PM MalaysiaNajib Abdul Razak menegaskan penolakan keras pemerintahannya terkait keputusanWashington mengakui al-Quds sebagai ibukota bagi &ldquoIsrael&rdquo.
Dalam pidatonyadi hadapan anggota partai UMNO Kamis (7/12) Abdul Razak menegaskan taka da satupunNegara Islam di dunia yang menerima keputusan Amerika mengakui al-Quds sebagaiibukota bagi &ldquoIsrael&rdquo.
Selamanya kami menolakkeras mengakui al-Quds sebagai ibukota Israel ungkapnya yang disambut tepuktangan delegasi Palestina dan para hadirin.
PM menyeru parapetinggi partai koalisi dan segenap pimpinan kaum muslimin dimanapun untukmelakukan penolakan dan kecaman terhadap keputusan ini.
Menurutnya inimerupakan perjuangan yang harus dilakukan setiap muslim tak hanya di Malaysiamelainkan di segenap penjuru dunia.
Amerika harusmengevaluasi keputusannya terkait al-Quds.
Sementara itupihak Kemlu Malaysia dalam rilisnya mengatakan deklarasi Amerika mengakhirisemua upaya terkait bangsa Palestina.
Keputusan Amerikatak hanya berdampak negative bagi stabilitas di kawasan tetapi akan memicukemarahan dan menghambat upaya penanggulangan terorisme dan ekstrimisme.
Malaysia menegaskanbahwa al-Quds merupakan poros perjuangan bangsa Palestina dan meminta segenap Negaraanggota PBB untuk tidak mengakui perubahan perbatasan tahun 1967 dan al-Quds.
Kemlu menjelaskanlangkah apapun terkait pengakuan al-Quds sebagai ibukota Israel merupakanpelanggaran bukan hanya terhadap Arab dan kaum muslimin tetapi jugapelanggaran HAM terhadap hak-hak kaum muslimin dan Kristen.
Keputusan Amerikamelanggar hak-hak rakyat Palestina dan resolusi dewan keamanan PBB nomor 252267 465476478 dan resolusi 2334 (2016).
Ditambahkannya bahwapengakuan al-Quds sebagai ibukota Israel tak berdasar kepada realitas tetapijustru dukungan kepada politik Israel dan pelanggaran hukum internasional.(mq/pip)