KepalaDepartemen Peta di &ldquoBaitus Syarq&rdquo Khalil Tafkaji menegaskan bahwa keputusanpenjajah Zionis menyetujui pemisahan kamp pengungsi Palestina Shafaat dan KaferAqib dari al-Quds adalah dalam rangka melaksanakan proyek Zionis yang bertujuanuntuk mendapatkan mayoritas Yahudi dan minoritas Palestina di al-Qudstujuannya adalah untuk melaksanakan proyek Zionis bernama &ldquoYerusalem Raya&rdquo.
Dalamwawancara dengan Pusat Informasi Palestina pakar masalah permukiman Yahudi inimenjelaskan bahwa untuk mewujudkan tujuan itu adalah dengan cara mengeluarkankomunitas-komunitas Palestina yang padat penduduk dan berjumlah besar darial-Quds. Pemisahan kamp pengungsi Shafaat dan Kafer Aqib adalah tahap awalsetelah serangkaian keputusan yang diambil di mada mendatang dengan mengeluarkankominitas-komunitas Palestina lainnya yang sebagiannya hari ini berada dibelakang tembok pemisah rasial di daerah Izariyah Abu Deis dan Betjalakemudian akan digabungkan sejumlah kompleks permukiman Yahudi ke wilayahal-Quds dalam waktu dekat.
Tafkajimenambahkan bahwa pembersihan etnis yang terjadi di Jabal Albaba dan terhadapbadui di pedalaman al-Quds dan Lembah Yordan adalah bagian dari rencana ini. Iniartinya bahwa pimpinan ZIonis telah mengambil keputusan strategis yang pentingdan sensitif terhadap isu &ldquoUU Dasar Yerusalem&rdquo dengan melakukan perubahanperbatasan dengan Tepi Barat dengan mengurangi perbatasan guna mendorong danmengusir komunitas-komunitas Palestina dan menggabungkan kompleks-komplekspermukiman Yahudi yang besar serta mengakhiri isu al-Quds dari dua sisigeografi dan demografi.
Hal itumengindikasikan adanya kecenderungan dari penjajah Zionis untuk memperlakukanwarga Palestina di al-Quds yang tidak memiliki KTP biru di masa yang akandatang sebagai penduduk tanpa hak. Yakni mereka hanya memiliki hak untuk lewatsaja tanpa ada hak jaminan kesehatan dan tanah air dan mereka didorong untukmeninggalkan kota al-Quds sesuai kebijakan pengusiran mandiri dari kotaal-Quds.
Proyekini bukan hanya akan menarget 150 ribu warga al-Quds yang tinggal di kamppengungsi Shafaat dan Kafer Aqib saja. Karena PM Zionis Benjamin Netanyahutelah mengatakan akan mengeluarkan lebih dari 200 ribu warga al-Quds untukmewujudkan mayoritas mutlak demografi Yahudi di al-Quds yang saat ini jumlahpenduduknya sekitar 780 ribu jiwa 38% di antaranya adalah warga Palestina.
Dia menyatakanbahwa jumlah pemukim pendatang Yahudi di al-Quds timur mencapai 220 ribupemukim mereka tinggal di 15 kompleks permukiman Yahudi di dalam perbatasanpemerintah kota Zionis di al-Quds. Sedianya 3 kompleks permukiman akandigabung ke dalam proyek &ldquoYerusalem Raya&rdquo. Ketiga permukiman tersebut adalah Ma&rsquoaleAdomim Kafer Etzion dan Gifaat Zeev yang total jumlah penduduknya 160 ribujiwa.
KhalilTafkaji menyatakan bahwa jumlah pemukim Yahudi di al-Quds timur akan bertambahdalam tiga tahun mendatang sampai 20% melalui kebijakan-kebijakan permukimandan serangkaian proyek permukiman besar yang telah diumumkan sejak presidenAmerika Donald Trump masuk Gedung Putih.
SebelumnyaKomisi Legislasi Zionis pada hari Selasa (28/11/2017) menyetujui perubahan &ldquoUndang-undangDasar Yerusalem&rdquo yang mengizinkan pemisahan kamp pengungsi Shafaat dan KaferAqib dari al-Quds sebelum dilakukan voting di Knesset untuk sesi kedua danketiga.
Menurutmedia Zionis sebanyak 9 anggota Knesset telah mendukung usulan UU inisementara itu sebanyak 7 anggota Kneeset menentangnya.
PerubahanUU yang didorong oleh Menteri Naftali Bennett dan Zeev Elkin ini mengizinkankepada pemerintah untuk memindahkan kamp pengungsi Palestina Hafaat dan KaferAqib yang terletak di belakang tembok pemisah rasial namun berada di bawahpemerintah kota Zionis di al-Quds ke sebuah dewan daerah baru yang dibentukuntuk kedua kamp tersebut.
KorespondenPusat Informasi Palestina menyebutkan langkah ini bertujuan untuk memperkecilprosentasi penduduk Palestina di al-Quds (Yerusalem) dan merubah karakterdemografi al-Quds sebagai bagian dari upaya untuk melakukan yahudisasi kotaal-Quds.
Sekitar140 ribu warga Palestina tinggal di kamp pengungsi Shafaat dan Kafer Aqib. Mayoritasmereka tidak memiliki KTP biru (tidak diakui pemerintah kota Zionis di al-Quds).Akibat pemisahan ini maka pemerintah kota penjajah Zionis dan polisi penjajahZionis tidak lagi memberikan pelayanan apapun kepada penduduk di kedua kamptersebut. (was/pip)