EmirKuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah dan Presiden Otoritas PalestinaMahmud Abbas pada hari Ahad (12/11/2017) membuka konferensi internasional diKuwait tentang pelanggaran penjajah Zionis Israel terhadap anak-anak Palestina.
Konferensiini diselenggarakan selama dua hari dengan tema: Konferensi Internasionaltentang Penderitaan Anak Palestina dalam Bayang-bayang Pelanggaran Israel&rdquo. Konferensiini diselenggarakan oleh Sekretarian Jenderal Liga Arab bekerjasama danberkoordinasi dengan Kementrian Urusan Sosial  dan Pekerjaan Kuwait.
Konferensiini diikuti oleh para meneteri urusan sosial para ketua lembaga anak dinegara-negara Arab para ketu organisasi dan lembaga regional dan internasionalyang konsen pada isu anak-anak selain itu juga diikuti oleh para anggotakomisi hak-hak anak di PBB sejumlah tokoh penting di tingkat Arab daninternasional di bidang pembelaan dan perlindungan hak-hak anak Palestina.
Di hadapanpara peserta konferensi Abbas menegaskan bahwa anak-anak Palestina merekaadalah korban yang paling terkena dampak di antara rakyat Palestina akibatpelanggaran penjajah ZIonis Israel.
Baru-baruini PBB mengumumkan bahwa jumlah anak Palestina yang mendekam di dalam penjarapenjajah Zionis saat ini mencapai 500 anak. PBB mengungkapkan kekhawatirannyaterhadap situasi dan kondisi anak-anak tersebut.
Sementaraitu Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menyebut anak-anakPalestina bahwa mereka masih menjadi “angka yang sulit” dalamkonfrontasi melawan penjajah Israel.
AboulGheit meminta agar dilakukan pengembangan mekanisme tuntutan akubtabilitas danpertanggungjawaban pada otoritas penjajah Zionis atas pelanggaran-pelanggaranyang dilakukan terhadap anak-anak Palestina. Dia juga meminta ada perlindunganinternasional terhadap anak-anak Palestina tersebut.
Dia mengatakan&ldquoProsentase anak-anak Palestina mencapai 47% dari total masyarakat Palestina. Iniartinya bahwa penderitaan mereka akan mendampak kepada masyarakat Palestina ketikamereka sudah besar.&rdquo
Dia menambahkan&ldquoMeski kondisi sulit yang dialami anak-anak Palestina namun mereka mampumenjadi angka penting dalam perimbangan konflik dengan proyek penjajah setelahtangan-tangan mereka yang hanya mampu menggenggam batu meledakkan intifadhahmelawan penjajah. Sebagian mereka hitup dan lahir di kamp-kamp pengungsi yangmerasakan pahitnya kehilangan orang-orang yang dicintai dan keluarga. Sebagian merekamenyaksikan rumahnya dihancurkan buldoser-buldoser penjajah sebagian mereka tidakbisa ke sekolah akibat larangan aktivitas sebagian mereka dirampas hidupnya olehpeluru-peluru pengecut penjajah.&rdquo
Berdasarkandata dari gerakan internasional untuk membela anak-anak sejak tahun hinggaakhir tahun 2016 telah gugur sebanyak 2012 anak Palestina akibat kejahatan yangdilakukan pasukan penjajah Zionis dan para pemukim Yahudi di Jalur Gaza TepiBarat dan termasuk di al-Quds.
Konferensiini digelar dengan tujuan untuk menyoroti tragedi tidak manusiawi yang dialamianak-anak Palestina dalam bayang-bayang pelanggaran penjajah Zionis terhadapperjanjian hak-hak anak dan semua pelanggaran yang dilakukan pasukan penjajahZionis terhadap anak Palestina setiap hari tantangan dan hambatan yangdihadapi anak-anak Palestina secara khusus yang berada di dalam tahanan-tahananIsrael juga menyoroti pelanggaran penjajah Zionis yang menjadikan anak-anak Palestinasebagai tawanan yang bertentangan dengan konvensi internasional hukuminternasional dan kemanusiaan dan perjanjian-perjanjian internasional tentanghak-hak anak.
Konferensimembahas realita pendidikan kesehatan dan kejiwaan anak Palestina di bawahkonvensi hak-hak anak internasional membahas pelanggaran-pelanggaran penjajahZionis terhadap hak anak Palestina peran organisasi masyarakat sipil dalammendukung dan menghormati hak-hak anak Palestina di samping situasipendidikan kesehatan dan kehiwaan anak-anak tawanan Palestina yang memburuk dipenjara-penjara Zionis.
Konferensijuga membahas mekanisme yang dibutuhkan untuk menyediakan perlindungan hukumbagi anak Palestina pemberdayaan pendidikan kejiwaan wawasan anak-anak Palestinadi tengah-tengah penjajahan yang ada. Juga membahas tantangan yang dihadapimasyarakat Palestina untuk mewujudkan keamanan dan perdamaian. Konferensi jugaakan memaparkan kesaksian-kesaksian hidup anak-anak Palestina. (was/pip)