Sat 10-May-2025

Apa yang Diinginkan Israel dari Tepi Barat?

Selasa 9-Januari-2018

Nampaknyapemerintah penjajah Zionis sedang berpacu dengan waktu untuk menerapkan visinyabagi masa depan Tepi Barat berbekal lampu hijau dan dukungan politik Amerikayang belum pernah terjadi sebelumnya dalam keterbukaan dan kejelasannya di saatyang sama kawasan regional sibuk dengan konflik dan aliansinya. Sementara upayarekonsiliasi Palestina masih berjalan di tempat.

Begitu PresidenAmerika Donlad Trump pengumumkan pengakuannya terhadap al-Quds sebagai ibukotanegara entitas penjajah Zionis Israel dan bertekad memindahkan kedubes Amerikadari Tel Aviv ke al-Quds maka Israel menggesa dan mempercepat intensitaslangkah-langkahnya yang bertujuan untuk menentukan nasib Tepi Barat secaraindividu dan sesuai dengan visi Israel yang intinya: &ldquoTidak ada NegeraPalestina di Tepi Barat.&rdquo

Di lapanganproyek-proyek pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat meningkat. Pemerintahpenjajah Zionis mengumumkan rencana-rencana pembangunan ribuan unit rumahpermukiman Yahudi di Tepi Barat.

Area pertempuranlainnya dibuka. Kali ini medan pertempurannya adalah Knesset Zionis yang padaawal tahun baru lalu menyetujui UU Pemyatuan al-Quds atau Yerusalem Raya yangmelarang merundingkan bagian apapun dari al-Quds atau Yerusalem kecualimendapatkan persetujuan mayoritas tidak kurang dari 80 dari total 120 anggotaKnesset.

Para anggotaLikud pada akhir tahun lalu menutup dengan voting pada keputusan internalpartai untuk memberlakukan UU Israel di wilayah permukiman-permukiman Yahudi diTepi Barat. Yang berarti apabila UU tersebut disetujui oleh Knesset menjadikanlegal permukiman-permukiman Yahudi tersebut dan menggabungkannya ke dalamwilayah Israel. Hal ini jelas bertentangan dengan hukum internasional.

Keputusan inimelapangkan pencaplokan seluruh Tepi Barat di masa depan dan bukan hanyapermukiman-permukiman Yahudi. Yaitu dengan mencaplok wilayah zona &ldquoc&rdquo yangluasnya adalah 62% dari luas wilayah Tepi Barat.

MengaborsiNegara Palestina

DirekturDepartemen Peta di Arab Studies Society di al-Quds Khalil Tafkaji mengatakanbahwa langkah yang dilakukan partai Likud dengan sendirinya mengaborsikesemparan pendirian sebuah negara Palestina merdeka dan memiliki kedaulatandan merubah komunitas-komunitas penduduk Palestina menjadi kantong-kantong berserakandi dikepung oleh kompleks-kompleks permukiman Yahudi dan jalan-jalan protokolyang dibuat penjajah Zionis untuk menghubungan kompleks-kompleks permukiman Yahudi.

Kepada PusatInformasi Palestina Tafkaji menegaskan bahwa sesuai dengan visi Israel tidakada yang namanya &ldquonegara Palestina&rdquo.

Dia menjelaskanbahwa di saat permukiman-permukiman Yahudi di Tepi Barat dicaplok ke dalam wilayahentitas Zionis maka akan meluas secara signifikan dan cepat. Permukiman-permukimanini akan tunduk kepada pemerintah Israel dan bukan kepada administrasi sipilatau dewan permukiman Yahudi seperti sekarang ini.

Hal ini akanberakibat kepada berdirinya negara suku dan klan di Tepi Barat sesuai denganpandangan sejarawan Zionis Mordecai Kidar yang dikelola melalui suku dan klanyang menjadi lebih buruk daripada ikatan desa-desa yang berusaha dibangun olehpenjajah Zionis di tahun 1990-an dan gagal ketika itu.

Dia menambahkanbahwa negara Palestina akan menjadi semacam komunitas-komunitas Palestina yangdikelilingi Israel dari semua arah dan sisi. Dari timur dikepung Lembah Yordanyang akan berada di bawah kontrol penjajah Zionis. Di barat dikepung olehkompleks-kompleks permukiman Yahudi dan tembok pemisah rasial.

Kompleks-komplekspermukiman Yahudi ini akan dihubungkan dengan jalan-jalan protokol dari timurke barat yang memutus keterhubungan geografi komunitas-komunitas pendudukan Palestinakapan saja. Sementara itu &ldquoYerusalem Raya&rdquo akan memisahkan wilayah selatan TepiBarat dari wilayah utara.

Komunitas-komunitaspermukiman Yahudi ini akan terhubung satu dengan lainnya melalui terowongansebagaimana yang saat ini ada antara antara Iskaka Yasuf dan Salfit danantara Qalqiliya dan Habla antara Tulkarm dan Jabara.

Upaya MerusakImpian Negara Palestina

Rencana-rencanapembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat yang berturut-turut diumumkanpemerintah penjajah Zionis mengungkap bagaimana penjajah Zionis Israelmemanfaatkan jalannya perundingan yang sudah dimulai sejak lebih dariseperempat abad untuk mencegah berdirinya sebuah negara Palestina yang sudahseharusnya menjadi buah dari jalannya perundingan tersebut.

Di saatnegosiator Palesetina terlibat putaran sesi-sesi perundingan dengan harapanuntuk mendapatkan negara tersebut “Israel” bergerak paralel untukmenyelesaikan masalah solusi akhir seperti al-Quds pengungsi Palestinaperbatasan dan melipatgandakan jumlah para pemukim pendatang Yahudi dari 105ribu menjadi sekitar 750 ribu.

KetuaDepartemen Ilmu Politik Universitas Hebron Dr. Bilal Syobaki kepada PusatInformasi Palestina mengatakan bahwa apa yang terjadi di ranah Palestinasekarang ini adalah upaya untuk menerapkan satu negara selaras dengankeputusan Amerika.

Diamenambahkan Israel terus melanjutkan proyeknya yang menetapkan bahwa ruang geografiantara laut dan sungai harus ada di dalamnya satu negara bernama &ldquoIsrael&rdquo. Danapa yang terjadi sekarang adalah untuk merusak kemungkinan pendirian sebuahnegara Palestina di bagian manapun dari wilayah Palestina yang didudukipenjajah Zionis sejak tahun 1967.

Masih menurutSyobaki ada kemungkinan merusak infrastruktur institusi Otoritas Palestinayang sudah hampir runtuh. Ini terbukti dari pembicaraan pemerintah Amerikatentang kurangnya penghormatan orang Palestina terhadap dukungan finansial yangdiberikan kepada Otoritas Palestina.

Hal itu akanmendorong eksistensi Palestina menjadi hanya sekedar minoritas di dalam&ldquoIsrael&rdquo dengan kemungkinan penerapan kebijakan pemindahan atau transferorang-orang Palestina ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.Ada beragam pendapat Israel untuk solusi ini di antaranya adalah solusi bagilevel regional agar ada perluasan bagi orang-orang Palestina sampai ke Sinaidan Yordania.

Namun Syobakimelihat ada kesulitan yang menghadang pemberakuan pemindahan transfer saatsekarang ini. Utamanya adalah adanya ruang geografis regional yang bisamenampung orang-orang Palestina begitu juga orang-orang Palestina menjadilebih sadar dengan krisis pengungsian dan tidak akan mengulangnya lagi.

Namun skenarioyang paling dekat adalah bahwa Tepi Barat bersamaan dengan bejalannya waktumenjadi ruang pengusiran bagi orang-orang Palestina dengan tetapmempertahankan keberadaan Tepi Barat semacam kantong-kantong yang dikelolamelalui lembaga-lembaga pelayanan lokal non politik seperti kotamadya.

Syobakimendalilkan hal itu dengan indikasi-indikasi yang muncul selama dua tahunterakhir melalui upaya pemerintah sipil Zionis Israel untuk berkomunikasilangsung dengan orang-orang Palestina melalui halaman &ldquoseorang koordinator&rdquo.

Dia menyatakanada operasi luas untuk berkomunikasi langsung dengan orang-orang Palestinamenyelesaikan masalah mereka dan menghapus larangan keamanan. Hal inimengungkap keinginan Israel dalam berinteraksi dengan orang-orang Palestinasebagai penduduk dan minoritas dan bukan sebagai pihak politik yang diwakilioleh Otoritas Palestina atau PLO.

Perkembanganini menjelaskan bahwa Israel sejak lama mulai melangkahi Otoritas Palestina danmengeloka urusan internal Palestina secara lanngsung tanpa membutuhkan adanyaOtoritas Palestina.

Syobakimenjelaskan bahwa Israel memiliki dua eksperimen dalam mengelola wilayahPalestina. Pertama secara langsung sebagaimana yang terjadi saat sebelumberdirinya Otoritas Palestina dan kedua adalah eksperimen Otoritas Palestina.

Dia yakinIsrael akan mencari opsi kompromi dengan membiarkan lembaga-lembaga lokalPalestina mengelola masalah Palestina karena Israel tidak berkepentingandengan penyerahan masalah pendidikan kesehatan dan yang lainnya. Namunlembaga-lembaga ini tidak akan menjadi bagian dari infrastruktur negara namundi bawah&nbsp infrastruktur lembaga-lembagapelayanan selain negara dan otoritas Palestina.

Dalam hal inidia mengisyaratkan kemungkinan pengulangan model serupa untuk eksperimen GolanSuriah yang diduduki penjajah Zionis. Di sana ada lembaga-lembaga pelayananlokal yang sama sekali tidak memiliki sifat lembaga politik dan tidak memilikihubungan apapun dengan penjajah Zionis karena penduduk menolak berususandengan penjajah Zionis.

Manfaatkan SituasiInternasional dan Regional

Menurut penulisdan analis politik Samer Anabtawi apa yang direncanakan Israel dan apa yangdilakukan sekarang di Tepi Barat adalah pelaksanaan rencana proyek &ldquoAlon&rdquo.

Kepada PusatInformasi Palestina dia menegaskan bahwa tahap sekarang ini adalah tahap untukmemberangus isu Palestina. Israel sedang memanfaatkan situasi internasional danregional serta ketergesa-desaan beberapa negara Arab untuk melakukannormalisasi dengan Israel selain memanfaatkan kondisi perpecahan dankemunduran kinerja Palestina.

Dia menilai apayang terjadi sekarang ini adalah menerapkan kompromi Amerika Israel yangdisepakari sejak lama. Namun muncul ke permukaan secara jelas belakang inidalam rangka berbagi peran antara penjajah Zionis dan Amerika untukmelaksanakan &ldquoproyek penyerahan&rdquo pada bangsa Palestina.

Anabtawimengatakan rencana ini sudah dilakukan pada tahun-tahun yang lalu denganmengukuhkan isolasi Tepi Barat dari Jalur Gaza sebagai pendahuluan untukproyek perluasan Gaza dan mengusir penduduk menuju Sinai serta mendirikansebuah entitas yang mungkin bernama sebuah negara Palestina.

Adapun TepiBarat maka arah rencana penjajah Zionis jelas. Yaitu melaksanakan UU Israelatas Tepi Barat secara umum awalnya sekarang pada 60% wilayah Tepi Baratyaitu pada kompleks-kompleks permukiman yahudi dan wilayah keamanan sekitarnyaserta jalan-jalan protokol.

Sedang 40%wilayah Tepi Barat yaitu wilayah zona &ldquoa&rdquo dan sebagian wilayah zona &ldquob&rdquoditempatkan dalam kantong-kantong dengan adanya penduduk non-warga namunterikat dengan pemerintah otonomi dengan beberapa penataan dengan Yordania.

Bahkan skenarioini adalah solusi sementara bagi Israel sampai terjadi hegemohi total ataswilayah Tepi Barat dan pencalokannya secara keseluruhan setelah dilakukanlangkah-langkah yang banyak mengarah kepada migrasi sukarela akibat tekananekonomi atau berbagai faktor untuk mengurangi kepadatan penduduk secarasignifikan.

Anabtawi dalamperilaku &ldquoKoordinator Kerja Pemerintah Israel di Wilayah (Palestina)&rdquo membuktikanarah jelas penjajah Zionis untuk senuhnya mencabik-cabik isu Palestina danmerubahnya dari isu sebuah bangsa kebebasan isu politik mejadi isu kehidupanpenduduk.

Dia menjelaskanbahwa perilaku ini memiliki dua arah yang paralel. Dari satu sisi berupayamasuk dengan asimilasi sosial Palestina secara terang-terangan untukmengarahkan orang-orang Palestina secara langsung menerima solusi mendatangbagi penyelesaian masalah sehari-hari.

Dari sisi lainberusaha menempatkan Otoritas Palestina di antara dua pilihan. Menyelaraskandengan situasi ini dan menerimanya cukup dengan mengelola urusan penduduk didalam wilayah pendudukan dan terikat penuh dengan proyek Zionis tersebut ataumerusak otoritas pusat dan memperkuat otoritas semua kantong masing-masing.

Apa yang HarusDilakukan?

Gambaran gelapdan suram tentang masa depan isu Palestina terlukiskan oleh kebijakan-kebijakandan langkah-langkah Israel dan yang di belakang mereka yaitu pemerintahAmerika. Ha ini menjadikan pilihan-pilihan langkah Palestina terbatas.

Namun demikianmasih ada beberapa berkas yang memungkinkan bagi Otoritas Palestina untukdigunakan menghadapi dan menghalangi rencana-rencana penjajah Zionis. Namun inibergantung pada sejauh mana persiapan pimpinan otoritas Palestina untukmengambil langkah-langkah berani dan tidak konvensional.

KetuaDepartemen Ilmu Politik Universitas Hebron Dr. Bilal Syobaki mengatakan bahwaapa yang ada pada pimpinan PLO jauh lebih besar dari apa yang digambarkan olehpara jurubicara resmi PLO yang mengatakan bahwa &ldquoapabila Amerika tidaktransparan memimpin proses perdamaian maka kami akan mencari mediator lain.&rdquo

Dia meyakinisebagai orang Palestina harus kembali menyatukan komponen seluruh bangsaPalestina dan dalam konteks geografis dengan menunrut seluruh hak-hakPalestina yang mengembalikasi situasi kepada kondisi sebelum Oslo.

Diamenjelaskan karena Amerika dan Israel berlepas diri dari solusi dua negaralantas apa yang merugikan Palestina dengan mengumumkan terang-terangan akanmenuntut hak-haknya di dalam wilayah pendudukan tahun 1948? Kenapa kita gigihdengan pilihan wilayah 1967 padahal kita tidak mungkin mendapatkan sebgiandarinya?

Bagi merekayang melihat bahwa pilihan ini tidak realistis maka perlu diketahui bahwaapabila Israel dan masyarakat internasional tidak akan mengemblikan tanah yangdiduduki tahin 1967 atau 1948 maka lebih bijak kalau menuntut pilihan lebihbaik bagi Palestina.

Diamenambahkan &ldquoBila kita menuntut tanah 1948 dan belum terealisasi maka palingtidak kita tidak berada di jalan buntu perbatasan 1967 saat ini.&rdquo Meskipentingnya dukungan masyarakat itternasional secara diplomatik kepada isuPalestina namun tidak ada langkah politik apapun yang diambil atau langkahkonkrit untuk menghadapi langkah-langka Trump.

Sedang Anabtawimenegaskan bahwa pimpinan PLO telah membahar banyak perkas dan menyia-nyiakanwaktu untuk meyakinkan penjajah Zionis dengan memberinya sebuah negara melaluiperundingan dan memberi kesempatan kepada penjajah Zionis untuk melakukanperluasan yahudisasi dan melakukan segala hal di lapangan.

Namun diamelihat masih ada secercah harapan. Bahwa masalah ini mulai terungkap danjelas. Siap yang meyakini kemungkinan mediasi Amerika bersih sampai kepadakeyakinan bahwa ini tidak benar. Siapa yang meyakini bisa mendapatkan sesuaidengan perundingan maka ini masih tidak mungkin.

Karena ituhanya ada satu jalan bagi bangsa Palestina. Yaitu persatuan nasionalmenyeluruh mengakhiri perpecahan dan membangun front internal terlebih bangsaPalestina yang teguh dan komitmen dengan haknya ini membutuhkan pimpinanbersatu yang memelihara kepentingan nasional dan menyiapkan bangsa Palestinauntuk yang akan datang.

Dia jugamenyerukan untuk membangun kembali aliansi internasional yang didasarkan kepadasikap pada isu Palestina dan mengambil pelajaran dari apa yang terjadi dikawasan regional berupa kemunduran kontrol Amerika pada tingkat global danmunculnya banyak kekuatan sentral di dunia.

Dia memintadirumuskan kembali program nasional mengembalikan hubungan dengan penjajahZionis ke frame awal. Yaitu: &ldquosebuah bangsa di bawah penjajahan yang inginbebas&rdquo dan pergi ke forum-forum internasional secara paralel dan bersatu.(was/pip)

Tautan Pendek:

Copied