Situsberita intelijen Zionis &ldquoWalla&rdquo menyebutkan bahwa parlemen Zionis Knessetpekan depan akan menyetujui &ldquoUU Yerusalem Bersatu&rdquo (al-Quds).
Wallamengatakan Rabu (6/12/2017) bahwa dilatarbelakangi badai seputar keputusanTrump yang mengakui al-Quds sebagai ibukota &ldquoIsrael&rdquo diprediksi &ldquoUU YerusalemBersatu&rdquo diajukan untuk dilakukan pembahasan tingkat kedua dan ketiga dalamsidang penuh Knesset pada hari Senin pekan depan.
UUini menyebutkan apapun perubahan dalam status kota al-Quds (Yerusalem) ataupemindahan lahan sana akan membutuhkan mayoritas khusus dari 80 anggotaKnesset. Hal ini akan menyulitkan setiap perdana menteri Israel untuk melakukanperundingan yang akan datang seputar kota al-Quds.
Situsintelijen Zionis ini menyatakan bahwa keputusan Knesset bisa menambah ketengahpolitik menambah sulit dan menutup setiap cakrawala untuk penyelesaian politikantara Israel dan Palestina.
Wallamenjelaskan pada esensinya UU ini menciptakan front politik yang hampir tidakmungkin bagi perdana menteri Israel menginginkan perundingan dengan Palestinaterkait dengan status al-Quds dan mencegah secara efektif kemungkinanperundingan pada kota al-Quds.
AdalahMenteri Pendidikan Israel Naftali Bennett yang juga pemimpin Partai RumahYahudi telah mengajukan UU ini pada pertengahan Juni lalu beberapa pekansetelah kunjungan pertama Donald Trump ke Israel dalam rangka &ldquolangkahstrategis&rdquo yang bertujuan untuk memperkuat Netanyahu dalam perubahan politikdan pengokohan al-Quds sehingga tidak mungkin bisa dibagi selamanya. (was/pip)