Pada hari Rabu (6/12) semua provinsi di Palestina melakukan aksi pawaidan kegiatan yang mengecam niat Presiden AS Donald Trump mengakui Al-Quds sebagai ibu kota negara Israeldengan memindahkan kedubesnya di Tel Aviv ke Al-Quds dalam pidatonya yangdijadwalkan pada malam hari tadi.
Departemen Pendidikan dan Pengajaran Tinggi menyelenggarakan acaradi semua sekolah di setiap distrik untuk berpartisipasi dalam membahas sikappemerintah Amerika dan dampaknya terhadap masa depan Palestina. Selain untukmendidik siswa tentang masalah ini.
Dalam kegiatan yang diberi nama “Hari Kemarahan Palestina” sekolahkhusus perempuan Yasser Arafat melakukan aksi demonstrasi menolak keputusanAmerika mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel. Aksi ini diikuti kepaladaerah Gubernur Nablus Akram Rajoub Direktur Pendidikan Nablus Azmi Balounadan sejumlah perwakilan rakyat maupun pemerintah.
Keputusan Amerika untuk mengakui Al-Quds sebagai Israel sama sekalitidak dapat diterima disamping memaksakan realitas geopolitik baru di wilayahini” kata Rajoub.
Semua orang paham bahwa Presiden AS Donald Trump mendukung kebijakan Israel.Bangsa Palestina memiliki tekad untuk menghadapi Israel dan menolak semuaproyek dan keputusannya.
Gaza dan Rafah
Pusat Informasi Palestina melaporkan ribuan warga dari sejumlah kotadan kamp pengungsian di Jalur Gaza dan Rafah ikut dalam aksi demonstrasi besar-besarandi kota tersebut.
Ribuan warga dari berbagai kelas masyarakat berkumpul baik dari kalanganmahasiswa akedemisi kanak-kanak perwakilan keamanan nasional Islam dannasional berkumpul di Lapangan Tentara di sebelah barat Kota Gaza. Meski hujanmengguyur mereka tetap datang untuk menunjukan kemarahan mereka terhadapkeputusan Amerika.
Para demonstran berbaris melawan kebijakan Amerika terhadap Israel. Merekameneriakan yel-yel dengan mengatakan “Dengan darah dan jiwa kamipersembahkan untukmu Al-Aqsha&rdquo dengan darah dan jiwa kami persembahkan untukmuAl-Quds. “Al-Quds ibu kota abadi Palestina .. Al-Quds adalah Arab dan Islam.. “Katanya. (asy/PIP)
