Jum&rsquoat (8/12/2017) 4 warga Palestinagugur dan lebih dari 1100 lainnya terluka dalam konfrontasi yang terjadi dilebih dari 38 titik di Tepi Barat dan Jalur Gaza mengawali hari kedua &ldquoIntifadhahKebebasan al-Quds&rdquo melawan keputusan Presiden Amerika Donlad Trump yangmengakui kota suci al-Quds sebagai ibukota bagi penjajah Zionis Israel. Situasisemakin eskalatif di tengah-tengah gelombang para pemuda Palestina yangbergerak menuju titik-titik sentuh dengan penjajah Zionis.
Para pengamat dan analis politiktelah memprediksi intifadhah rakyat akan terus meningkat menyusul keputusanTrump tersebut. Bahkan faksi-faksi Palestina menyerukan pada hari Jum&rsquoat itusebagai hari Jum&rsquoat marah. Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam HamasIsmail Haniyah meminta agar dikobarkan api intifadhah Palestina baru dankomprehensi melawan penjajah Zionis.
Reaksi Alami
Analis politik ShalahuddinAwawidah Hani Bassus dan Aiman Rafati sepakat bahwa kemarahan sengit rakyat iniadalah reaksi alami akibat perasaan penindasan politik dari penjajah Zionis dandari sekutunya Amerika Serikat yang mengungkap kebijakannya yang bias memihakkepada penjajah Zionis.
Rafati menilai konsekuensigelombang rakyat ini akan berbahaya bagi penjajah Zionis apabila aksi iniberkembang menjadi aksi perlawanan terorganisir yang didukung oleh semuakalangan Palestina. Sementara itu Awawidah menilai gelombang ini biladitakdirkan untuk terus berlanjut maka tidak diragukan lagi akan menjadikesempatan terakhir bagi orang-orang Palestina dan kaum muslimin secara umumuntuk melindungi al-Quds dan masjid al-Aqsha. Dan ini bukan hanya sekedarslogan saja.  
Akademisi Hani Bassus memprediksiintifadhah ini akan berkembang dengan segala bentuknya. Keputusan Amerikamerupakan serangan terhadap al-Quds Palestina dan umat Islam. &ldquoBahkan itumerupakan deklarasi perang terhadap rakyat Palestina&rdquo ungkapnya.
Perkembangan Intifadhah
Awawidah menilai perkembanganintifadhah diharapkan tidak berhadapan dengan kekuatan-kekuatan lokal danregional. Menurutnya penjajah Zionis dan para pemukim Israel tidak bisa hidupdi tengah-tengah rakyat yang melakukan intifadhah.
Dia mengatakan &ldquoPermukiman-permukimanYahudi kosong dari para pemukim Yahudi pada saat intifadhah-intifadhahberlangsung berubah menjadi barak-barak militer dan area perang. Hal ini yangmemaksa penjajah Zionis menarik para pemukimnya dari Jalur Gaza dan daribeberapa permukiman Yahudi di Tepi Barat. Ini juga berlaku pada al-Quds dansemua wilayah di Tepi Barat.&rdquo
Sementara itu Rafati menegaskanbahwa perkembangan gelombang rakyat ini secara mendasar tergantung dengan TepiBarat dan seberapa kuat interaksi orang-orang Palestina dengan gelombang ini. KarenaTepi Barat merupakan ancaman keamanan bagi penjajah Zionis. Satu aksi yangterkendali di dalam kota-kota yang diduduki penjajah Zionis akan memiliki resonansikobaran besar bagi semangat kerja perlawanan pada orang-orang Palestina.
Dia menambahkan &ldquoGelombang inibisa berkembang menjadi intifadhah yang sengit pada saaat semua kekuatan Palestinayang ada ikut terlibat tanpa dimodifikasi satu kekuatan. Intifadhah yangmewakili semua komponen Palestina dan dalam bentuk intifadhah rakyat dannasional.&rdquo
Jaminan Kelangsungan
Hani Bassus menilai bahwa dukunganinternasional dunia Islam dan Arab kepada gelombang rakyat Palestina ini menjadiporos penting bagi kelangsungan intifadhah ini. Hal ini ditegaskan Awawidahbahwa kakikat keputusan berlanjutnya intifadhah dan keputusan nasib al-Quds danmasjid al-Aqsha pada di tangan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas.
&ldquoBila dia dia berkeras terusbertindak represif terhadap rakyat Palestina maka dia akan menghadapipemberontakan dan revolusi rakyat yang melawan dia atau dia harus menyerahmenghadapi rakyat Palestina dan perjuangannya. Rakyat Palestina dan masyarakatumat Islam yang ada di belakangnya mampu untuk menghancurkan gunung danmenghancurkan entitas penjajah Zionis beserta mereka yang ada di belakangnya&rdquoimbuhnya.  
Rafati menyatakan bahwa rahasiakelangsungan itifadhah ini terletak pada dimensi nasional dan perasaan individuakan kelemahan sitem politik Palestina pasca Oslo yang telah merubah persoalan Palestinahanya sebagai persoalan hidup semata.
Awawidah kembali menegaskan bahwagelombang rakyat ini membutuhkan persatuan nasional. Itu yang pertama. Berikutnyagelombang ini membutuhkan kepimpinanan Palestina yang bijaksana tidak membesar-besarnyahal kecil dan tidak berpetualang tanpa petunjuk. Tujuan-tujuannya harusdibatasi dengan al-Quds dan permukiman-permukiman Yahudi. Berusaha menghimpunpara pendukung dan menjauhi menciptakan musuh baru bagi bangsa Palestina.
&ldquoPembebasan Palestina danmelenyapkan penjajah (Zionis) secara final bukanlah apa yang dilakukanintifadhah. Namun orang-orang Palestina harus menyepakati tujuan-tujuan dansarana. Bekerja bersama-sama untuk mewujudkannya. Tidak berpecah belah dansaling berselisih&rdquo imbuhnya. (was/pip)