25 mantan duta besar Israel dan tokoh akademisi serta aktivis perdamaiandi entitas Israel mengungkapkan penolakanya terhadap pengakuan Amerika yangsangat mengejutkan tentang perpindahan Ibu Kota Israel ke Al-Quds.
Pernyataan ini dikirimkanya kepada Delegasi Amerika untuk urusan TimurTengah Jason Greenblatt sebagaimana dikutif media-media Israel Rabu ini.
Surat tersebut dikeluarkan oleh Political Action Group sebuahorganisasi yang dipimpin Ron Fundak yang tergabung di dalamnya sejmlah mantandiplomat Israel termasuk Ilan Barukh Alon Liel dan Eli Bar Navi. Demikianjuga denganJacobson Danny Bartal Galia Golan Menachem Klein Isaac Schnell dan aktivisperdamaian lainnya.
&ldquoKami sangat prihatin dengan laporan bahwa Presiden (Donald) Trumpsecara serius untuk mengumumkan pengakuan sepihak Al-Quds sebagai ibu kotaIsrael … Status Al-Quds sebagai tempat suci bagi tiga agama merupakan intikonflik” kata surat tersebut. Harusnya diselesaikan secara damai&rdquo. menurutmereka.
Dalam hal ini Amerika Serikat tidak pernah mengabaikan fakta Al-Quds adalahrumah bagi dua kelompok nasional … Pernyataan presiden Trum yang akanmengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel telah mengabaikan aspirasi Palestinamengenai masalah ini. dan tentu kebijakan ini akan memperdalam ketidaksetaraanantara kedua belah pihak dan membahayakan prospek perdamaian selama beberapagenerasi.
Perlu dicatat Al-Quds adalah kota Palestina yang diduduki sejak tahun1948. Sementara itu datang kemudian dan mencoba untuk meyahudikan kotatersebut dan mengubah realitas demografis serta identitas kearabanya.
Pada Selasa malam (5-12) Presiden AS Donald Trump secara resmimenginformasikan kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan pemimpinArab lainnya bahwa dia bermaksud untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di TelAviv ke Yerusalem sehubungan dengan pengakuan entitas Zionis sebagai ibu kotaentitas Zionis. Trump telah menantang resolusi PBB dan memancing kemarahanrakyat Palestina atas keputusan tersebut. (asy/PIP)