Pada hari Jum&rsquoat15 Desember 2017 Mohamed naik ke dinding penahan yang tingginya lebih dari tigameter untuk memantau pergerakan para serdadu penjajah Zionis. Tapi ada seorangserdadu Zionis di bawah dan sedang mengamati pergerakan bocah berusia 15 tahun tersebutyang langsung melesakkan tembakan hingga merobek wajahnya sampai si bocahterbang dari atas tembok dan jatuh membentur tanah.
Kepada PusatInformasi Palestina ibu korban mengatakan &ldquoSaat itu saya sedang shalat di dalamrumah. Tiba-tiba putri saya berteriak bahwa Mohamed terluka. Dia jatuh daripagar rumah. Bantuan kejut tak banyak membantu kecuali teriakan anak muda. Sayaagak tenang karena peluru yang mengenai adalah peluru karet dan bukan pelurutajam.&rdquo
Dengan perasaansakit dan linangan air mata ibu Mohamed Tamimi (15) asal desa Nabi Shaleh diutara Ramallah ini menurutkan &ldquoMelalui melalui sinar x diketahui bahwa pelurukaret telah menembus kepala Mohamed dari atas telinga kiri dan bersarang didalam tengkorak di dekat otak tanpa berdampak langsung pada otaknya. Para doktermembutuhkan beberapa waktu untuk mengeluarkannya.”
Mengenai kondisikesehatannya sekarang dia menceritakan &ldquoMohamed kondisinya masih tak sadarkandiri. Masih dibantu dengan alat pernafasan dan terbaring di kamar ICU. Tidak bisadipastikan kondisi kesehatannya kecuali setelah siuman dari komanya akibatpendarahan yang terjadi padanya dia menghirup banyak darah yang menyebabkandia menderita pneumonia.
MenargetAnak-anak
Menurut AliTamimi remaja Palestina yang meyaksikan peristiwa penembakan terhadap MohamedTamimi para serdadu penjajah Zionis sengaja menembaknya dari jarak dekat. Dia menambahkan&ldquoKami sampai tertegun karena banyaknya darah yang keluar dari Mohamed. Kamimenariknya sambil berlari ke tengah desa.&rdquo
Dia melanjutkan&ldquoIsrael tidak cukup hanya melukai Mohamed. Beberapa hari kemudian merekamenangkap sepupunya si bocah pirang Ahed Tamimi dan keluarganya sebagai balasdendam terhadap keluarga yang menolak peninsasan penjajah Zionis dan selaluikut dalam pawai damai pekanan di desa Nabu Shaleh.
DeritaBerkelanjutan
Ibu Mohamedmenegaskan bahwa anaknya pernah ditahan penjajah Zionis dan dibebaskan. Diamendekam di penjara Zionis pada usia 13 tahun. Dia juga terluka tembak lebihdari sekali dalam konfrontasi melawan pasukan penjajah Zionis yang terjadi didesa Nabi Shaleh.
Dia menambahkan&ldquoSejak deklarasi Trump yang mengakui al-Quds sebagai ibukota entitas penjajahZionis hampir seteiap hari terjadi konfrontasi dengan pasukan penjajah Zionis.Para serdadu penajjah Zionis mendirikan pos militer di gerbang desa dengandalih untuk memeriksa identitas para pemuda sebagai alasan untuk menangkapsiapa saja yang diinginkan. Ketegangan senantiasa terjadi.&rdquo
Sejak deklarasiTrump yang mengakui al-Quds sebagai ibukota Israel telah gugur 15 pemudaPalestina dan lebih dari 3 ribu terluka di Tepi Barat al-Quds dan Jalur Gazaselama pawai dan demonstrasi yang memprotes keputusan Amerika tersebut.(was/pip)