Kepala BiroPolitik Gerakan Perlawanan Palestina Hamas menegaskan tidak ada yang namanyamenegosiasikan al-Quds atau melepaskannya atau menerima pembagian baik di atasbumi Palestina atau di bawahnya. Hal tersebut disampaikan Haniyah dalam seminarilmiah al-Quds yang ke-11 di kota Gaza Sabtu (23/12/2017) dengan mengangkattema: Dimensi Startefis Isu al-Quds dan Mekanisme Membangkitkan Umat untukMembelanya.
Dia mengatakan&ldquoAl-Quds semuanya adalah milik kami. Tidak seorang pun boleh menegosiasikannyaatau melepaskannya atau mengabaikannya. Rakyat dan bangsa kami tidak akanmengizinkan itu.&rdquo Dia menegaskan bahwa apa yang terjadi membuktikan bahwabangsa Palestina dalam perlawanannya adalah untuk menjatuhkan keputusan Amerikayang mengakui al-Quds sebagai ibukota penjajah Zionis. Bangsa Palestinabertekad untuk melakukan pertempuran ini sampai akhir.
Haniyahmenyerukan untuk melakukan peralihan bertranspormasi dari fiqih kesusahankepada fiqih kesehatan politik (min fiqhil mihnah ila fiqhil afiyatis siyasiyah).&ldquoKita tidak ingin terus menangis di atas reruntuhan al-Quds atau Yerusalem danapa yang terpapar padanya. Akan tapi kita harus membangun strategi untuk menciptakankemenangan dan generasi pembebasan.”
Dia menyatakanbahwa awal kemenangan adalah kabar gembira bangkit dan bersiap untuk memikulbeban konsekuensi fase ini. Dia menjelaskan bahwa keputusan Amerika yangmengakui al-Quds sebagai ibukota penjajah Zionis mengandung bahaya nyata padaal-Quds dan isu Palestina.
Haniyahmenyatakan bahwa rakyat Palestina dan bangsa ini akan melampaui situasi iniyang tadinya hanya merekam peristiwa menjadi membut dan menciptakan peristiwamembangun strategi nafas panjang untuk menjatuhan konspirasi yang direncanakanAmerika.
Dia kembalimenegaskan &ldquoTrump tidak memiliki al-Quds sehingga dia tidak layak untukmenghadiahkannya kepada Israel. Israel tidak berhak atas hadiah ini. Tidak yangnamanya Israel sehingga memiliki sebuah negara.&rdquo
Haniyahmenegaskan harus ada sikap strategi dan kerja resmi pemerintah Palestina dalammenghadapi pemerintahan Amerika ini dengan baik. Namun dia menyayangkantindakan untuk menghadapi ini masih dalam kerangka proses perdamaian danmencari mediator baru dan pihak-pihak baru. Dia menegaskan &ldquoSaya tidak yakintindakan ini bisa sampai pada tingkat konfrontasi.&rdquo
Kaena ituHaniyah menyerukan kepada Otoritas Palestina untuk melakukan peninjauanmenyeluruh dan komprehensi terhadap jalannya perundingan dan secara jelasmengumumkan berakhirnya &ldquoperjanjian Oslo&rdquo.
MenurutnyaOtoritas Palestina hari ini dituntut untuk mengambil sikap yang jelasekspresif dan tegas tidak kabur. Dia menyerukan untuk menata internal Palestinajuga membebaskan tangan perlawanan dan intifadhah agar meledak dengan kuat dimuka penjajah Zionis terutama di Tepi Barat dan al-Quds.
Haniyahmenegaskan bahwa keputusan Trump selamanya tidak akan mulus. &ldquoKami memiliki banyaksimpanan strategi yang mampu menjatuhkan keputusan ini. Kedutaan Trump di TelAviv adalah musuh kami dan musuh bagi kedaulatan Palestina.&rdquo (was/pip)