuran lebih besar untukmembagi atau merobohkan masjid al-Aqsha.&rdquo
Sejak hariSelasa (16/1/2018) lalu pasukan penjajah Zionis melarang perbaikan lampur diKubah Shakhrah. Selain itu juga melarang pekerjaan pemeliharaan dan renovasiyang dilakukan setiap hari di masjid al-Aqsha. Mereka juga melarang masuknyakebutuhan pemeliharaan masjid dan mengancam para pekerja bahwa mereka akanditangkap bila melakukan pekerjaan mereka.
Komisi al-Qudsmenyatakan bahwa keputusan terjadi setelah penonaktifan 40 proyek renovasi dimasjid al-Aqsha. Tindakan permusuhan ini adalah sebagai akibat dari arogansipenjajah Zionis karena deklarasi Washington yang mengakui al-Quds sebagaiibukota negara penjajah Zionis Israel pada 6 Desember 2017 lalu.
Komisi al-Qudsmenyerukan Yordania dan Otoritas Palestina untuk melakukan peran lebih efektifuntuk menghentikan permusuhan penjajah Zionis ini. Komisi al-Quds jugamenyerukan kepada UNESCO dan organisasi-organisasi yang berhubungan denganbudaya untuk melakukan tekanan lebih besar keapda penjajah Zionis agarmenghentikan permusuhannya terhadap peninggalan dan warisan budara sertaperadaban di kota al-Quds dan masjid al-Aqsha.
Komisi al-Qudsmenghimbau kepada rakyat di dunia Arab dan Islam serta masyarakat dunia yangbebas untuk keluar melakukan protes atas kejahatan penjajah Zionis sertamenekan pemerintah mereka agar mengambik keputusan yang aktif membela al-Qudswarga al-Quds dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen. (was/pip)