UniEropa menyatakan niatnya untuk mengirim kembali misi diplomatik tingkat tinggike kawasan Arab dengan tujuan untuk membahas masalah penempatan para pemantauUni Eropa di gerbang perlintasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir.
JuruBicara Uni Eropa Shadi Othman mengatakan bahwa sejak beberapa pekan terakhir UniEropa terus melakukan komunikasi di antaranya kunjungan pendahuluan dengantujuan untuk menelaah cara mendorong ke depan upaya rekonsiliasi dan membahasmasalah keberadaan misi para pemantau Eropa di gerbang Rafah.
Othmanmenyatakan bahwa kunjungan misidiplomatik Eropa ini dijadwalkan akan fokus padamencari mekanisme dan cara mendukung dan mengembalikan penempatan para pemantauEropa di gerbang Rafah melalui serangkaian pertemuan yang dilakukan delegasi denganOtoritas Palestina pemerintah penjajah Zionis dan Mesir.
Dia menyebutkanbahwa delegasi diplomatik ini hanya akan membatasi tugasnya untuk memudahkanpergerakan di perlintasan khususnya gerbang Rafah. Dia menegaskan kesiapan UniEropa untuk menempatkan kembali para pemantaunya di perlintasan-perlintasan Palestinadi Jalur Gaza berdasarkan &ldquoperjanjian perlintasan&rdquo yang ditandatangani tahun2005.
&ldquoMasalahini tergantung dengan permintaan dan kesepakatan dengan semua pihak&rdquo imbuhnya.Perjanjian perlintasan yang ditantangani Otoritas Palestina dengan Israel pada15 November 2015 menyatakan agar gerbang Rafah dioperasikan dengan adanya parapemantau Eropa dan kamera pemantau Israel.
Pada12 Oktober 2017 lalu Gerakan Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan yangdisponsori Mesir di Kairo. Kesepakatan ini memungkinkan pemerintah konsensusnasional menerima penyerahan tugas dan fungsinya secara penuh di Jalur Gaza. Secarakonkrit masalah ini sudah dimulai dengan penyerahan perlintasan-perlintasanJalur Gaza pada awal November lalu. Sementara itu pemerintah dinilai tidakkomitmen dengan janjinya karena gerbang perlintasan yang seharusnya sudahberoperasi pada 5 November lalu smapai sekarang belum beroperasi. (was/pip)
